Saham GoTo Menentukan Masa Depan Industri Digital Indonesia
Nasib saham GoTo akan menentukan masa depan pengembangan teknologi digital di Indonesia. Bila cerah, industri berbasis teknologi digital akan berkembang. Akan tetapi, bila terseok-seok, sinyal buruk akan terkirim.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·5 menit baca
Saham GoTo baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia. Semua mata memantau pergerakan saham emiten teknologi ini. Bahkan, sampai ada yang membikin acara nonton bareng via kanal Youtube. Mereka mungkin penasaran dengan saham teknologi Indonesia yang bakal menjadi indikator investor dan publik terhadap masa depan industri digital. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan GoTo di tengah berbagai masalah saat ini.
Oleh karena itu, tidak mengherankan bila publik mengamati pergerakan saham GoTo. Tentu tak sedikit yang mencari untung dari kemunculan saham teknologi ini. Mereka berhak dan legal mendapatkan keuntungan dalam perdagangan saham ini. Akan tetapi, tidak sedikit yang mengamati dan membeli saham ini untuk melihat sejauh mana masa depan perusahaan teknologi. Di sisi lain ada juga perusahaan teknologi lainnya yang memantau untuk mengetahui respons pasar terhadap saham teknologi.
Salah satu kendala terbesar pemahaman publik adalah bahwa industri ini adalah industri masa depan. Penilaian tidak bisa sebatas yang terjadi saat ini. Publik perlu menilai prospek emiten ini ke depan. Investasi yang dilakukan adalah bukan untuk saat ini, melainkan investasi jangka panjang. Edukasi investasi terutama untuk sektor teknologi masih butuh lebih kencang lagi agar gairah investasi di saham teknologi meningkat.
Situasi sekarang sangat berat karena pergerakan saham teknologi baik di bursa nasional maupun global tidaklah baik. Kita melihat berbagai masalah dan juga kinerja yang menurun sehingga optimisme pasar menjadi berkurang. Situasi eksternal juga kurang mendukung, seperti invasi Rusia ke Ukraina, kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, dan juga inflasi di berbagai negara. Orang cenderung makin memilih investasi yang aman. Mereka sangat berhati-hati menentukan pilihan investasi.
Akan tetapi, langkah sudah diambil. Tidak ada pilihan bagi GoTo untuk mundur. Di samping masalah di atas, GoTo juga membawa beban, yaitu menjadi tolok ukur atau patokan bagi perusahaan teknologi lainnya. Ibarat anak sulung maka semua akan mengamatinya. Nasib anak-anak berikutnya sangat boleh jadi bergantung pada si sulung. Kesuksesan GoTo akan menjadi patokan bagi perusahaan teknologi berikutnya.
Pengelolaan GoTo yang merupakan hasil merger dua perusahaan, yaitu Gojek dan Tokopedia, secara khusus akan terus diamati. Ukuran-ukuran kinerja keuangan mereka masih menjadi patokan para investor. Meski berbicara investasi masa depan, tetap saja fundamental mereka harus meyakinkan investor. Ukuran-ukuran perbaikan kinerja dalam setiap laporan keuangan menjadi penentu apakah investor masih mau memegang saham ini atau melepasnya.
Pertanyaan mendasar dari investor adalah, kapan untungnya? Pertanyaan ini muncul bukan saja berdasarkan laporan keuangan semata. Mereka lebih mengamati apa yang dilihat di lapangan, yaitu praktik subsidi atau yang lebih dikenal istilah ”bakar uang”. Kompetisi antarplatform masih kuat sehingga praktik subsidi layanan masih sering ditemukan.
Model bisnis seperti ini sudah lama dilakukan, tetapi kini belum juga berhenti. Oleh karena itu, publik kemudian penasaran kapan praktik pemasaran seperti ini akan selesai. Sejauh kompetitor masih kuat, praktik ini masih sering dipakai.
Keyakinan investor juga bergantung pada teknologi yang dikembangkan. Inovasi-inovasi baru harus muncul agar investor mendapat keyakinan tentang masa depan perusahaan teknologi. GoTo telah melakukannya beberapa kali, semisal dengan ikut mengembangkan produk industri finansial dan juga kendaraan listrik.
Meski demikian, tantangan berikutnya adalah pengembangan teknologi rantai blok (block chain) yang dikembangkan perusahaan ini. Teknologi ini makin banyak dikembangkan. Apalagi, sejumlah perusahaan global juga sudah mulai berpikir untuk masuk ke dalam teknologi rantai blok.
Inovasi-inovasi GoTo akan membantu persepsi publik terhadap masa depan bisnis ini. Tanpa inovasi, bisa dipersepsikan bisnis mereka mandek alias jalan di tempat. Beberapa saham perusahaan teknologi relatif tidak bergerak karena tidak ada inovasi. Saat saham-saham perusahaan-perusahaan teknologi relatif tidak mendapat respons baik, saatnya GoTo harus cepat-cepat muncul dengan ide-ide baru dan berdampak ke publik. Persepsi seperti ini harus dijaga karena perusahaan teknologi adalah perusahaan yang terus memperbarui teknologi dan juga layanannya.
GoTo sepertinya juga perlu merapikan semua portofolio bisnisnya. Layanan yang sangat banyak memang menguntungkan di satu sisi, tetapi di sisi lain sangat boleh jadi menjadi beban. Mereka harus memilih portofolio yang tidak terlalu memunculkan beban, tetapi kompetitif.
Bisnis transportasi dengan persaingan sangat tinggi dan juga ditambah masalah yang tidak sedikit pada masa depan akan menjadi beban. Tidak mudah bagi GoTo untuk untuk mengelola masalah ini, apalagi bisnis transportasi merupakan bisnis awal Gojek, sebelum merger dengan Tokopedia. Transportasi merupakan ikon bisnis mereka. Bisnis ini perlu dipikirkan masa depannya dalam hal untuk memperkuat pendapatan mereka. Belum lagi isu kendaraan listrik makin menguat, mereka harus bersiap lebih cepat dibandingkan perusahaan transportasi lainnya untuk menaikkan citra mereka.
Problem literasi perusahaan teknologi memang menjadi beban GoTo. Seharusnya masalah ini menjadi beban semua perusahaan teknologi. Perusahaan teknologi lainnya bisa saja sekadar menunggu, tetapi kalau toh pemahaman publik tidak bergerak maka dampaknya akan menimpa semua perusahaan teknologi. GoTo perlu mengajak perusahaan teknologi lainnya dan juga otoritas untuk meningkatkan pemahaman tentang saham-saham perusahaan teknologi.
Lepas dari semua itu dan juga berbagai hal lainnya, nasib saham GoTo akan menentukan masa depan pengembangan teknologi digital di Indonesia. Bila cerah, industri berbasis teknologi digital akan makin berkembang. Akan tetapi, bila terseok-seok, sinyal buruk akan terkirim ke perusahaan-perusahaan teknologi lainnya. Kita masih memiliki banyak usaha rintisan yang masih dalam taraf berkembang. Kita berharap semua lancar dan perusahaan dengan berbagai model bisnis baru itu bisa sukses pada masa depan.