Akses Vaksinasi Dipermudah
Cakupan vaksinasi diperluas dengan mempermudah akses warga terhadap vaksin Covid-19. Hal itu mesti diikuti jaminan pasokan dan kelancaran distribusi vaksin.
JAKARTA, KOMPAS—Warga yang belum memiliki nomor induk kependudukan (NIK) dan tergolong rentan, kini bisa mengakses vaksinasi Covid-19. Vaksin bisa diberikan di lokasi yang disepakati dinas kependudukan dan catatan sipil di daerah agar warga mendapat nomor induk kependudukan.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Rabu (4/8/2021), mengatakan, ”Vaksin Covid-19 bisa diberikan kepada yang belum punya NIK, tapi harus bersama dinas kependudukan dan catatan sipil."
Syarat itu diperlukan karena vaksinasi Covid-19 perlu pendataan sasaran dalam Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi Covid-19 yang memuat nama, alamat, dan NIK. Adapun warga rentan meliputi penyandang disabilitas, masyarakat adat, penghuni lembaga pemasyarakatan, penyandang masalah kesejahteraan sosial, dan pekerja migran Indonesia bermasalah.
Terkait hal itu, diterbitkan Surat Edaran Sekretariat Jenderal Kemenkes Nomor HK.02.02/III/15242/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 bagi Masyarakat Rentan dan Masyarakat Lain yang Belum Memiliki NIK. Surat itu disampaikan pada semua kepala dinas di provinsi, kabupaten, dan kota.
Dalam surat edaran itu disebutkan, layanan vaksinasi Covid19 bagi warga yang belum memiliki NIK dapat dilakukan bersama dengan dinas kependudukan dan catatan sipil di satu lokasi. Jadi kebutuhan warga terkait vaksinasi dan kepemilikan NIK bisa sekaligus terpenuhi.
Vaksin Covid-19 bisa diberikan kepada yang belum punya NIK, tapi harus bersama dinas kependudukan dan catatan sipil.
Juru bicara pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro memaparkan, vaksin Covid-19 terbukti efektif melindungi warga dari kesakitan berat, perawatan rumah sakit, bahkan kematian. Hasil riset diterbitkan di New England Medicine Journal, 7 Juli 2021, menyatakan vaksin Sinovac mencegah Covid-19, termasuk sakit parah dan kematian. Riset dilakukan pada 2 Februari-1 Mei 2021 pada 10,2 juta orang.
Baca juga Vaksinasi Perlu Terus Dipercepat
Menurut data Kemenkes, 90,98 juta dosis vaksin Covid-19 terdistribusi ke semua daerah di Indonesia. Sebanyak 3,09 juta dosis siap dikirimkan dan 6,9 juta dosis tersimpan di gudang penyimpanan vaksin.
Dengan demikian, menurut Siti Nadia, total vaksin yang beredar dan segera didistribusikan ke fasilitas kesehatan di semua kabupaten atau kota, mencapai 100,9 juta dosis vaksin. ”Stok di daerah 19 juta dosis. Warga jangan ragu divaksinasi sesuai jadwal ketersediaan vaksin,” katanya.
Per 4 Agustus 2021, total penduduk yang sudah divaksinasi Covid-19 dosis pertama 48,4 juta orang. Adapun yang mendapat vaksin dosis kedua 21,9 juta orang atau 10,5 juta dari target pemerintah 208,2 juta orang.
Di sejumlah daerah, vaksinasi massal Covid-19 terus digelar. Pemerintah Kota Tegal, Jawa Tengah, misalnya, menargetkan 90 persen sasaran vaksinasi telah disuntik Oktober nanti, dan mewacanakan nakan wisata vaksinasi di dermaga apung Pantai Alam Indah. Adapun 1.250 dosis vaksin disiapkan untuk vaksinasi massal berkonsep drive thru di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr Soerojo Magelang.
Baca juga Sekitar 91 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Telah Terdistribusi
Sementara vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster (penguat) buatan Moderna bagi tenaga kesehatan mulai dilakukan di sejumlah daerah di antaranya Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Palembang, Sumatera Selatan, dan Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Pada 2 Agustus 2021, total kasus aktif di Indonesia 523.164 kasus. Dari jumlah itu, 14 persen dirawat di rumah sakit dan 83,2 persen isolasi mandiri. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat kasus baru Covid-19 pada 4 Agustus 2021 bertambah 35.867 orang dan 1.747 orang meninggal.
Lonjakan di Bali-NTB
Sementara itu lonjakan kasus Covid-19 mulai terjadi di Bali dan Nusa Tenggara Barat sehingga rumah sakit penuh. Dua daerah ini mengalami keterbatasan oksigen, obat-obatan, dan tenaga kesehatan, sedangkan jumlah tes dan turunnya pelacakan kontak erat.
”Jumlah kasus di Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang menurun drastis. Di rumah sakit saya terasa sekali penurunan. Hampir mayoritas di Jawa menurun. Namun, kasus di luar Jawa melonjak, seperti di Sumatera, Kalimantan, Indonesia timur,” kata Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Dokter Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Mahesa Paranadipa Maikel.
Baca juga Bali dan Nusa Tenggara Barat Krisis Covid-19
Secara nasional, tren kematian tenaga kesehatan menurun. ”Per 3 Agustus 2021, ada 640 dokter meninggal. Rekor tertinggi pada Juli dengan 169 dokter meninggal. Sampai 3 Agustus ada tujuh yang meninggal,” kata Mahesa.
Ketua IDI Bali I Gede Putra Suteja mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 di Bali mulai terjadi dengan penambahan lebih dari 1.000 kasus per hari. Kini total kasus 79.917 dengan kasus aktif 13.344 orang dan meninggal 2.269. ”Biasanya peningkatan kasus di Bali terlambat sebulan setelah kasus di Jawa,” ujarnya.
Saat ini, tempat isolasi terpusat dan tingkat keterisian tempat tidur serta ruang perawatan intensif di rumah sakit di Bali hampir penuh. ”Apalagi oksigen terbatas karena konsumsi dan pasokan tak seimbang. Kami harus mencari oksigen di luar daerah,” katanya. Selain itu, obatan-obatan, terutama antiviral, mulai amat terbatas.
Para dokter IDI menyoroti keterbatasan tes dan lacak di daerah yang dianggap menjadi hambatan dalam penanganan pandemi. Di Bali, pelacakan kasus amat rendah, hanya sekitar satu dibandingkan tiga. Artinya, dari satu kasus positif hanya ditelusuri tiga kontak eratnya. ”Padahal saran WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) 1:30,” kata I Gede Putra Suteja.
Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Ede Surya Darmawan mengatakan, mutu isolasi mandiri perlu diperkuat. "Pastikan warga yang sedang isolasi mandiri memenuhi syarat, seperti pemantauan rutin petugas kesehatan dan memiliki alat dasar seperti oksimeter, serta cukup obat-obatan," kata Ede.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan, Pemerintah Indonesia menerima bantuan 20.102 vial remdesivir dari Pemerintah Kerajaan Belanda. Obat yang digunakan sebagai terapi Covid-19 itu didatangkan dari Amsterdam, menuju Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Obat tersebut dikirimkan secara bertahap pada 31 Juli 2021 lalu sebanyak 11.520 paket dilanjutkan pada 2 Agustus 2021 sebanyak 8.582 paket. (REN/RAM/NIK/NCA/COK/EGI/NSA/WER/XTI/TAM/VAN/INA/CAS/AIK/TAN)