Sistem Pengendali Banjir di Kabupaten Bekasi Terlalu Lama Diabaikan
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, semakin rentan dilanda banjir. Pendangkalan aliran sungai dan rapuhnya tanggul penahan air luput dari perhatian pemerintah.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dany
·2 menit baca
Rapuhnya tanggul penahan air dan pendangkalan Sungai Citarum terlalu lama diabaikan. Dua hal ini menjadi penyebab banjir di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, di antara rentetan faktor lain. Berkali-kali banjir melanda, tetapi langkah yang dilakukan pemerintah baru sebatas penanggulangan sementara. Bukan tidak mungkin bencana serupa masih bisa mengancam wilayah di timur Jakarta ini.
Kabupaten Bekasi menjadi salah satu daerah paling sering dilanda banjir di Jabodetabek sejak awal tahun. Pada 25 Februari 2020 lalu, sebanyak 10.000 keluarga terimbas bencana hidrometeorologi itu.
Sejauh ini, kecamatan yang paling terdampak berada di wilayah Bekasi bagian utara, seperti Muara Gembong, Sukawangi, dan Cabangbungin. Ketinggian air di beberapa wilayah itu mulai dari 20 cm sampai 40 cm.
Luapan Sungai Citarum menjebol tanggul hingga menerjang permukiman warga Muara Gembong. Penyebabnya tidak hanya tinggi debit air sejak dari hulu. ”Terjadi pendangakalan muara sungai dari anak Sungai Citarum di Muara Gembong karena sedimentasi dan ada beberapa titik tanggul yang rendah dan tanahnya rentan longsor,” ujar Yusup Maulana (36), warga Muara Gembong, Jumat (28/2/2020).
Setidaknya ada 12 titik tanggul yang rendah dan rawan longsong di tiga desa, yaitu Pantai Bakti, Pantai Bahagia, dan Pantai Sederhana. Adapun tanggul masih berupa tanah urukan dan diturap dengan pagar dari batu. Tinggi turap sekitar 2,5 meter.
Sementara itu, sedimentasi Sungai Citarum di Muara Gembong berupa endapan pasir. Sedimentasi itu belum pernah ditangani atau dikeruk oleh pihak berwenang. ”Belum pernah ada pengerukan, baik dari Pemkab Bekasi, Provinsi Jawa Barat, maupun pemerintah pusat,” katanya.
Selama ini, sebagai langkah antisipasi banjir, warga bersama perangkat desa hingga kecamatan melakukan goloran atau kerja bakti perbaikan tanggul dan pembersihan saluran air persawahan. Tanggul diperbaiki dengan penurapan menggunakan karung berisi tanah.
Upaya penanggulangan banjir yang tengah berlangsung berupa perbaikan sementara tanggul-tanggul yang jebol. Pada bagian yang jebol dipasang anyaman bambu untuk penguatan sebelum diturap dengan karung berisi tanah.
Satibi (37), warga Pantai Bakti, berharap pemerintah daerah dan pusat mengecek lagi kondisi tanggul dan turap di Muara Gembong serta memperbaiki titik yang rendah dan rawan longsor.
Selain itu, warga meminta penurapan tanggul dalam kelanjutan program normalisasi Citarum sebab belum semua tanggul diturap. Akibatnya, air meluap ke permukiman saat debit naik. ”Perbaikannya harus betul-betul diawasi agar hasilnya kokoh,” ujar Satibi.
Ombudsman Jakarta Raya tengah melakukan rapid assessment banjir. Untuk wilayah Kabupaten Bekasi, belum ada temuan penyebab banjir, termasuk indikasi mala-administrasi. ”Masih dalam kajian,” ujar Kepala Perwakilan Ombudsman Jakarta Raya Teguh Nugroho.