Kasus Omicron meluas di Sumatera Selatan dengan terdeteksinya tambahan kasus di Palembang dan Banyuasin. Percepatan vaksinasi pun dilakukan untuk mengurangi ketimpangan cakupan antara dosis satu dan dosis dua.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS – Kasus Omicron di Sumatera Selatan kian meluas. Hal ini diperparah dengan melonjaknya kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Percepatan vaksinasi akan digencarkan terutama untuk mengejar vaksinasi dosis kedua yang masih sangat timpang dengan dosis pertama.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy, Minggu (13/2/2022), di Palembang, menjelaskan, kelima kasus Omicron ditemukan di Palembang (empat kasus) dan di Kabupaten Banyuasin (satu kasus).
Penemuan kasus Omicron tersebut merupakan hasil pengiriman sampel pada 11 Januari 2022. ”Saat ini, kelima orang tersebut juga telah sembuh,” kata Lesty.
Memang untuk pemeriksaan Omicron membutuhkan waktu paling tidak dua minggu karena harus melewati berbagai tahapan seperti S’ Gene Target Failure (SGTF) yang dilakukan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang.
Skema ini dilakukan untuk menentukan suspek. Kemudian dilanjutkan ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Jakarta untuk menjalani tes whole genome sequencing (WGS).
Situasi ini juga diperparah dengan meningkatnya kasus Covid-19 di Sumsel yang telah mencapai 639 kasus per Sabtu (12/2/2022), meningkat dibandingkan dengan hari sebelumnya yang berjumlah 453 kasus. Lonjakan ini disebabkan kian tingginya mobilitas masyarakat.
Hal tersebut dapat dibuktikan di mana sebagian besar kasus positif Covid-19 terkonsenterasi di Palembang.
Selain karena memiliki penduduk terbanyak di Sumsel, mobilitas warga Palembang juga meningkat, terutama di akhir pekan ”Banyak orang yang datang dari luar kota menuju ke Palembang,” katanya.
Akibatnya, penyebaran kasus positif Covid-19 pun sudah merasuk ke segala lini, mulai dari sekolah, tempat kerja, hingga ke sejumlah fasilitas publik. ”Karena itu, memperketat protokol kesehatan dan juga mempercepat vaksinasi adalah upaya untuk menekan penularan,” ujar Lesty.
Mempercepat vaksinasi
Melihat situasi ini, ungkap Lesty, percepatan vaksinasi menjadi salah satu usaha untuk menekan dampak Covid-19. Dia mengakui hingga kini masih terjadi ketimpangan cakupan vaksinasi antara penyuntikan dosis pertama dan kedua.
Situs http://corona.sumselprov.go.id menunjukkan, tingkat vaksinasi dosis pertama di Sumsel mencapai 91,34 persen dari total sasaran vaksinasi 6,3 juta orang. Namun, cakupan vaksinasi dosis kedua baru menyentuh 56,81 persen.
Sembari vaksinasi berjalan, kita harus tetap waspada. (Herman Deru)
Ketimpangan ini terjadi karena alokasi vaksin yang tersendat walau saat ini rata-rata pengiriman vaksin dari pusat sudah mencapai 900.000 dosis per bulan. Faktor lain adalah masih rendahnya kesadaran warga untuk menjalani vaksinasi dosis kedua.
”Karena itu, sosialisasi dan pengawasan terus dilakukan untuk menyadarkan warga agar segera mengikuti vaksinasi dosis kedua,” katanya.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru berpendapat, timpangnya vaksinasi dosis satu dan dua ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni memang belum waktunya karena percepatan vaksinasi dosis satu di Sumsel baru diterapkan pada Desember 2021. Sementara interval waktu antara dosis satu dan dosis dua sekitar enam bulan.
Faktor lain adalah warga yang abai untuk menjalani dosis kedua. ”Banyak keluarga yang tidak mengingatkan anggota keluarganya untuk menjalani vaksinasi dosis kedua,” kata Herman.
Berdasarkan kondisi ini, pada Senin (14/2/2022) akan diterbitkan instruksi gubenur kepada bupati dan wali kota di Sumatera Selatan. Isinya untuk mempercepat vaksinasi kedua dengan prioritas anak dan kaum lanjut usia.
Menurut Herman, percepatan vaksinasi ini penting karena berdasarkan penelitian, jika di suatu tempat tingkat vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 70 persen, maka daerah itu terbilang sudah aman. ”Sembari vaksinasi berjalan, kita harus tetap waspada,” ucapnya.
Sebelumnya, pakar molekuler dari Universitas Sriwijaya, Yuwono, menuturkan, meningkatnya kasus Covid-19 di Sumsel memang telah diprediksi sebelumnya. Hal ini sesuai dengan karakter dari varian Omicron yang cepat menular walaupun tidak separah varian Delta.
Upaya vaksinasi sangat penting untuk mengurangi dampak kesakitan atau bahkan kematian, lantaran vaksinasi dapat meningkatkan imunitas tubuh. ”Apalagi jika dilakukan vaksinasi penguat (booster),” ucap Yuwono.