Kampung Tosca, Cara Cipete Utara Berbenah Menjadi Kampung Sehat
”Selamat datang di Kampung Tosca RT 006/RW 007 Kelurahan Cipete Utara. Hijau kampungnya, bersih lingkungannya, sehat warganya”. Itu terpampang di gang masuk. Jalan selebar enam meter bersih dari sampah. Tembok-tembok dicat hijau tosca.
Pepohonan rindang di pinggir jalan, ditambah pot-pot bunga hias yang digantung di tembok, menambah asri suasana. Sedap dipandang.
”Sejak awal tahun ini, kami berupaya menjadikan kampung ini kawasan hijau, bersih, dan sehat,” ujar Ketua RW 007 Kelurahan Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Eko Raharjo, Selasa (22/5/2018).
Ide dari internal warga yang memulai gerakan dengan iuran seikhlasnya. Iuran disebar ke 1.800 keluarga di sana. Dana itu dibelikan cat. Sasaran utama pengecatan tembok-tembok di pinggir jalan yang kusam dan penuh coretan.
Pembenahan kampung tak berhenti pada pengecatan. Setahun terakhir, warga RW 007 aktif menjalankan program bank sampah. Warga diminta memilah sampah yang bisa didaur ulang seperti kardus, kaleng, kertas, kaca, dan plastik.
Sebulan dua kali, tepatnya pada pekan kedua dan keempat, sampah ditimbang dan diberi harga. Uang hasil penjualan sampah itu disimpan dalam tabungan yang bisa diambil setiap saat. Sampah diberi harga Rp 500 hingga Rp 3.000 per kilogram.
”Volume sampah yang ditimbang sekitar 3-3,5 ton per bulan. Itu dari total 115 nasabah dari 15 RT,” kata Eko.
Target nasabah bank mencapai 30 persen dari 1.800 keluarga di 15 RT. Namun, tak semua warga antusias. Hanya 115 yang aktif sebagai nasabah setahun terakhir. Tabungan terbesar nasabah sekitar Rp 800.000 dalam sepuluh bulan pengumpulan.
Selain sisi ekonomi, bank sampah diharapkan mengedukasi warga memilah sampah dari tingkat rumah tangga.
Penghijauan
Selain pemilahan sampah, warga Cipete Utara juga membuat program penghijauan dengan metode urban farming. Sejengkal tanah tersisa di lahan warga dimanfaatkan untuk menanam tanaman hias ataupun sayuran. Ada sawi, cabai, dan terung yang ditanam di media pot dan polybag. Warga juga mengembangbiakkan bibit bunga anggrek, kamboja, tanaman rambat, dan lainnya. Tanaman baru dikembangkan di 12 lokasi, yaitu kebun kecil dan atap rumah.
”Bibitnya kami beli swadaya. Saat musim panen, ibu-ibu PKK senang sekali meskipun hasilnya sedikit,” ujar Ahmad, Ketua RT 009.
Meskipun skalanya kecil, Eko berharap virus penghijauan di tingkat rumah tangga menular ke seluruh warga Cipete. Ia juga berharap program ini didukung pemerintah dan menjadi program ketahanan pangan kota.
Masalah kesehatan pun jadi perhatian program penataan kampung ini. Kampung yang bersih dan hijau diharapkan memberi kesehatan. Setiap pekan, warga kampung menyelenggarakan senam kesehatan jasmani (SKJ) untuk lansia. Selain itu, juga ada kegiatan peduli penyakit cikungunya ataupun operasi tangkap tikus. Gerebek penyakit menular seperti TBC juga dirutinkan.
”Seluruh program ini saling berkaitan. Kami berharap program ini bisa membuat warga semakin nyaman tinggal di kampungnya,” ujar Eko.
Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan dan Lingkungan Hidup Kelurahan Cipete Utara Andreas Ginting menyatakan saat ini ada 14 lokasi bank sampah yang dikelola warga. Sampah dijual ke pengepul lain atau diolah menjadi kerajinan tangan.
Program penataan kampung ini juga diikuti penyuluhan, pendampingan perempuan dan anak. Kelurahan berharap selain mengubah wajah kampung, masalah sosial juga teratasi.
Kampung tidak hanya diharapkan bersih, sehat, dan hijau, tetapi juga aman dan nyaman. Apalagi, kesenjangan ekonomi di wilayah Cipete Utara cukup tinggi. Di belakang hunian gedongan terdapat permukiman padat penduduk di aliran Kali Krukut yang kerap kebanjiran.
”Masing-masing RW punya keunggulan dan karakteristik masing-masing. Misalnya di RW 006 itu yang dikembangkan adalah kampung idola yang fokus pada penanganan penyakit tidak menular, seperti hipertensi, kolesterol, dan asam urat,” ujar Andreas.
Lurah Cipete Utara Muhammad Yohan menambahkan, pekan ini RW 009 juga meluncurkan program warung daur ulang Bank Sampah Citra Antasari. Warung daur ulang ini salah satu inovasi agar masyarakat bisa lebih peduli dengan lingkungan.
Yohan berharap jumlah sampah yang disetorkan ke bank sampah bisa semakin banyak. Prinsip warung daur ulang ini sebenarnya sama dengan bank sampah biasanya. Bedanya, setiap sampah yang dibawa ke warung daur ulang bisa ditukar bahan pangan, seperti gula pasir dan minyak goreng.
Di tengah sejumlah inisiatif itu, warga merasa belum puas berinovasi. Tidak ada harapan yang tak mungkin diwujudkan bila masyarakat bergerak bersama dalam satu tujuan. Di Kampung Tosca, sehat keluarga, lingkungan, dan sosial dalam langkah mewujudkannya.