BOGOR, KOMPAS - Tugu Kujang kembali dibersihkan, Minggu (29/7/2018). Panitia menemukan, lempeng seng aluminium tugu yang diresmikan tahun 1982 ini sudah terkelupas. Hal ini perlu mendapatkan perhatian pemda.
Pembersihan Tugu Kujang ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setahun sekali sejak 1990. Langkah ini dimaksudkan agar penanda kota ini lebih diperhatikan kelestarian, keindahan, dan keamanannya.
"Pembersihan Tugu Kujang ini makan waktu tiga hari, sampai Selasa lusa. Saat pembersihan pada bagian bilah kujang, diketahui lempeng seng aluminium pada gagangnya sudah terkelupas," kata Tjetjep Thoriq, ketua panitia "Ngumbah Kujang" (mencuci/membersihkan kujang), tadi siang.
Tjetjep mengatakan, pelataran tugu juga kurang indah, tanaman hias kurang, penataan dan penempatan lampu cahaya atau lampu sorotnya tidak tepat. Sehingga, orang yang akan berfoto atau mengambil fotonya, susah.
Selama tiga hari proses pembersihan, tercatat 60 tenaga relawan yang berpartisipasi di dalamnya. Mereka antara lain dari Baraya Kujang Padjadjaran, Persatuan Panjat Tebing Indonesia Kota Bogor, dan Forum Panjat Tebing Pelajar Kota Bogor.
Menurut Tjetjep, Tugu Kujang yang tingginya sekitar tiga meter dari bagian dasar gagang sampai ujung runcing kujang, bukan merupakan besi padat atau semen/tembok padat. Di dalamnya ada rongga dengan kerangka besi yang ditutup lapisan seng aluminium berbentuk sebuah bilah kujang.
Sedangkan penopang tugunya adalah beton berbentuk segitiga. Kujang merupakan lambang orang Sunda atau kesundaan, sedangkan pondasi berbentuk segitiga itu dimaknai sebagai tiga unsur, yaitu Resi (keagamaan/alim ulama), Ratu (kenegaraan/pemerintah), dan Rama (lingkungan/rakyat).