Polisi Belum Temukan Identitas Pelaku Perusakan Rumah Makan Manado
Oleh
Agnes Rita Sulistyawaty
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Polisi belum menemukan identitas pelaku penyerangan rumah makan Manado di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Rasawari, Jakarta Pusat, Rabu (17/10/2018). Menurut keterangan korban yang juga saksi mata, pelaku berjumlah ratusan orang.
“Kami belum menemukan pelaku. Kami masih mengumpulkan data dari beberapa CCTV yang ada di sepanjang Jalan Jenderal Ahmad Yani,” kata Kepala Polisi Sektor Cempaka Putih Komisaris Rosiana saat mengunjungi lokasi penyerangan, Rabu.
Kasus penyerangan ditangani tim gabungan Kepolisian Sektor Cempaka Putih dan Kepolisian Resor Jakarta Pusat. Penyerangan terjadi pada Selasa (16/10/2018) pukul 02.40 dini hari.
Dua rumah makan (RM) dirusak yaitu RM Manado Andy Watung dan RM Bunaken. Selain itu, dua mobil juga dirusak. Di sisi kanan RM Manado Andy Watung, masih tampak bekas dibakar. Api tidak sempat menjalar karena segera dipadamkan warga sekitar.
“Saya melihat yang naik motor bersama penyerang itu ramai sekali, bisa sampai 200 orang. Mereka melempar dan memukul mobil juga rumah makan menggunakan batu dan kayu. Bahkan ada yang membawa stick golf,” kata Meiske Paat, pemilik rumah makan Bunaken yang juga menjadi saksi mata.
Selama lima tahun berdagang di rumah makan yang terletak di depan Halte Transjakarta Kayu Putih Rawasari tersebut, Meiske baru pertama kali mengalami penyerangan ini. Bahkan ancaman pun tak pernah dia didapatnya.
Akibat kejadian ini, Meiske tidak membuka rumah makannya selama dua hari. Banyak bahan makanan yang harus dibuang karena rusak terkena pecahan kaca kulkas. Kursi pun banyak yang rusak.
Hingga saat ini, polisi masih mengawasi lokasi penyerangan. Beberapa personel bergantian untuk berpatroli memantau keadaan.
Dialog antartokoh agama
Menurut keterangan saksi, pelaku menggunakan sarung dan peci. Namun belum diketahui pasti pelaku dan motif penyerangan ini.
Oleh karena itu, untuk mencegah kesalahpahaman antaragama, Persekutuan Hamba Tuhan Kawanua (Pakatuan) mengajak tokoh-tokoh agama untuk diskusi di lokasi kejadian, Rabu.
Pada diskusi hadir tokoh agama Islam, Kristen, dan Konghucu yaitu Habib Muchsin Alatas, Ronny Sompie, Pendeta A Shephard Supit, Pendeta Iwan Tangka, Pendeta Herry Doringin, Angelica Tangker, dan tokoh lintas agama lainnya. Pertemuan yang berlangsung dari pukul 16.00 ini juga dihadiri pihak kepolisian dan Tentara Nasional Indoensia.
Tokoh agama saling menekankan untuk tidak terprovokasi. Mereka berkomitmen mengajak warga lain untuk lebih memahami pentingnya hidup rukun dan saling toleransi.
Para tokoh antaragama juga meminta polisi untuk segera menemukan pelaku penyerangan. Ini menjadi awal menemukan provokator perusak kerukunan beragama di Indonesia selama ini. (Sita Nurazmi Makhrufah)