Merefleksikan Musibah MU5735
Setelah berhasil mengamankan penerbangan sipil dengan nirkecelakaan selama 12 tahun, kecelakaan Senin lalu tentu sangat memasygulkan China. Pengelola industri penerbangan sipil di Tanah Air sebaiknya menyimak kondisi ini
“Kesalahan mekanikal pada jet komersial modern jarang terjadi pada ketinggian jelajah. (Dan Elwell, mantan kepala Regulator FAA Amerika Serikat, Reuters, 22/3).
Musibah pesawat Boeing 737-800 dengan nomor penerbangan MU5735 milik maskapai China Eastern Airlines mengentakkan China. Ini karena China dalam lebih dari satu dasawarsa terakhir membukukan catatan penerbangan yang sangat baik, dan keselamatan penerbangannya diakui dunia.
Seperti diberitakan Kompas (Selasa, 22/3), musibah dialami MU5735 yang membawa 123 penumpang dan 9 awak penerbangan, setelah pesawat terjun nyaris vertikal di tengah penerbangan dari Bandara Kunming, ibukota Provinsi Yunnan di barat daya China menuju Guangzhou di Provinsi Guangdong. Hingga hari kedua setelah musibah itu, belum ditemukan korban selamat.
Boeing 737-800 itu telah terbang sekitar satu jam sebelum tampak kehilangan daya sehingga meluncur dari ketinggian 29.000 kaki dengan cepat. Pada ketinggian 7.425 kaki, pesawat sempat sejenak berbalik menanjak ke ketinggian 8.600 kaki, namun kemudian menurun lagi. Ketinggian terakhir yang sempat dipantau adalah 3.225 kaki di atas permukaan laut. (The Indian Express, 22/3).
Bagi China, kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan penerbangan pertama sejak tahun 2010. Ketika itu jet regional Embraer E-190 yang dioperasikan oleh Henan Airlines jatuh saat akan mendarat di Bandara Yichun dalam kondisi visibilitas rendah. Kecelakaan ini menewaskan 44 orang dari 96 awak dan penumpang yang ada di pesawat.
Media pemerintah dan regulator penerbangan sejauh ini tidak menyebut indikasi bahwa pilot melaporkan ada masalah atau informasi lain yang bisa memberi petunjuk mengenai penyebab musibah MU5735.
Baca juga: Kelabu di Langit China Seusai Jatuhnya Boeing 737-800 China Eastern Airlines
Sebagaimana umumnya ketika terjadi kecelakaan pesawat, penyebab pasti baru bisa ditetapkan setelah dilakukan penyelidikan oleh badan keselamatan penerbangan nasional. Jadi ada banyak faktor yang belum diketahui pada saat ini, lebih-lebih ketika fokus upaya masih dikerahkan untuk mencari dan menyelamatkan korban.
"Sekadar gambaran umum, musibah yang berawal di ketinggian jelajah biasanya disebabkan oleh cuaca, sabotase yang disengaja, atau kesalahan pilot, “ ujar Dan Elwell, mantan Kepala Regulator Badan Penerbangan Federal Amerika (FAA) kepada Reuters.
Presiden China Xi Jinping segera memerintahkan pencarian dan upaya penyelamatan dengan sekuat tenaga. Pemimpin China ini juga memerintahkan agar regu penyelamat berusaha sekuat tenaga dan menangani pasca kecelakaan dengan cara yang tepat.
Presiden Xi menambahkan, bahwa perlu pemeriksaan keselamatan di sektor penerbangan sipil perlu ditingkatkan untuk menjamin keselamatan warga. Janji untuk menjaga keselamatan jiwa warga China merupakan bagian dari simbol penting otoritas Xi, yang selama beberapa dekade terakhir telah menjadi pemimpin yang dominan, bahkan sering lebih berpengaruh dari Partai Komunis China sebagai pengawal negara di tengah dunia yang penuh bahaya dan tidak pasti sekarang ini.
Maskapai Besar China
China Eastern bersama dengan China Southern dan Air China merupakan tiga maskapai terbesar di China. Maskapai-maskapai itu juga dikontrol oleh Pemerintah.
Industri penerbangan sipil China telah pula tumbuh menjadi yang terbesar sebelum akhirnya sempat dilanda oleh pandemi Covid-19 yang memunculkan kebijakan lockdown. Pertumbuhan industri penerbangan China tersebut mengesankan, karena keselamatan industri penerbangan China sempat dipertanyakan pada dasawarsa 1990-an. Hal ini diakui oleh spesialis penerbangan China David Yu dari New York University yang berbasis di Shanghai. (New York Times, 21/3).
Bukan Tipe MAX
Bagi Boeing, musibah yang melibatkan pesawat buatannya menambah rentetan masalah yang dihadapinya setelah musibah yang dialami Boeing 737 MAX dan merosotnya penjualan karena pandemi. Pesawat yang jatuh terakhir, yang diterbangkan oleh China eastern ini merupakan Boeing 737-800 yang berumur 6 tahun. Pesawat ini punya kapasitas tempat duduk maksimum 189 penumpang dan digerakkan oleh mesin CFM-56. (Reuters mengutip laman Boeing).
Sekadar catatan, Boeing 737 MAX milik Lion Air mengalami musibah dalam penerbangan Jakarta-Pangkalpinang pada Oktober 2018, membuat 181 penumpang dan 6 awaknya meninggal. Sementara pesawat tipe sama yang dioperasikan maskapai Ethiopian Airlines mengalami musibah setelah lepas landas dari Bandara Addis Ababa, menewaskan 157 penumpang dan awak.
Baca juga: Mengenal Boeing 737 MAX 8, Yang Diterbangkan Lion JT 610
Meski bukan dari tipe yang kontroversial yakni Boeing 737 MAX, Boeing tetap terkena dampaknya. China Eastern seperti dilaporkan media Pemerintah telah memerintahkan penghentian terbang seluruh armada Boeing 737-800. Pakar penerbangan mengatakan hal ini (pelarangan terbang bagi seluruh armada pesawat tidak lazim, kecuali ada bukti adanya masalah pada tipe dimaksud (Boeing 737-800).
Mengingat China punya Boeing 737-800 lebih banyak dibandingkan negara lain, yakni hingga 1.200 unit, maka jika pesawat sejenis di maskapai lain juga dilarang terbang, maka hal itu bisa menimbulkan dampak signifikan pada perjalanan domestik, ujar konsultan penerbangan IBA (The Indian Express, 21/3).
Seperti diberitakan Bloomberg, 74 persen dari 11.800 penerbangan terjadwal di China, pada hari Selasa (22/3) kemarin telah dibatalkan setelah musibah MU 5735. Yang dibatalkan termasuk penerbangan antara Shanghai dan Beijing, yang merupakan rute domestik paling sibuk di dunia.
Refleksi Peristiwa
Dalam kolomnya di kompas.com, Marsekal (Purn) Chappy Hakim menyinggung problem yang dihadapi oleh industri penerbangan, khususnya setelah dihantam oleh krisis pandemi Covid-19 dalam kurun dua tahun terakhir. Krisis yang terjadi telah menyebabkan banyak pesawat tidak diterbangkan. Seiring dengan itu, aktivitas pilot dan teknisi pun banyak terhenti.
Padahal pesawat yang tidak rutin diterbangkan membutuhkan perawatan dan pemeriksaaan ekstra jika akan diterbangkan kembali. Pilot dan teknisi yang susut aktivitasnya pun membutuhkan masa penyegaran saat akan memulai lagi aktivitasnya. Chappy menambahkan, pilot yang sudah tidak terbang selama enam bulan harus menjalani program pembaruan lisensi terbangnya, antara lain dengan pemeriksaan medis lengkap dan latihan dengan simulator.
Keselamatan penerbangan merupakan satu hal yang punya nilai tinggi.
Musibah Boeing 737-800 China Eastern Airlines di China mendapat perhatian khusus termasuk dari Presiden. Ini mengisyaratkan bahwa keselamatan penerbangan merupakan satu hal yang punya nilai tinggi. Keselamatan penerbangan sebagai salah satu wujud profesionalisme manajemen dan teknik wajib dijaga sekuat tenaga.
Setelah berhasil mengamankan penerbangan sipil dengan nirkecelakaan selama 12 tahun, kecelakaan Senin lalu tentu sangat memasygulkan China. Pengelola industri penerbangan sipil di Tanah Air kiranya juga menyimak dan mengambil langkah keselamatan yang diperlukan menyusul kejadian di China.