Vaksin Penguat Gratis, Warga Lansia Menjadi Prioritas
Pemberian vaksinasi Covid-19 dosis ketiga diprioritaskan untuk warga lanjut usia dan kelompok rentan. Stok vaksin saat ini memadai jumlahnya untuk mereka yang belum divaksin plus untuk memulai pemberian vaksin penguat.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO DAN DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mulai melaksanakan vaksinasi Covid-19 dosis penguat atau dosis ketiga secara gratis pada 12 Januari 2022 dengan memprioritaskan warga lanjut usia dan kelompok rentan yang memiliki gangguan imunitas, berusia 18 tahun ke atas, dan sudah mendapat vaksin dosis lengkap. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat mengingat virus penyebab Covid-19 terus bermutasi.
”Untuk itu saya memutuskan pemberian vaksin ketiga ini gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia, karena sekali lagi saya tegaskan keselamatan rakyat adalah yang utama,” kata Presiden Joko Widodo. Pernyataan Presiden tentang vaksinasi dosis ketiga itu disampaikan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (11/1/2022).
Seusai rapat terbatas yang dipimpin Presiden pada Senin (10/1/2022), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan, pekan ini Indonesia naik ke urutan keempat dunia dari sisi jumlah warga yang divaksinasi dengan 169 juta orang yang divaksin dosis pertama. Posisi Indonesia berada di bawah China, India, dan Amerika Serikat. Lima provinsi di Indonesia belum mencapai 70 persen vaksinasi pertama, yakni Sumatera Barat, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, pemerintah telah mempersiapkan vaksin penguat. ”Beberapa (produk vaksin) telah mendapat EUA (izin penggunaan darurat) dari Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan), yakni Sinovac, CoronaVac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax,” katanya.
Serentak
Menurut Budi Gunadi, vaksinasi penguat akan diberikan gratis bagi masyarakat Indonesia berusia 18 tahun ke atas dan sudah mendapat vaksin dosis lengkap minimal enam bulan lalu. Pada Januari 2022, vaksinasi penguat menyasar 21 juta penduduk. Vaksinasi diprioritaskan bagi warga lanjut usia (lansia) dan kelompok rentan dengan imunokompromais.
Vaksinasi penguat atau booster bagi warga lansia akan dilaksanakan serentak di semua kabupaten atau kota. Vaksinasi penguat bagi masyarakat rentan non warga lansia baru bisa digelar di wilayah dengan capaian vaksinasi dosis pertama minimal 70 persen dari total populasi dan dosis pertama untuk warga lansia minimal 60 persen. Dari data Kementerian Kesehatan per 10 Januari 2022 ada 273 kabupaten atau kota memenuhi syarat itu.
”Pemerintah memiliki stok vaksin cukup dari kontrak pengadaan tahun lalu yang tiba tahun ini dan tambahan signifikan dari vaksin donasi dunia melalui kerja sama Covax dan bilateral,” tutur Budi. Covax merupakan inisiatif global yang ditujukan untuk akses setara terhadap vaksin-vaksin Covid-19.
Total vaksin yang diterima dari kerja sama dengan Fasilitas Covax 54 juta dosis. Ketersediaan vaksin penguat tahun 2022 mencakup 62 juta dosis vaksin Pfizer dan 95,2 juta vaksin Moderna.
Vaksin yang diberikan mempertimbangkan stok vaksin dan hasil riset di dalam negeri dan luar negeri. Dari pertimbangan itu, sementara ada tiga skema pemberian vaksin penguat.
Pemerintah memiliki stok vaksin cukup dari kontrak pengadaan tahun lalu yang tiba tahun ini dan tambahan signifikan dari vaksin donasi dunia melalui kerja sama Covax dan bilateral.
Pertama, bagi sasaran yang mendapat vaksin primer (vaksin dosis utama) dosis lengkap jenis Sinovac akan mendapat vaksin penguat setengah dosis vaksin Pfizer. Kedua, sasaran yang mendapat vaksin primer Sinovac bisa diberikan vaksin penguat setengah dosis vaksin AstraZeneca. Ketiga, sasaran yang mendapat vaksin primer AstraZeneca dapat menerima vaksin penguat setengah dosis buatan Moderna.
Budi memaparkan, vaksin penguat dengan jenis berbeda (heterologus) memiliki peningkatan antibodi sama atau lebih baik dari vaksin penguat dengan jenis sama (homologus). Pemberian vaksin penguat setengah dosis mampu meningkatkan antibodi sama atau lebih baik dari pemberian satu dosis serta memiliki dampak kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) lebih ringan.
”Kombinasi awal vaksin booster yang akan diberikan ini berdasarkan ketersediaan vaksin dan hasil riset yang disetujui Badan POM dan ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization). Nantinya ini bisa berkembang tergantung hasil riset baru dan ketersediaan vaksin yang ada,” ucap Budi.
Meski vaksinasi penguat gratis, pemerintah mempertahankan mekanisme vaksinasi gotong royong. Tarif maksimal pelayanan vaksinasi akan ditetapkan Menteri Kesehatan.
Alur vaksinasi
Pelaksana Tugas Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan Prima Yosephine menyampaikan, vaksinasi penguat akan dilakukan di puskesmas, rumah sakit pemerintah, serta pos pelayanan vaksinasi dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan. Sebelum melakukan vaksinasi penguat, sasaran vaksinasi diharapkan melakukan verifikasi mandiri.
Verifikasi bisa dilakukan melalui aplikasi Peduli Lindungi atau laman Peduli Lindungi. Pada aplikasi itu, sasaran penerima vaksin dapat memeriksa kelayakan mendapat vaksin penguat dan memeriksa waktu bisa mendapat vaksin penguat. Dari verifikasi ini, penerima vaksin akan mendapat tiket vaksin penguat yang akan ditunjukkan pada petugas di lokasi vaksinasi.
Jika termasuk kelompok prioritas tapi belum mendapat tiket dan jadwal vaksinasi di aplikasi Peduli Lindungi, warga bisa datang ke fasilitas kesehatan atau tempat vaksinasi terdekat dengan membawa KTP dan surat bukti vaksinasi dosis pertama dan kedua.
”Vaksinasi booster ini sebaiknya tetap memperhatikan sasaran pada sumber daya manusia kesehatan yang sudah berjalan sebelumnya. Sebab, di beberapa daerah belum semua SDM kesehatannya mendapat vaksin booster,” kata Prima.