Banjir yang melanda Kota Bekasi, Selasa (25/2/2020), mengakibatkan tiga orang tewas dan satu korban masih dalam pencarian. Hingga kini, Kompleks Perumahan Dosen IKIP Jati Kramat masih terendam banjir hingga satu meter.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Semua kecamatan di Kota Bekasi, Jawa Barat, terdampak banjir dengan sebaran mencapai 90 titik. Tiga orang dilaporkan meninggal dunia, 1 hilang, dan 391 ruang sekolah terendam banjir.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Bekasi Sajekti Rubiah mengatakan, banjir yang melanda Bekasi disebabkan oleh curah hujan tinggi sejak Sabtu (22/2/2020) hingga Selasa (25/2). Hingga kini, Kompleks Perumahan Dosen IKIP Jati Kramat masih terendam banjir hingga 1 meter dari kondisi awal banjir setinggi 2 meter.
”Data dari informasi Pusdalpos Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, hingga kini terdata ada 90 titik banjir, 5 lokasi longsor, 3 korban meninggal dunia, satu hilang, dan 391 ruang sekolah terendam banjir,” katanya Rabu (26/2) pagi.
Sajekti menjelaskan, dari 90 titik banjir itu, ketinggian airnya bervariasi, mulai dari 40 sentimeter hingga 200 cm. Daerah dengan kondisi terparah untuk bencana kali ini ada di Perum Nasio Jati dan Perum Dosen IKIP yang ketinggian airnya mencapai 2 meter.
Jika dirinci, sebaran titik banjir di 12 kecamatan sebagai berikut, Kecamatan Medan Satria 4 titik, Bekasi Utara 5 titik, Jati Asih 6 titik, Bekasi Barat 6 titik, Rawa Lumbu 5 titik, Mustika Jaya 3 titik, Bekasi Timur 5 titik, Bekasi Selatan 15 titik, Pondok Gede 3 titik, Jatisampurna 12 titik, Pondok Melati 13 titik, dan Bantargebang 13 titik.
Selain banjir, Kota Bekasi juga dilanda bencana longsor di lima titik. Dari jumlah itu, empat titik longsor terjadi di Kecamatan Jatisampurna dan satu titik lain ada di Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara.
Korban tewas
Banjir yang melanda pada Selasa menyebabkan tiga orang tewas dan satu hilang. Dua orang tewas, yakni Faisal Amri (25) dan Airil Amrih (15), akibat terbawa arus saat banjir. Satu korban lainnya, yakni Faizin (52), tewas tersengat listrik. Sementera satu korban hilang bernama Muhamad Jamil (9).
”Banjir juga berdampak pada fasilitas dan sarana prasarana sekolah. Ada 391 ruang kelas yang terendam banjir sehingga aktivitas belajar-mengajar dihentikan,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, banjir yang melanda Kota Bekasi pada Selasa tidak separah kejadian pada awal Januari 2020. Namun, ia mengaku cakupan banjir meluas.
”Tetapi, ini hanya limpasan karena kalau waktu 1 Januari, ada tanggul yang jebol,” kata Tri di Kota Bekasi.
Banjir juga berdampak pada fasilitas serta sarana dan prasarana sekolah. Ada 391 ruang kelas yang terendam banjir sehingga aktivitas belajar-mengajar dihentikan.
Ia menambahkan, Pemerintah Kota Bekasi memohon maaf karena belum optimal mengatasi masalah banjir di Bekasi. Namun, warga diimbau tidak takut untuk mengungsi karena pemerintah sudah menyiapkan tenda evakuasi dan menjamin kebutuhan warga terdampak.
Terkait penyelesaian masalah banjir, kata Tri, solusi yang harus dilakukan ialah menormalisasi sejumlah aliran sungai yang melintasi Kota Bekasi, seperti Kali Bekasi dan Kali Cakung.
”Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah mengalokasikan anggaran Rp 4,5 triliun untuk normalisasi Kali Bekasi. Saat ini masih proses tender dan review desain,” katanya.