Presiden Jokowi Minta Masyarakat Tetap Tenang, Disiplin Prokes, dan Kurangi Aktivitas Tak Perlu
Kasus Covid-19 menanjak dengan angka positif harian mendekati puncak kasus pada Juli 2021. Masyarakat diminta tetap tenang, berdisiplin menerapkan protokol kesehatan, dan mengurangi aktivitas yang tidak perlu.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sesuai perkiraan sebelumnya, pandemi Covid-19 di Tanah Air kini menanjak dengan angka positif harian mendekati saat puncak kasus seperti terjadi pada bulan Juli 2021. Varian Omicron yang saat ini menyebar memiliki tingkat penularan yang tinggi, tetapi mempunyai tingkat fatalitas lebih rendah dibandingkan dengan varian Delta.
Terkait hal tersebut, Presiden Joko Widodo meminta masyarakat untuk tetap tenang. Masyarakat diminta berdisiplin menjaga protokol kesehatan (prokes) serta mengurangi aktivitas yang tidak perlu. ”Bagi yang belum divaksin agar segera divaksin. Bagi yang sudah divaksin lengkap dan sudah waktunya untuk disuntik vaksin penguat, booster, agar segera vaksin booster,” katanya melalui akun Instagram resmi Presiden Republik Indonesia, Minggu (13/2/2022).
Merujuk data pada laman Covid.19.go.id yang diakses Minggu petang, jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 4.807.778 kasus dengan penambahan harian mencapai 44.526 kasus, turun dibandingkan dengan sehari sebelumnya, yakni 55.209 kasus. Sebagai perbandingan, pada Juli tahun 2021, jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia sempat mencapai 56.000 kasus.
Secara terpisah, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengingatkan semua pihak untuk terus berdisiplin melaksanakan protokol kesehatan. ”(Hal tersebut) Terutama karena saat ini kita tengah memasuki gelombang ketiga pandemi,” katanya saat menghadiri secara daring Wisuda VIII Institut Agama Islam Bani Fattah Jombang Tahun Akademik 2021/2022 dari kediaman resmi Wapres di Jakarta, Sabtu (12/2/2022).
Jangan lupa terus berdisiplin melaksanakan protokol kesehatan, terutama karena saat ini kita tengah memasuki gelombang ketiga pandemi.
Jaga protokol kesehatan
Pada kesempatan tersebut, Wapres Amin mengatakan bahwa menjaga protokol kesehatan adalah bagian dari upaya menjaga keselamatan jiwa. Menjaga keselamatan jiwa adalah salah satu tujuan besar dari syariat Islam.
Sebelumnya, juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, menuturkan bahwa berdasarkan gejala klinis, kasus positif dapat dibagi menjadi kasus bergejala dan kasus tanpa gejala atau asimptomatik. ”Hal ini berarti orang yang tampak sehat-sehat saja belum tentu terbebas dari infeksi Covid-19,” kata Wiku saat menyampaikan keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Kamis, yang juga disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Menurut Wiku, hal paling penting adalah terdapat kecenderungan sikap kehati-hatian yang lebih rendah pada kasus tidak bergejala daripada yang bergejala. Hal ini karena orang yang tampak sakit akan cenderung mengisolasi diri.
”Dengan fakta ini, sikap paling bijak yang dapat kita lakukan adalah menerapkan protokol kesehatan 3M secara menyeluruh, baik untuk orang sehat maupun sakit. Strategi lain yang dapat kita lakukan dalam menanggulangi penularan yang semakin masif, termasuk mengantisipasi keberadaan kasus tanpa gejala, yaitu dengan cara meningkatkan rasio kontak erat atau jumlah orang yang diidentifikasi sebagai suspect kasus,” ujar Wiku.
Dengan fakta ini, sikap paling bijak yang dapat kita lakukan adalah menerapkan protokol kesehatan 3M secara menyeluruh, baik untuk orang sehat maupun sakit.
Wiku menuturkan, perlu dipertimbangkan juga ambang waktu yang tepat dan metode pengetesan yang lebih akurat untuk melakukan pengetesan sejak pertama kali terpapar untuk menjamin hasil tes yang keluar benar-benar akurat. Berikutnya adalah melakukan surveilans aktif, khususnya pada tempat-tempat yang berisiko tinggi terjadi penularan atau hotspot penularan, seperti rumah sakit, kantor, dan sekolah.
”Selanjutnya adalah memprioritaskan percepatan vaksinasi pada kelompok rentan, seperti lansia, penderita komorbid, dan orang yang belum divaksinasi sama sekali atau dosis penuh, untuk mencegah risiko kematian yang tinggi,” katanya.