Dua Siswa SMP di Palangkaraya Terkonfirmasi Positif Covid-19
Lagi, 2 siswa sekolah menengah pertama di Palangkaraya, Kalteng, terpapar Covid-19. Hal itu mendambah daftar jumlah murid yang sudah terpapar. Meskipun demikian, pemerintah mengklaim belum ada kluster baru di sekolah.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Daftar peserta didik yang terkonfirmasi Covid-19 di Kota Palangkaraya bertambah. Dua siswa SMP itu diduga terpapar dari lingkungan di masing-masing rumah kedua siswa.
Sebelumnya, lima siswa SMA Negeri I Palangkaraya dan seorang guru terpapar Covid-19. Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Palangkaraya bersama dengan beberapa instansi langsung melakukan penelusuran dengan melaksanakan tes swab antigen di sekolah tersebut. Sampai sekarang belum ada tambahan kasus dari SMA Negeri I Palangkaraya.
Lalu, pada Rabu (9/2/2022), Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya Muhamad Aswani mengungkapkan, dua pelajar SMP yang terkonfirmasi positif Covid-19 berasal dari SMP Katolik Palangkaraya dan SMP Negeri 2 Palangkaraya.
Pihaknya, lanjut Aswani, langsung berkoordinasi dengan Tim Satgas Penanganan Covid-19 dan melakukan tes massal ke siswa lain juga guru-guru di kedua sekolah itu. Sampai hari ini, hasil yang diterima untuk SMP Katolik Palangkaraya semua yang diuji usap mendapatkan hasil negatif, sedangkan untuk SMP Negeri 2 Palangkaraya masih menunggu hasil tes yang belum semua keluar.
”Ini bukan penularan dari sekolah, tetapi dugaan petugas yang melakukan penelusuran ini penularan dari lingkungan keluarga atau rumah mereka masing-masing,” ungkap Aswani.
Aswani menjelaskan, kedua siswa yang terkonfirmasi positif itu saat ini masih dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19 di Palangkaraya. ”Kami terus melakukan pemantauan setiap hari,” katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah Ahmad Syaifudi menjelaskan, dirinya sudah mengimbau semua kepala sekolah di Kalteng jika menemukan kasus positif Covid-19 pada murid, guru maupun staf sekolah maka pembelajaran tatap muka harus dihentikan dan dilanjutkan dengan pembelajaran daring. Keputusan itu diambil meski wilayah sekolah yang bersangkutan tidak di zona merah ataupun level 3.
”Untuk wilayah yang masuk level 2 itu bisa tetap melaksanakan tatap muka, tetapi dibatasi hanya 50 persen, ini kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Ahmad.
Pembatasan kegiatan tak hanya di sektor pendidikan. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga membatasi hilir mudik semua jenis transportasi. Mereka yang memasuki wilayah Kalimantan Tengah minimal harus sudah divaksin. Sementara untuk pelaku perjalanan udara harus mengantongi surat antigen dengan hasil negatif.
Pembatasan itu bukan tanpa alasan, dalam 24 jam terakhir jumlah kasus kembali melonjak dari 41 kasus pada Selasa (8/2/2022) menjadi 93 kasus pada Rabu (9/2/2022). Total kasus terkonfirmasi positif menjadi 47.095 orang.
Sementara itu pasien sembuh juga bertambah lima orang sehingga totalnya menjadi 45.176 orang. Kabar buruk, dalam seminggu belakangan pada Rabu siang setidaknya dua orang meninggal dalam kondisi terpapar Covid-19. Total orang yang meninggal karena virus mematikan itu menjadi 1.594. Kedua orang itu berasal dari Kabupaten Kotawaringin Barat dan Barito Timur.
Saya berharap ini ditinjau kembali, ini demi hak menjamin pemenuhan hak hidup dan kesehatan anak di sekolah saat tatap muka dilaksanakan. (Sugianto)
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran di sela-sela rapat virtual bersama Presiden RI pada Selasa (8/2/2022) lalu meminta instansi pendidikan di daerah juga di pusat untuk mengevaluasi kembali pembelajaran atau pertemuan tatap muka di sekolah. Dengan situasi lonjakan kasus, ditambah ditemukannya kasus varian Omicron di Kalteng, pembelajaran daring dirasa lebih baik.
”Saya berharap ini ditinjau kembali, ini demi hak menjamin pemenuhan hak hidup dan kesehatan anak di sekolah saat tatap muka dilaksanakan,” ungkap Sugianto.
Sugianto mengimbau masyarakat untuk selalu patuh dan disiplin terhadap protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi. Dua upaya itu merupakan upaya pencegahan terbaik yang bisa dilakukan sampai saat ini. ”Masyarakat tidak perlu panik, tetapi tetap waspada,” ujarnya.