Vaksin Merah Putih untuk Penguat, Anak 3-6 Tahun, dan Donasi Luar Negeri
Vaksin Merah Putih yang sedang menjalani uji klinis fase 1 di Surabaya, Jawa Timur, diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai penguat atau dosis 3, untuk anak usia 3-6 tahun, dan donasi internasional.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Vaksin Merah Putih direncanakan menjadi penguat atau dosis 3 bagi kalangan dewasa dan primer untuk anak berusia 3-6 tahun. Vaksin ini juga akan menjadi donasi Indonesia untuk negara-negara dengan cakupan vaksinasi masih rendah.
Demikian diutarakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin secara virtual saat seremoni uji klinis vaksin Merah Putih di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (9/2/2022). Vaksin yang dikembangkan Universitas Airlangga (Unair) dan PT Biotis Pharmaceuticals ini mulai menjalani uji klinis fase 1 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo.
Vaksin Merah Putih dikembangkan dari platform inactive virus atau virus yang tidak aktif dengan RNA virus sudah digugurkan. Dengan demikian, vaksin tidak berisiko terjadi replikasi virus di dalam tubuh pasien.
Sejak pertengahan Januari 2021, pemerintah telah memberikan vaksinasi kepada masyarakat. Budi mengharapkan, di akhir Maret 2022, pemberian dosis 1 dan dosis 2 untuk warga dewasa dan anak usia 12-17 tahun dapat diselesaikan.
Dengan demikian, pihaknya bisa fokus pada vaksinasi primer untuk anak usia 6-11 tahun. Selain itu, pemberian dosis penguat diharapkan bisa tercapai optimal pada Agustus 2022.
”Vaksin untuk anak terlepas dari segala keramaian di media sosial ternyata prosesnya paling cepat,” kata Budi. Vaksin untuk 24-25 juta anak usia 6-11 tahun diberikan sejak akhir Desember 2021. Hingga Rabu, jumlahnya mencakup 17 juta-18 juta jiwa.
Di sisi lain, lanjut Budi, masih ada kekosongan vaksinasi bagi warga usia 3-6 tahun. Menurut Budi, baru Sinovac dan Pfizer yang mengembangkan vaksin untuk anak usia 3-6 tahun. Kekosongan itulah yang diharapkan dapat diatasi vaksin Merah Putih. Vaksin ini juga akan menjadi donasi bagi warga di negara lain.
”Sudah dibicarakan dengan Bapak Presiden (Joko Widodo). Beliau setuju vaksin Merah Putih dapat digunakan untuk donasi internasional,” ujar Budi.
Sejumlah negara di Afrika, lanjut Budi, masih kesulitan menyediakan rantai pasok dingin untuk menyimpan vaksin-vaksin. Akibatnya, penetrasi vaksinnya disebut masih rendah. Dengan karakter yang tidak memerlukan rantai pasok dingin rumit, vaksin Merah Putih bisa membantu sekaligus meningkatkan kewibawaan Indonesia di dunia.
Rektor Unair Prof Mohammad Nasih mengatakan, uji klinis fase 1 dilaksanakan di RSUD Dr Soetomo dengan diujikan kepada 90 subyek atau sukarelawan. Setiap subyek akan disuntik dua kali vaksin Merah Putih dengan interval selama 28 hari. Setiap perkembangan dari uji klinis akan dilaporkan ke Kemenkes dan Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Nasih mengingatkan, jalan vaksin Merah Putih sebelum masuk dalam program vaksinasi masih terjal. Masih ada fase 2 dan fase 3 yang menuntut ketersediaan subyek atau seseorang yang belum pernah menerima vaksin Covid-19. Dukungan warga masih terus dibutuhkan.
”Semoga vaksin ini menjadi bakti Unair bagi bangsa, negara, dan masyarakat dunia,” ujar Nasih.
Direktur Utama RSUD Dr Soetomo Joni Wahyuhadi mengatakan, uji klinis fase 1 dilaksanakan 9 Februari-8 Maret 2022. Sementara fase 2 pada 11 Maret-11 April 2022 dengan 405 sukarelawan. Sementara fase 3 dijadwalkan pada 5.000 subyek segera setelah fase 2 selesai.
”Kalau hasil dan efikasi baik dari fase 2 bisa segera dilanjutkan ke fase 3,” katanya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, berkoordinasi dengan TNI/Polri, kejaksaan, dan partai politik untuk mencari subyek uji klinis atau sukarelawan. Ada sekitar 3,5 juta warga Jatim yang belum mendapat vaksinasi sehingga pencarian dan tawaran untuk menjadi subyek uji klinis terbuka lebar.
”Kami akan berupaya sekuat tenaga agar rencana uji klinis fase 1 dan fase 2 dapat dilaksanakan sesuai rencana,” kata Khofifah.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, vaksin Merah Putih menjadi program superprioritas Presiden untuk kemandirian vaksin. Selain itu, nama vaksin Merah Putih masih bersifat sementara dan menunggu arahan Presiden untuk digunakan nantinya dalam kepentingan lebih luas.