Dilema Mudik dengan Sepeda Motor
Mudik memakai sepeda motor tidak direkomendasikan karena rentan kecelakaan. Namun, sebagian masyarakat akan tetap mudik dengan motor karena keterbatasan biaya dan transportasi umum.
Penggunaan sepeda motor saat mudik Lebaran menjadi pilihan yang banyak dilakukan pemudik untuk pulang ke kampung halaman. Sebelum pandemi melanda Tanah Air, jutaan sepeda motor digunakan untuk mudik setiap tahun. Data Kementerian Perhubungan menyebutkan pada 2019 ada 1.378.574 sepeda motor yang digunakan untuk mudik Lebaran.
Hemat biaya dan mobilitas di kampung halaman merupakan paket daya tarik penggunaan sepeda motor. Biaya perjalanan pergi-pulang yang dikeluarkan untuk dua orang pemudik motor lebih murah dibandingkan dengan naik mobil atau menggunakan kereta api. Keuntungan lain dari menggunakan motor saat mudik adalah tetap bisa bepergian di sekitar kota tujuan.
Hal itu yang tidak didapatkan jika menggunakan moda transportasi umum dan kebetulan di kampung halaman tidak memiliki kendaraan. Karenanya, pilihan mudik menggunakan sepeda motor terasa sangat menguntungkan. Keuntungan ini masih dapat bertambah dengan fleksibilitas waktu berangkat mudik yang lebih santai dan tidak perlu buru-buru memesan tiket transportasi umum.
Bagi sebagian masyarakat, pemesanan tiket transportasi umum yang harus dilakukan jauh-jauh hari tidak menjadi kendala karena dapat merencanakan perjalanan dan mempersiapkannya dengan lebih rapi. Namun, ada sebagian masyarakat yang tidak seberuntung dapat memesan tiket jauh-jauh hari karena minimnya dana.
Tidak jarang mereka menunggu dana tunjangan hari raya (THR) yang lebih banyak dicairkan menjelang perayaan Idul Fitri. Dengan kondisi ini, sudah dipastikan tiket transportasi umum seperti kereta api yang terbatas jumlahnya sudah ludes terjual. Tidak heran jika ada masyarakat tetap melirik penggunaan sepeda motor.
Pilihan penggunaan sepeda motor juga menjadi alternatif saat harga BBM melambung tinggi. Fenomena seperti ini pernah terjadi pada 2005. Saat itu, pemerintah dua kali menaikkan harga BBM karena lonjakan harga minyak dunia. Kenaikan pertama terjadi pada Maret 2005.
Harga premium dinaikkan dari Rp 1.810 menjadi Rp 2.400 per liter. Demikian pula dengan harga solar yang mengalami kenaikan dari Rp 1.650 menjadi Rp 2.100 per liter.Kenaikan berikutnya masih di tahun yang sama yaitu pada Oktober 2005. Harga premium naik dari Rp 2.400 menjadi Rp 4.500 per liter, sedangkan harga solar melonjak dari Rp 2.100 menjadi Rp 4.300 per liter.
Kenaikan harga BBM yang diikuti kenaikan harga sejumlah komoditas pokok membuat daya beli masyarakat menurun. Masyarakat terpaksa beradaptasi menyesuaikan pengeluaran dengan melakukan penghematan. Salah satunya adalah mencari moda transportasi yang hemat biaya saat mudik.
Kondisi ini tergambar dari lonjakan jumlah pemudik sepeda motor saat Lebaran 2005. Berdasar data Kementerian Perhubungan jumlah sepeda motor yang dipakai untuk mudik sebanyak 1,29 juta kendaraan. Angka tersebut naik dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,79 juta sepeda motor pada 2004.
Menjelang Lebaran tahun ini pemerintah menaikkan harga BBM jenis pertamax. Per 1 April 2022 harga pertamax naik dari Rp 9.000 menjadi Rp 13.500 per liter. Sebelum kenaikan harga pertamax, pemerintah juga menaikkan harga elpiji ukuran 5 kg dan 12 kg. Masyarakat juga menghadapi kenaikan harga minyak goreng dan daging sapi di pasar. Sebagaimana fenomena yang terjadi pada 2005, masyarakat pasti akan beradaptasi dengan tekanan harga-harga komoditas termasuk memilih menggunakan moda transportasi hemat biaya.
Rentan
Temuan survei yang dilakukan Badan Litbang Perhubungan pada Maret 2022 menunjukkan tingginya minat publik menggunakan sepeda motor untuk mudik tahun ini. Setidaknya ada 16,9 juta orang yang akan melakukan mudik memakai sepeda motor. Hasil survei ini memberikan gambaran petingnya mitigasi lonjakan arus pemudik motor dalam Lebaran tahun ini. Mitigasi ini diperlukan karena rentannya penggunaan sepeda motor untuk perjalanan jauh.
Aspek pertama dari kerentanan ini adalah kapasitas motor itu sendiri. Secara umum, kendaraan ini tidak didesain untuk perjalanan jarak jauh. Kapasitas sepeda motor ini juga membatasi jumlah penumpang dan barang bawaan. Dari aspek penumpang, jumlahnya dibatasi maksimal dua orang. Selain itu, barang bawaan juga tidak diperbolehkan melebihi kapasitas dan tidak melebihi lebar setang. Batas kapasitas tersebut diperlukan untuk menjaga keseimbangan kendaraan selama perjalanan.
Aspek berikutnya adalah kondisi dan kedisplinan pengendara motor selama dalam perjalanan. Mudik jarak jauh memerlukan kondisi prima pengendara dan penumpangnya. Karakter kendaraan roda dua adalah labil dan memerlukan konsentrasi pengendara. Faktor ini yang membuat sepeda motor sulit menghindari kecelakaan bila pengemudinya mengantuk atau kurang konsetrasi karena kelalahan. Belum lagi jika ditambah perilaku pengendara yang kurang tertib mengikuti rambu-rambu lalu-lintas.
Dua aspek tersebut membuat penggunaan sepeda motor saat mudik rentan mengalami kecelakaan. Data Kementerian Perhubungan menyebutkan pada 2013 sebesar 76 persen kecelakaan dialami oleh sepeda motor. Fenomena tersebut masih berlangsung hingga 2019. Terdapat 313 kecelakaan yang dialami pemudik sepeda motor atau 65 persen dari total kecelakaan saat mudik.
Sejumlah upaya telah dilakukan pemerintah untuk menekan angka kecelakaan sepeda motor seperti dengan menambah kapasitas tiket transportasi publik, memperbaiki infrastruktur jalan, serta meluncurkan program mudik gratis sejak 2014. Upaya tersebut mampu menurunkan tingkat kecelakaan mudik.
Pada musim Lebaran 2022 ini Kementerian Perhubungan menyediakan kuota mudik gratis sebanyak 10.500 orang. Karena peminatnya cukup banyak, kuota tersebut segera habis sebelum batas akhir pendaftaran. Kemenhub kemudian membuka gelombang kedua mudik gratis dengan kuota 10.800 orang.
Beragam kebijakan yang dilakukan pemerintah tersebut bertujuan untuk mengurangi jumlah pemudik sepeda motor karena rawan mencelakakan diri dan orang lain. Namun, langkah pencegahan ini sepertinya masih harus tetap diimbangi dengan skenario kenyamanan dan keselamatan bagi mereka yang tetap memilih mudik dengan kendaraan roda dua tahun ini.
Hal ini tidak terlepas dari kondisi riil yang dialami masyarakat mulai dari minimnya dana mudik di tengah kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, keterbatasan kursi angkutan umum, serta terbatasnya kuota mudik gratis. Karenanya penting bagi pemerintah untuk tetap memberikan fasilitas bagi mereka yang akan melakukan perjalanan mudik memakai sepeda motor.
Keselamatan
Beberapa kebijakan pengaturan lalu-lintas yang pernah dilakukan dan dapat dimaksimalkan pada arus mudik dan arus balik Lebaran 2022 adalah melakukan pengawalan secara estafet oleh polres-polres di sepanjang jalur mudik non-tol.Pengawalan khusus ini diberikan untuk mencegah terjadinya kecelakaan di jalan raya. Selain itu, posko-posko mudik 24 jam perlu diperbanyak untuk menampung pemudik yang memerlukan tempat istirahat selama di perjalanan.
Kolaborasi dengan produsen sepeda motor dan industri yang berkaitan dengan kendaraan roda dua (suku cadang, leasing, BBM, logistik, asuransi, kurir) dapat dilakukan untuk menyediakan bengkel gratis sebagai antisipasi jika ada pemudik yang mengalami kerusakan kendaraan.
Pasokan BBM juga harus menjadi perhatian bagi Pertamina di jalur mudik bukan tol untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan BBM saat jalanan macet. Lonjakan pemudik motor ini juga perlu diwaspadai di pelabuhan penyeberangan seperti Pelabuhan Merak dengan menambah loket-loket khusus untuk sepeda motor. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan pemudik bersepeda motor.
Selain dari pemerintah, kesiapan juga perlu dilakukan oleh para pemudik itu sendiri. Memperhatikan kapasitas sepeda motor, mempersiapkan kondisi tubuh, serta menerapkan disiplin berkendara di jalan merupakan tiga aspek penting dalam melakukan perjalanan mudik.
Yang tidak kalah penting bagi masyarakat adalah menyiapkan perjalanan mudik tahun depan dengan mengutamakan transportasi yang aman dan nyaman. Karena bagaimanapun, mudik dengan kendaraan roda dua tidak dianjurkan pemerintah. Di sisi lain, sudah selayaknya pemerintah juga menyediakan lebih banyak daya tampung angkutan massal yang terjangkau harganya atau menyediakan lebih banyak layanan mudik gratis terutama bagi para pemudik motor. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Berburu Mudik Gratis dari Kota ke Kota