Vaksin Merah Putih Siap Diproduksi pada Pertengahan 2022
Produksi vaksin Merah Putih buatan dalam negeri dinantikan untuk menjamin stok vaksin Covid-19. Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Universitas Airlangga dan PT Biotis Pharmaceutical akan dirilis awal tahun ini.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Percepatan vaksinasi Covid-19 di Indonesia yang ditargetkan menyasar lebih dari 208 juta jiwa membutuhkan stok vaksin melimpah. Oleh sebab itu, produksi vaksin Merah Putih buatan dalam negeri sangat dinantikan untuk menjamin ketersediaan tersebut.
Saat ini ada enam pengembang vaksin tersebut, yaitu Universitas Airlangga (Unair) bersama PT Biotis Pharmaceutical, PT Bio Farma bersama Baylor College of Medicine, Universitas Indonesia bersama PT Etana, dan Institut Teknologi Bandung. Selain itu kandidat vaksin Covid-19 dikembangkan Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama PT Bio Farma serta Universitas Padjajaran bersama PT Biofarma & Lipotek.
”Perkembangan riset dan hilirisasi vaksin produksi dalam negeri ini dilakukan oleh triple helix, yakni pemerintah, industri farmasi, dan lembaga riset/perguruan tinggi,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas, Kamis (13/1/2022).
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Unair bersama PT Biotis Pharmaceutical menurut rencana dirilis awal tahun ini. Sementara produksi massal vaksin Covid-19 buatan dalam negeri tersebut diperkirakan mulai dilaksanakan pada pertengahan 2022.
Muhadjir meminta Kementerian Kesehatan sebagai regulator mencari titik temu antara pemerintah dan industri sebagai produsen agar jadwal rilis vaksin Merah Putih sesuai harapan. ”Ini supaya bisa dipercepat tanpa mengurangi kualitas, presisi, dan akurasi produknya,” ucapnya.
Menurut Muhadjir, kerja keras tim peneliti pembuat vaksin Merah Putih berkontribusi memajukan industri kesehatan Tanah Air. Vaksin tersebut diharapkan membantu mengakhiri pandemi Covid-19 di Indonesia.
”Kalau bisa kita mencapai target yang paling maksimal sehingga akhir penutup dari wabah kali ini diakhiri dengan vaksin buatan dalam negeri. Itu dalam bahasa agamanya lebih husnul khatimah,” ujarnya.
Hingga Rabu (12/1/2022), cakupan vaksinasi di Indonesia mencapai 82,78 persen untuk dosis pertama dan 56,72 persen untuk dosis kedua. Percepatan vaksinasi primer ini sangat diperlukan karena saat ini pemerintah telah menggelar vaksinasi dosis penguat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengusulkan vaksin Merah Putih primer paling lambat dirilis Maret 2022. Sementara vaksin primer untuk anak paling lambat Juni 2022 dan vaksin penguat dirilis pada Agustus 2022.
Pemerintah juga akan mengupayakan vaksin produksi dalam negeri bisa diekspor. Namun, langkah ini akan dilakukan dengan kehati-hatian akan adanya varian Covid-19 baru sehingga stok vaksin harus dijaga tetap mencukupi.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan, pihaknya terus mendampingi pengembangan vaksin Merah Putih. Vaksin yang dikembangkan Unair bersama PT Biotis Pharmaceutical sudah menyelesaikan uji praklinis dan akan memasuki uji klinis.
”PT Biotis (Pharmaceutical) telah mendapatkan (sertifikat) CPOB (cara pembuatan obat yang baik) untuk tahapan fill and finish. Tentunya akan terus dikembangkan untuk memenuhi CPOB upstream dan downstream. Jadi, nanti akan secara keseluruhan dari bahan baku hingga diproduksi secara komersial,” jelasnya.
Vaksin Merah Putih untuk uji klinis diharapkan diproduksi pada awal Februari 2022. Dengan demikian, izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) ditargetkan diberikan pada Juni 2022.