JAKARTA, KOMPAS — Pola makan sehat yang dibentuk sejak dini akan menjamin kesuksesan anak. Pola makan sehat melatih kecerdasan emosional anak dan tipe kecerdasan ini berperan besar untuk mencapai kualitas kehidupan yang baik di masa depan.
Kepala Divisi Perkembangan Anak Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (FEMA IPB) Dwi Hastuti, di Jakarta, Rabu (19/12/2018), mengatakan, pola makan sehat adalah kebiasaan untuk mengonsumsi makanan beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA).
”Ketika anak menerapkan pola makan yang sehat, mereka akan belajar mengenai aturan, etika, dan logika,” katanya, seusai diskusi Menu Aman Pilihan Ibu, Inspirasi Hidup Sehat Keluarga oleh Danone dan Nutricia Sarihusada.
Anak-anak akan belajar mengenai aturan dan etika mengenai pangan yang boleh dikonsumsi. Terkait logika, anak juga akan mengerti dampak dari makanan yang disantap. Ketiga aspek tersebut akan mengembangkan kemampuan emosi mereka untuk mengontrol diri sendiri yang akan berguna ketika dewasa.
Daniel Goleman dalam buku Emotional Intelligence terbitan 1995 menyebutkan, pada kenyataannya, kesuksesan intelektual hanya berkontribusi sebesar 20 persen dalam kesuksesan seseorang. Sisa 80 persen bergantung dari faktor lainnya, seperti kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional yang baik akan meningkatkan kapabilitas sosial seseorang, seperti kepemimpinan.
Menurut Tuti, pola makan sehat perlu diajari sejak anak-anak berada pada usia pra-sekolah. Pengajaran pola makan sehat dapat dimulai dari orangtua, terutama ibu sebagai pendidik pertama di dalam keluarga. ”Anak, misalnya, dapat diajari boleh mengonsumsi coklat atau es krim seminggu sekali,” ujarnya.
Dokter spesialis gizi klinis dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, Juwalita Surapsari, mengatakan, seorang ibu harus mampu menjaga keamanan pangan yang dikonsumsi sekeluarga. Keamanan pangan adalah upaya untuk menghindarkan pangan dari kontaminasi bakteri dan mendapatkan manfaat zat gizi optimal dari makanan.
”Keamanan pangan dimulai dari memilih bahan makanan saat berbelanja, menyimpan bahan makanan mentah, menyiapkan masakan, memasak, hingga menyimpan makanan yang sudah matang,” kata Lita.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, 1 dari 10 orang di seluruh dunia jatuh sakit setiap tahun karena mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Makanan yang terkontaminasi membawa bakteri, virus, parasit, dan kandungan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan 200 jenis penyakit.
Lita menyarankan, memasak harus dilakukan dengan perencanaan. Pemilihan jenis pangan yang dikonsumsi anak harus mengikuti kebutuhan dan tumbuh kembang anak. Pada dasarnya, kebutuhan gizi yang harus dipenuhi setiap hari adalah karbohidrat, protein, dan vitamin.
Kebiasaan makan anak terpengaruh dari pola makan orangtua. Oleh karena itu, pola makan sehat sebaiknya diterapkan oleh seluruh anggota keluarga.
Bloger yang juga seorang ibu, Vendryana, menceritakan, mengajarkan pola makan sehat kepada anak dengan umur di bawah 5 tahun membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Penerapan pola tersebut juga akan mengasah kreativitas sang ibu, seperti membuat menu baru yang tetap menjaga kandungan nutrisi makanan.