Tetap disiplin protokol kesehatan dan mempercepat vaksinasi menjadi inti strategi jangka panjang hidup bersama Covid-19. Kewaspadaan akan varian Mu pun perlu dipersiapkan.
Oleh
Tim Kompas
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Keberadaan Covid-19 diperkirakan masih akan berlangsung dalam jangka panjang. Selain terus menjalankan pengendalian penularan Covid-19 dan mempercepat vaksinasi, pemerintah juga mulai mempersiapkan skenario mengalihkan kehidupan masyarakat dari masa pandemi ke masa endemi.
Masyarakat diharapkan bisa beradaptasi dan mengikuti perubahan tersebut. ”Ada aturan-aturan sehingga bisa terkontrol untuk sekaligus menyiapkan nanti pada waktu endemi itu, targetnya walau masih ada Covid tapi tetap sehat dan produktif. Kita akan menyiapkan semuanya supaya itu tercapai,” ujar Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Selasa (7/9/2021) di Jakarta, saat meninjau vaksinasi di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Wapres juga menyebut pentingnya penggunaan teknologi digital lewat aplikasi PeduliLindungi. Pemanfaatan aplikasi yang telah diterapkan di banyak tempat, seperti mal dan lokasi keramaian lain, ini berfungsi mengontrol kedisiplinan masyarakat.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menambahkan bahwa aplikasi PeduliLindungi membuat pergerakan masyarakat menjadi lebih teratur. Pemanfaatan aplikasi ini juga mengontrol sektor esensial agar dapat terus beroperasi, tapi aman karena kasus Covid-19 terkontrol.
Pemetaan
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, pemerintah menyiapkan strategi untuk masyarakat bisa hidup berdampingan dengan Covid-19. Ia mengatakan pemetaan sudah mulai dilakukan, antara lain terkait hambatan penerapan kebiasaan baru mulai dari protokol kesehatan, testing dan pelacakan, serta vaksinasi.
Ia menyampaikan, strategi hidup bersama dengan Covid-19 disusun sesuai dengan penilaian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni berdasarkan penularan di komunitas dan kapasitas respons penanganan Covid-19. Disiplin masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan juga agar jadi kebiasaan baru.
Maxi menambahkan, strategi kebiasaan baru lainnya yang disiapkan yakni terkait testing dan pelacakan. Diharapkan, masyarakat bisa lebih sadar untuk memeriksakan diri jika mengalami gejala menyerupai Covid-19 serta bersedia untuk dilakukan pelacakan, pemeriksaan, dan menjalani isolasi saat positif Covid-19.
Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan menyampaikan, peta jalan atau strategi jangka panjang yang disiapkan pemerintah untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 sudah tepat. Ia berharap hal itu juga diiringi penguatan kesiapan masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan.
"Dua faktor itu memengaruhi keberhasilan dalam penguatan protokol kesehatan, 3T (testing, pelacakan, dan perawatan), serta vaksinasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ede menambahkan pentingnya rencana kontijensi untuk mengantisipasi lonjakan kasus. Ini karena virus masih berpotensi untuk bermutasi dengan risiko penularan yang tak bisa diprediksi.
Karena itu, penting meningkatkan riset terkait virus. Pengembangan vaksin Merah Putih juga perlu dipercepat untuk menjamin ketersediaan vaksin bagi masyarakat.
Vaksinasi
Saat di Ponorogo, Jawa Timur, Presiden Joko Widodo menargetkan vaksinasi nasional dan provinsi di akhir 2021 mencapai 70 persen. Data Kementerian Kesehatan, 7 September 2021, pukul 18.00, vaksinasi pertama mencapai 33,04 persen (68,8 juta dosis) dan vaksinasi kedua 18,94 persen (39.4 juta dosis). Target vaksinasi nasional sebanyak 208.265.720 jiwa.
Dukungan percepatan vaksinasi di antaranya di Sentra Vaksinasi Covid-19, Auditorium Petrokimia Gresik, Selasa. Sasaran vaksinasi sebanyak 1.000 orang dari kelompok ibu hamil, penyandang disabilitas, pelajar, dan warga. Kegiatan ini merupakan kolaborasi Pemerintah Kabupaten Gresik, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, PT Kalbe Farma Tbk, Kelompok Kompas Gramedia, PT Petrokimia Gresik, dan Ikatan Keluarga Alumni Universitas Airlangga.
Dalam kesempatan itu, Kalbe dan Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) menyerahkan bantuan sembako kepada 300 warga warga Gresik yang terdampak Covid-19.
Waspadai varian Mu
Terkait Mu, varian baru virus penyebab Covid-19 yang menyebar di sejumlah negara, Presiden Joko Widodo meminta semua pihak mewaspadainya. Keberadaan dan antisipasi dampak varian Mu ini dibahas khusus dalam rapat terbatas membahas evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Senin (6/9).
”Ini betul-betul agar kita lebih waspada dan detail. Jangan sampai ini merusak capaian yang sudah kita lakukan,” kata Presiden.
Upaya pencegahan di antaranya mengendalikan transportasi di bandara internasional dan pelabuhan internasional. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta jajarannya melakukan konsolidasi internal dan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kementerian Kesehatan, Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Direktorat Jenderal Imigrasi, dan pihak terkait lainnya. (TAN/CAS/WKM/BRO/ETA/WER/NDU/JAL/NCA/JUM)