Selebritas Promosi Aset Kripto, Penggemar Tanggung Risiko
Selebritas Amerika Serikat, seperti Kim Kardashian, menggunakan ketenarannya untuk mempromosikan sebuah aset kripto. Kini mereka berurusan dengan hukum. Kehebohan serupa terjadi di Indonesia.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·5 menit baca
Sejumlah selebritas Amerika Serikat, seperti Kim Kardashian, mantan bintang NBA Paul Pierce, dan petinju Floyd Mayweather, menggunakan ketenarannya untuk mempromosikan sebuah aset kripto. Kini mereka tengah berurusan dengan hukum karena dituduh menggunakan pengaruhnya sebagai bagian dari skema yang lebih besar untuk menipu investor sambil mengambil keuntungan untuk diri mereka sendiri.
Kehebohan serupa terjadi di Indonesia. Sejumlah artis dengan gegap gempita menawarkan aset kripto. Kisah Kim dan kawan-kawan mungkin bisa menjadi pelajaran bagi publik dan selebritas di Indonesia untuk lebih memahami investasi dengan segala risikonya.
Investasi yang disertai dengan kehebohan biasanya harus menuai kegetiran pada ujungnya. Kegetiran yang tinggal menunggu waktu.
Investasi yang disertai dengan kehebohan biasanya harus menuai kegetiran pada ujungnya.
Di AS, pengacara telah mengajukan gugatan publik kepada ketiga selebritas di pengadilan Negara Bagian California pada 7 Januari 2022. Mereka menyebutkan ketiga selebritas itu telah bertindak sebagai pendukung mata uang kripto, Ethereum Max atau EMAX.
Dalam promosinya, para selebritas itu menyatakan EMAX sebagai mata uang kripto baru yang akan mendisrupsi jagat keuangan. Namun, dukungan itu dinilai tak lebih merupakan tipu muslihat oleh pencipta Ethereum Max untuk menaikkan harga token.
Dukungan dari selebritas memang menaikkan harga mata uang kripto itu tetapi tak lama kemudian harganya anjlok hingga 70 persen. Mereka yang telah berinvestasi marah besar dan menduga ada ”permainan” di balik kehebohan ini.
Para selebritas mengawali promosi mata uang kripto itu melalui akun media sosial masing-masing. Bahasanya sangat sederhana dan mengena yang segera disambut oleh para pendukung dengan membeli aset kripto tersebut.
Salah satu penggugat, Ryan Huegerich, menyatakan, tindakan mereka melanggar Undang-Undang Persaingan Tidak Sehat California, yang melarang tindakan atau praktik bisnis yang melanggar hukum, tidak adil, atau curang serta bertentangan dengan Undang-Undang Pemulihan Hukum Konsumen California. Para penggugat menuduh para selebritas melakukan pump and dump scam alias penipuan dengan cara menaikkan harga kemudian melepas aset itu sehingga harganya kemudian jatuh.
Bagaimana selebritas itu berhasil memukau para penggemarnya? Sebuah laman bernama Slate menulis tentang cara-cara Kim memulai promosi salah satu aset kripto itu.
Hanya satu orang yang memiliki kekuatan seperti ini atas massa yang menggila: Kim Kardashian, yang selama musim panas mengunggah sebuah cerita yang mempromosikan mata uang kripto baru yang sebelumnya hampir sama sekali tidak dikenal, Ethereum Max. ”Apakah kalian menyukai kripto????” tulisnya di akun Instagram Story.
”Ini bukan nasihat keuangan tetapi membagikan apa yang baru saja dikatakan teman saya tentang token Ethereum Max! Beberapa menit yang lalu Ethereum Max membakar 400 triliun token—secara harfiah 50% dari dompet admin mereka, memberikan kembali ke seluruh komunitas EMAX. Geser ke atas untuk bergabung dengan komunitas EMAX.” Di bagian paling akhir ada tulisan kecil dengan tagar #ad yang memperjelas bahwa unggahan itu berbayar.
Tulisan sederhana ini lebih mengena dibanding analisis para ahli, seperti penasihat keuangan atau analis keuangan profesional sekalipun. Dari riset yang ada juga menunjukkan bahwa selebritas lebih mudah dipercaya dibandingkan pihak lain dalam hal apa pun. Oleh karena itu, perusahaan banyak memakai selebritas untuk mempromosikan produk mereka.
Usai Kim mengunggah promosi itu, ajakannya langsung menjadi sebuah sensasi sekaligus kontroversi. Kala itu Ethereum Max baru berusia satu bulan. Hanya sedikit orang yang pernah mendengarnya dan bahkan tidak jelas bagaimana ”token” itu bekerja.
Kim dengan 251 juta pengikut di akun Instagram-nya terkesan mengajak orang untuk terlibat dalam pasar spekulatif yang sangat fluktuatif. Ini sedikit berbeda saja dari perjudian di kasino paling curang di dunia.
Apa yang terjadi kemudian? Selama beberapa minggu setelah unggahan Kim itu, volume perdagangan dan harga EMAX melonjak. Namun, kemudian setelahnya, nilai EMAX anjlok. Kejadian ini meninggalkan banyak investor di zona merah. Harganya belum pulih, sementara volume perdagangan turun secara signifikan.
Saat Slate melaporkan ini pada Januari lalu, satu EMAX dihargai 0,00000002257 dollar AS atau nyaris tidak berharga. Token ini pernah mencapai harga tertingginya 0,0000005161 dollar AS pada Juni 2021 atau 22,94 kali lipat dari harga saat ini.
Berkaca dari kasus ini, selebritas di Indonesia perlu berhati-hati. Kehebohan sebagai salah satu cara untuk mempromosikan produk dengan risiko sangat tinggi hanya akan membuat masalah baru.
Unggahan di media sosial dengan kesan mengajak berinvestasi di produk seperti ini sangat menyesatkan. Kita tidak ingin para selebritas dengan segala ketenarannya menjerumuskan publik ke masalah yang mungkin sebenarnya tidak mereka pahami.
Sekali-kali coba tanyakan ke mereka, apakah itu token? Apakah itu aset kripto? Bagaimana cara berinvestasi di aset kripto? Apa risiko dalam investasi produk-produk yang berbasis mata uang kripto?
Semua ini sepertinya belum banyak dipahami. Publik biasanya hanya melihat keuntungan besar di setiap investasinya. Mereka dibutakan dengan janji-janji dan tidak tahu risiko besar yang menyertainya.
Literasi investasi sepertinya masih jauh dari harapan. Semua pihak, termasuk para selebritas, seharusnya melakukan literasi lebih dulu dibandingkan mempromosikan suatu produk investasi dengan risiko sangat tinggi. Kerja keras dibutuhkan agar publik paham bahwa produk investasi dengan imbal hasil besar juga memiliki risiko sangat besar.
Otoritas dengan segala kemampuannya juga harus masuk ke dalam kehebohan ini dengan mengenalkan risiko dan aturan-aturan yang berlaku. Otoritas tidak bisa duduk di takhta tertinggi dengan segala kekuasaannya dan ketika masalah muncul baru kemudian mengumumkan aturan ini aturan itu.
Mereka harus segera berkomunikasi dengan para selebritas dan juga penggemarnya. Bila tidak, otoritas hanya menunggu bom waktu saja. Masalah akan membesar dan makin rumit.
Kehebohan dan promosi aset kripto yang tidak benar perlu diakhiri. Kita tidak ingin masyarakat kembali menjadi korban dari ketidaktahuan mereka atau salah menerima informasi dari para selebritas atau pemengaruh.
Kita tentu berharap kehebohan ini berakhir tanpa menyisakan ribuan investor yang harus menanggung segala risiko sementara para selebritas masih santai dan tetap menikmati kemewahan.