Vaksinasi Jadi Harapan Lindungi Anak Usia 6-11 Tahun dari Covid-19
Orangtua diminta tidak panik ketika anak mengalami KIPI setelah menerima vaksin Covid-19. Orangtua bisa melakukan upaya dini, seperti memastikan anak beristirahat cukup serta mengonsumsi air putih.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah telah memulai pelaksanaan vaksinasi untuk anak berusia 6-11 tahun pada Desember 2021 dengan target sasaran mencapai 26,5 juta anak. Vaksinasi menggunakan jenis vaksin Sinovac tersebut diharapkan mampu melindungi mereka dari penyebaran Covid-19, baik varian lama maupun varian baru.
Pada Rabu (15/12/2021), Presiden Joko Widodo meninjau langsung vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak usia 6-11 tahun yang digelar di Kompleks SD Negeri (SDN) Cideng, Gambir, Jakarta.
”Pagi hari ini saya datang untuk melihat dimulainya vaksinasi untuk anak antara 6-11 tahun yang di seluruh Indonesia ini ada kurang lebih 26,5 juta anak-anak yang harus kita vaksin. Dan, khusus di Jakarta, ada 1,2 juta anak yang harus divaksin,” ujar Presiden Jokowi dalam keterangannya seusai peninjauan.
Pada kesempatan tersebut sedikitnya 200 siswa SD berusia 6-11 tahun divaksin menggunakan Sinovac. Mereka terdiri dari siswa SDN Cideng 04 sebanyak 44 orang, SDN Cideng 13 sebanyak 59 orang, SDN Cideng 09 sebanyak 44 orang, dan SDN Cideng 10 sebanyak 53 orang.
Kepala Negara mengapresiasi telah dimulainya vaksinasi untuk anak tersebut. Program ini diharapkan tidak hanya dimulai di Jakarta. Provinsi-provinsi lain diharapkan juga segera memulai vaksinasi untuk anak-anak sebagai bentuk proteksi atau perlindungan bagi mereka dari penyebaran Covid-19, baik varian lama maupun varian baru.
Presiden Jokowi pun meminta program ini disesuaikan dengan imunisasi dan vaksinasi untuk berbagai penyakit lain. ”Semuanya juga harus disesuaikan karena anak-anak kita juga harus mendapatkan imunisasi, mendapatkan vaksinasi untuk penyakit-penyakit yang lain, sehingga pengaturan ini ada di Kementerian Kesehatan, ada di dinas kesehatan daerah, dan kita harapkan semuanya bisa segera kita selesaikan,” katanya.
Pada peninjauan vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia 6-11 tahun ini, Presiden Jokowi didampingi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Pelaksanaan vaksinasi bagi anak ini berdasarkan rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) melalui surat tanggal 9 Desember 2021 perihal kajian vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6-11 tahun. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 13 Desember 2021 juga telah mengeluarkan dan menandatangani Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pelaksanaan Vaksinasi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) bagi Anak Usia 6-11 Tahun.
Sebelumnya, juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menuturkan, dalam pelaksanaannya, peserta vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun diwajibkan untuk membawa kartu keluarga atau dokumen yang mencantumkan nomor induk kependudukan (NIK) anak.
”Adapun kegiatan vaksinasi ini akan diintegrasikan dengan kegiatan imunisasi rutin. Harap untuk menjadi catatan bahwa vaksinasi Covid-19 pada anak tidak menjadi prasyarat dari pembelajaran tatap muka,” kata Wiku saat menyampaikan keterangan pers terkait perkembangan penanganan Covid-19, Selasa (14/12/2021) petang, yang juga disiarkan di kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Jangan panik
Di sesi tanya jawab media, Wiku meminta masyarakat tidak panik jika terjadi beberapa indikasi kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) setelah menerima vaksin Covid-19. Indikasi KIPI tersebut seperti nyeri pada lengan di tempat suntikan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, menggigil, mual, muntah, rasa lelah, demam ditandai suhu di atas 37,8 derajat celsius, ataupun gejala mirip flu dan menggigil selama 1-2 hari.
”Kami meminta masyarakat untuk tidak panik. Orangtua bisa melakukan upaya penanganan dini dengan membuat anak beristirahat dengan cukup, minum obat penurun panas jika diperlukan, serta mengonsumsi air putih yang cukup. Jika terdapat rasa nyeri di tempat suntikan, tetap gerakkan dan gunakan lengan anak. Dan, apabila perlu, kompres bagian yang nyeri dengan kain bersih yang dibasahi dengan air dingin,” kata Wiku.
Setelah melakukan penanganan dini, lanjutnya, orangtua diminta melaporkan temuan KIPI yang dialami anak ke puskesmas atau sentra vaksinasi sebagai masukan evaluasi pelaksanaan ke depan serta penanganan lebih lanjut.
Wiku mengatakan, sejauh ini jenis vaksin yang digunakan untuk vaksinasi anak-anak usia 6-11 tahun adalah Sinovac. Pemerintah juga mendorong penggunaan jenis vaksin lain yang tersedia, seperti AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna, untuk kelompok remaja dan dewasa. ”Namun, perlu ditekankan bahwa vaksin Sinovac yang telah tersedia di gudang daerah akan tetap diberikan kepada masyarakat sesuai ketersediaan di masing-masing daerah,” ujarnya.
Pada prinsipnya penambahan vaksinasi pada kelompok usia 6-11 tahun adalah upaya pemerintah memperluas pembentukan antibodi di populasi dengan urgensi terdapat kenaikan jumlah kasus Covid-19 pada anak-anak.
Menurut Wiku, pada prinsipnya penambahan vaksinasi pada kelompok usia 6-11 tahun adalah upaya pemerintah memperluas pembentukan antibodi di populasi dengan urgensi terdapat kenaikan jumlah kasus Covid-19 pada anak-anak, termasuk yang saat ini terjadi di beberapa negara yang mengalami transmisi komunitas varian Omicron.