JAKARTA, KOMPAS — Pembersihan Kali Sentiong dan Kali Item, Jakarta, menjelang Asian Games 2018 masih terkendala persoalan pelik. Kebiasaan warga membuang sampah ke kali di kawasan itu menambah beban dua kali tersebut. Akibatnya, langkah untuk mengurangi bau dan sedimen di kali di sekitar wisma atlet itu bisa sia-sia.
Kepala Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Mudarisin mencatat setidaknya ada 30.000 liter limbah industri tahu tempe dibuang ke kali itu setiap hari. Jumlah ini berasal dari 150 usaha tahu tempe yang ada di sepanjang Kali Sentiong. Setiap usaha rata-rata membuang limbah sekitar 200 liter per hari.
Kandungan limbah ini mengandung protein lebih tinggi dari limbah rumah tangga lain sehingga setelah beberapa hari akan mulai berbau menyengat. Tidak hanya itu, limbah ini belum termasuk limbah rumah tangga dari 101 kecamatan yang membuang limbah ke Kali Sentiong tiap harinya.
”Cairan limbah rumah tangga yang masuk ke sana setiap harinya bisa ratusan ribu liter per hari. Jadi, kalaupun produksi dihentikan, kemungkinan tak akan betul-betul menghilangkan bau,” katanya.
Mudarisin mengatakan, hingga saat ini belum ada penghentian produksi usaha pembuatan tempe di sepanjang Sentiong. Pengawasan tetap dilakukan dengan pembinaan, tetapi belum ada langkah lebih jauh mengenai aktivitas itu.
Kebiasaan warga
Maaruf (56), salah satu warga di sekitar Kali Item, mengatakan, kebiasaan membuang sampah sering terlihat sekitar pukul 06.00. Pembuangan itu dilakukan saat sebagian warga berangkat ke tempat kerja. ”Saya masih melihat orang banyak buang sampah di Kali Item dan Kali Sentiong. Saya sendiri pernah karena itu seperti kebiasaan warga di sini,” katanya.
Pengakuan serupa disampaikan Silvi (37), salah satu warga di sekitar Kali Item. Silvi terbiasa dengan aroma tidak sedap di kali itu. Kondisi itu terjadi karena banyak warga yang membuang sampah ke kali itu.
Warga terbiasa membuang sampah ke sana karena tempat sampah di kawasan sering terlihat penuh. Karena itu, Silvi tidak yakin langkah pemerintah untuk mengurangi baru dan sedimen bisa berhasil tanpa ada pencegahan pembuangan sampah ke kali.
Akan ditutup
Kamis kemarin, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berencana menghentikan pembuangan limbah dari usaha pembuatan tempe di sepanjang Sentiong selama Asian Games berlangsung.
Langkah serupa sedang disiapkan Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara. Bayu dan jajarannya berencana memeriksa perajin tahu tempe di sepanjang Kali Sentiong. Namun, Bayu belum memastikan lebih jauh terkait rencananya.
Penutupan diperluas
Rekayasa memperlancar aliran di Kali Item terus dilakukan. Peningkatan fungsi Kali Item dilakukan untuk mengurangi beban Kali Sentiong yang mengalir di sisi Wisma Atlet Kemayoran. Langkah ini dilakukan dengan membuka pintu air Kali Item yang tertutup sejak 2003.
Jika selama ini aliran air Kali Sentiong terus mengalir tanpa masuk ke Kali Item, kali ini sebagian dialirkan ke sana selanjutkan dipompa ke Kali Sunter. Ada 11 mobil pompa yang beroperasi di pintu air Honda 1, Kemayoran, Jakarta Pusat. Adapun penyedotan air Kali Item berlangsung selama 24 jam untuk mempercepat aliran air.
Sofyan, anggota staf SDA bagian sungai sistem aliran timur, mengatakan, pembukaan pintu air Kali Item dilakukan setiap pukul 20.00. Sebelum pintu air dibuka, petugas menyedot air Kali Item dari pagi hingga sore hari. Dengan cara itu, diharapkan bau di Kali Sentiong berkurang. Lebih jauh lagi, ancaman banjir dapat dihindari karena fungsi Kali Item menjadi lebih optimal.
Pantauan Kompas di lapangan, langkah untuk mengurangi bau terus dilakukan. Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menutup lagi Kali Sentiong dengan waring sepanjang 130 meter. Penutupan ini menambah area kali yang telah tertutup sebelumnya sepanjang 700 meter. Dengan penutupan ini, berarti ada 830 meter area Kali Sentiong yang ditutup jaring. (JOHANNES CHRISTIAN)