TARAKAN, KOMPAS — Kebutuhan air baku utuk Kota Tarakan akan terus dipenuhi dari cadangan di embung dan tampungan air (long storage). Saat ini, dua embung di Tarakan tengah dibangun, yakni Embung Rawa Sari dan Embung Indulung.
”Jadi, sekarang sedang dibangun embung-embung khusus untuk air baku, nanti untuk air minum. Mungkin saat ini satu-satunya jalan untuk memiliki sumber air adalah dengan embung,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono ketika mengunjungi Embung Rawa Sari dan Embung Bengawan, Sabtu (30/9) petang, di Tarakan, Kalimantan Utara. Adapun Embung Bengawan belum lama selesai konstruksi.
Basuki mengatakan, dengan kondisi Kota Tarakan yang berada di Pulau Tarakan dengan luas sekitar 250 kilometer persegi, pasokan air baku dari mata air sangat terbatas. Sementara dengan penduduk sekitar 200.000 jiwa, kebutuhan air baku untuk rumah tangga dan industri mencapai 900 liter air per detik.
Hingga saat ini, kebutuhan air baku masyarakat baru dapat dipenuhi pemerintah sekitar 400 liter per detik. Dengan demikian, terdapat kekurangan air baku sekitar 500 liter air per detik yang selama ini dipenuhi masyarakat dari air hujan atau membeli. Di sisi lain, Kota Tarakan tidak mengenal musim hujan atau kemarau karena hujan bisa turun sepanjang tahun.
Kemudian, menurut Basuki, pemerintah pusat membangun embung atau tampungan air secara bertahap. Dari tiga embung yang direncanakan, salah satu telah selesai, yakni Embung Bengawan yang dapat menyuplai air baku 100 liter air per detik. Dua embung lain yang sedang dibangun ialah Rawa Sari dan Indulung, masing-masing akan dapat menyuplai 100 liter air per detik dan 150 liter air per detik. Keduanya direncanakan selesai dibangun pada 2018.
Menurut saya, masih belum semua tercukupi kebutuhan air minumnya karena masih kurang sekitar 100 liter air per detik. Jadi, nanti kalau ketiganya selesai, baru mencakup 80 persen kebutuhan Tarakan.
Wali Kota Tarakan Sofian Raga mengatakan, program pembangunan ketiga embung tersebut akan dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan masyarakat Tarakan. Itu karena pasokan air baku yang sudah ada saat ini baru mencakup 50 persen masyarakat Tarakan.