Aktivitas Masyarakat Dilonggarkan, Upaya Tes dan Lacak Harus Ditingkatkan
Penularan Covid-19 masih mengancam. Di tengah laju penularan yang melandai, masyarakat diharapkan tetap waspada. Upaya peningkatan pelacakan, pemeriksaan, dan penguatan protokol kesehatan agar terus dilakukan.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Laju penularan Covid-19 yang terus menurun harus terus dipertahankan. Aktivitas masyarakat yang mulai dilonggarkan perlu diiringi dengan penguatan pada upaya pencegahan. Hal ini terutama pada pengetatan protokol kesehatan serta peningkatan tes dan pelacakan kasus.
Kepala Departemen Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Irwandy ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa (14/9/2021), mengatakan, pemerintah dan masyarakat diharapkan tidak lengah di tengah situasi pandemi yang mulai melandai. Pelonggaran aktivitas masyarakat sebaiknya dilakukan secara bertahap.
”Pelonggaran aktivitas masyarakat hendaknya juga diiringi dengan peningkatan pada upaya testing (pemeriksaan) dan tracing (pelacakan) di masyarakat. Ini penting agar kasus penularan di masyarakat bisa segera ditemukan dan rantai penularan tidak semakin meluas,” tuturnya.
Per 14 September 2021, Kementerian Kesehatan mencatat, jumlah orang yang diperiksa terkait Covid-19 dalam sehari sebanyak 185.722 orang. Dalam sepekan, rasio kontak erat yang dilacak pada setiap kasus konfirmasi positif Covid-19 sebesar 1:8,89 kasus. Adapun rasio pelacakan tertinggi berada di Provinsi Jawa Timur (1:14,7), Sumatera Utara (1:14,0), dan DKI Jakarta (1:11,0). Daerah dengan rasio pelacakan terendah di Maluku Utara, Maluku, dan Kalimantan Utara.
Irwandy menambahkan, kewaspadaan akan penularan Covid-19 harus terus ditingkatkan. Masyarakat juga tetap bersiap akan kemungkinan terjadinya lonjakan berikutnya.
Di sejumlah negara, lonjakan kasus masih terjadi meskipun sebagian besar warganya sudah mendapatkan vaksinasi. Itu membuktikan bahwa vaksinasi tidak bisa menjadi garansi utama untuk mencegah peningkatan kasus di kemudian hari.
Ia menuturkan, pandemi yang terjadi saat ini sekaligus menjadi momentum agar pemerintah segera mendirikan badan khusus terkait pencegahan dan pengendalian penyakit menular. Badan ini bertugas untuk melakukan kegiatan pencegahan, pendeteksian, dan pengendalian penyakit menular secara rutin.
”Kita perlu lembaga yang lebih fokus melakukan fungsi teknis operasional dalam melakukan upaya-upaya pencegahan, pendeteksian, dan pengendalian penyakit menular. Ini mengingat pandemi diprediksi akan berlangsung dalam jangka waktu lama. Penyakit menular lain juga masih berpotensi terjadi,” tutur Irwandy.
Selain itu, ia menyampaikan, upaya pengendalian juga harus diperkuat dari sisi masyarakat. Perluasan cakupan vaksinasi harus terus diupayakan. Kepatuhan untuk mematuhi protokol kesehatan pun tidak boleh mengendur.
”Ini penting untuk melindungi masyarakat lansia yang rentan dan anak-anak usia di bawah 12 tahun yang belum bisa mendapatkan perlindungan dari vaksinasi,” ucap Irwandy.
Tugas besar kita sekarang adalah mempertahankan kurva (penularan Covid-19) yang telah melandai. Untuk mempertahankan kurva kita harus sungguh-sungguh menjaga protokol kesehatan dan membatasi aktivitas sosial dan ekonomi.
Secara terpisah, juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan, pemerintah akan terus meningkatkan upaya pengendalian Covid-19. Penerapan aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tetap dijalankan secara tegas selama kasus penularan masih terjadi.
Monitoring dan evaluasi juga dijalankan secara rutin untuk menentukan kebijakan yang akan ditetapkan. Kebijakan tersebut sifatnya adaptif menyesuaikan dengan perkembangan penularan Covid-19 yang terjadi di masyarakat.
”Tugas besar kita sekarang adalah mempertahankan kurva (penularan Covid-19) yang telah melandai. Untuk mempertahankan kurva kita harus sungguh-sungguh menjaga protokol kesehatan dan membatasi aktivitas sosial dan ekonomi,” kata Wiku.
Ia menuturkan, antisipasi lonjakan kasus juga dilakukan melalui respons cepat dalam peningkatan kesiapan fasilitas kesehatan. Jumlah tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 terus ditambah. Saat ini sebanyak 116.393 tempat tidur telah disiapkan.
Hal itu juga dilengkapi dengan alat kesehatan pendukung, seperti oksigen dan ventilator. Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan juga diupayakan dengan memanfaatkan dokter internship dan perawat yang belum uji kompetensi dengan supervisi dari tenaga kesehatan senior.
”Testing dan tracing juga menjadi fokus utama. Testing terus ditingkatkan hingga mencapai hampir satu juta orang yang diperiksa dalam satu minggu. Jumlah laboratorium pemeriksaan terus ditambah dan saat ini sudah ada 796 laboratorium rujukan di Indonesia,” ucap Wiku.
Vaksinasi, lanjut Wiku, akan terus diperluas sebagai langkah pencegahan terjadinya lonjakan kasus. Ditargetkan laju vaksinasi akan ditingkatkan menjadi 10 juta suntikan per 10 hari. Stok vaksin nasional dan distribusi vaksin yang merata akan diupayakan.
”Lonjakan kasus telah kita lewati dan saat ini tugas besar kita adalah menjaga agar tidak kembali terjadi lonjakan kasus. Pelaksanaan kebijakan PPKM perlu untuk terus ditingkatkan dan masyarakat tidak boleh lengah dalam menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.