Ada berbagai penyebab kurangnya nafsu makan pada anak, baik fisik maupun psikologis. Perlu mengevaluasi penyebabnya agar bisa mengatasi secara tepat.
Oleh
ATIKA WALUJANI MOEDJIONO
·4 menit baca
Anak sulit makan merupakan keluhan umum dari orang tua. Kebingungan memuncak jika balita tampak kurus. Orang tua khawatir hal ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan asupan gizi yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Ada berbagai penyebab anak tidak mau makan. Artikel di Healthline, 29 September 2018 memaparkan, pada bayi dan balita, kesulitan makan dini seperti kolik, sering muntah, kesulitan mengisap, alergi makanan, kecenderungan genetik, keterlambatan atau tidak dikenalkan berbagai macam makanan dan tekstur di usia muda, dipaksa makan terlalu banyak, waktu makan tidak teratur, asupan susu berlebihan, stres dan konflik keluarga, bisa menjadi penyebab.
Orang tua perlu mengevaluasi hal tersebut. Konsultasikan dengan dokter anak untuk memastikan tidak ada masalah medis yang mendasari. Kemudian lakukan sejumlah perubahan dan pengaturan agar nafsu makan anak menjadi normal.
Yang utama, kenalkan secara bertahap berbagai macam makanan dan tekstur saat anak lepas dari air susu ibu eksklusif di usia enam bulan. Berikan makanan dalam jumlah kecil, namun sering.
Pedoman porsi yang baik adalah satu sendok makan setiap waktu makan per tahun kehidupan anak. Lebih banyak makanan dapat diberikan jika anak menginginkan.
Buatlah waktu makan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Ajak anak bercakap-cakap meski mereka belum memiliki kosakata untuk berpartisipasi dalam percakapan. Jangan ada paksaan atau tekanan yang membuat anak stres.
Beri makan anak pada waktu teratur. Batasi maksimal 20 menit setiap waktu makan agar anak tidak bosan dan rewel.
Pada anak yang sudah cukup besar, ajak makan bersama keluarga. Hidupkan semangat dan kesadaran pentingnya makanan sehat. Hilangkan gangguan seperti telepon genggam, gadget, atau mainan, di meja makan.
Hindari camilan, minum susu atau jus berlebihan di antara waktu makan agar mereka tidak kekenyangan saat jam makan tiba.
Sehari-hari, pastikan anak berkegiatan seperti bermain dan berolahraga agar kalorinya terbakar dan merasa lapar. Hindari camilan, minum susu atau jus berlebihan di antara waktu makan agar mereka tidak kekenyangan saat jam makan tiba.
Vitamin dan mineral
Utamakan upaya perubahan dalam hidup keseharian. Jika hal itu masih belum berhasil, mungkin vitamin, mineral, dan herbal efektif merangsang nafsu makan serta mengobati kekurangan vitamin dan mineral yang mempengaruhi nafsu makan.
Vitamin B1 atau tiamin, demikian Medical News Today, 23 Agustus 2019, sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Zat gizi ini dibutuhkan jaringan tubuh untuk berfungsi baik. Tiamin larut dalam air dan membantu tubuh mengubah makanan menjadi energi.
Tiamin menyebabkan hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, kebingungan dan gejala neurologis lain. Sumber alami tiamin antara lain daging, produk unggas, kacang-kacangan, gandum utuh, roti, nasi, serta ragi.
Vitamin dalam bentuk suplemen umumnya aman bagi orang dewasa. Namun, pemberian pada anak sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter.
Terkait seng, Hajime Suzuki dan tim peneliti dari Jepang dalam Recent Patents on Food, Nutrition & Agriculture, September 2011 menyebutkan, mineral itu dibutuhkan oleh manusia dan hewan untuk berbagai fungsi fisiologis, seperti pertumbuhan, fungsi kekebalan, dan reproduksi.
Kekurangan seng menyebabkan anoreksia, gangguan pertumbuhan, dermatitis, gangguan indra perasa, dan hipogonadisme, yakni kelenjar seksual tidak memproduksi hormon dalam jumlah cukup. Pemberian seng oral pada tikus percobaan terbukti merangsang asupan makanan,
Seng banyak terkandung pada daging merah, produk unggas, biji-bijian, kacang-kacangan, gandum utuh, nasi, dan tiram.
Suplemen seng atau multivitamin yang mengandung seng aman untuk orang dewasa. Sedangkan pada anak kecil perlu dikonsultasikan ke dokter.
Menurut Medical News Today, 23 Agustus 2019, asam lemak omega-3 adalah lemak esensial dalam makanan manusia. Minyak ikan dan ikan berlemak seperti salmon merupakan sumber asam lemak omega-3 yang sangat baik.
Penelitian menunjukkan, asam lemak omega-3 dapat meningkatkan nafsu makan. Signe Damsbo-Svendsen dan kolega dari Universitas Kopenhagen, Denmark, dalam jurnal Appetite, 1 Juli 2013, melaporkan, penelitian pada perempuan dewasa, minyak ikan memicu keinginan untuk makan lebih banyak.
Suplemen minyak ikan dapat digunakan untuk merangsang nafsu makan pada mereka yang tidak alergi makanan laut, juga pada kasus kaheksia (penurunan berat badan dan kehilangan otot) penderita kanker.
Sementara itu, pendukung naturopati merekomendasikan herbal rasa pahit bagi mereka yang ingin meningkatkan nafsu makan atau pencernaan. Secara empiris, sejumlah masyarakat di dunia menggunakan ramuan herbal pahit untuk membantu pencernaan di lambung.
Di luar suplemen yang cukup aman, ada obat oreksigenik untuk meningkatkan nafsu makan. Medical News Today mencatat, Administrasi Makanan dan Obat (FDA) Amerika Serikat, telah menyetujui tiga obat, yakni megestrol asetat, oksandrolon, dan dronabinol.
Obat–obat tersebut untuk mengatasi masalah kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan pada penderita penyakit berat. Karena memiliki efek samping, tidak disarankan diberikan pada anak atau orang sehat untuk meningkatkan nafsu makan.
Bagi anak-anak, tumbuh kembang tidak hanya tergantung makanan. Suasana riang gembira dan stimulasi yang baik membuat anak-anak banyak bergerak dan bahagia. Dengan pengaturan waktu makan yang baik, tidak memberi camilan atau susu berlebihan, maka nafsu makan tidak akan menjadi masalah.