Sekitar 91 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Telah Terdistribusi
Percepatan vaksinasi sebagai upaya mencegah penularan dan mengurangi risiko sakit berat dan kematian akibat Covid-19 amat diperlukan. Distribusi vaksin pun diharapkan tidak terkendala.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 90,98 juta dosis Vaksin Covid-19 telah terdistribusi ke semua daerah di Indonesia. Sebanyak 3,09 juta dosis lainnya siap untuk dikirimkan dan 6,9 juta dosis masih tersimpan di gudang penyimpanan vaksin.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (4/8/2021). Dengan begitu, total vaksin yang sudah beredar dan bisa segera didistribusikan ke fasilitas pelayanan kesehatan di seluruh kabupaten/kota sebanyak 100,9 juta dosis vaksin.
”Kita melihat stok yang berada di daerah saat ini adalah berjumlah 19 juta dosis. Kami imbau masyarakat untuk tidak ragu divaksinasi sesuai jadwal ketersediaan vaksin di daerahnya masing-masing,” katanya.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan per 4 Agustus 2021, total penduduk yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis pertama sebanyak 48,4 juta orang. Sementara jumlah penduduk yang mendapatkan dosis kedua sebanyak 21,9 juta orang atau 10,5 juta dari target yang ditetapkan pemerintah, yakni 208,2 juta orang.
Secara rinci, jumlah tenaga kesehatan yang sudah mendapatkan dosis kedua sebanyak 1,4 juta orang, masyarakat lanjut usia sebanyak 3,2 juta orang, petugas publik 12,4 juta orang, masyarakat rentan dan umum 4,7 juta, serta kelompok usia 12-17 tahun sebanyak 129.156 orang.
”Tentunya kita akan terus meningkatkan upaya percepatan vaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok. Jangan lupa tetap menjalankan protokol kesehatan agar upaya kita menurunkan penularan dapat terus berjalan secara konsisten,” kata Nadia.
Ia juga menuturkan, upaya untuk menekan kasus kematian harus terus diperkuat. Dari hasil evaluasi pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), kematian terkait Covid-19 banyak yang terjadi ketika pasien tiba di unit gawat darurat.
Sebagian besar dari kasus tersebut disebabkan keterlambatan dalam mengenali tanda kedaruratan pada pasien. Akibatnya, rujukan pun menjadi terlambat. Selain itu, kematian akibat Covid-19 juga banyak terjadi pada pasien dengan usia lanjut.
Tentunya kita akan terus meningkatkan upaya percepatan vaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok. Jangan lupa tetap menjalankan protokol kesehatan agar upaya kita menurunkan penularan dapat terus berjalan secara konsisten.
Oleh karena itu, Nadia menyampaikan, pemantauan pada pasien yang melakukan isolasi perlu diperhatikan. Petugas kesehatan memastikan bahwa pasien tersebut bisa menjalankan isolasi mandiri di rumah atau tidak. Jika muncul tanda kegawatan pada pasien harus segera dirujuk ke rumah sakit.
”Perkuat pula sistem rujukan sampai ke level terkecil, seperti RT dan RW. Ingat, saat ini kita sedang berperang melawan virus varian Delta sehingga kita juga harus waspada. Bila ada gejala sesak (napas) muncul saat melakukan isolasi mandiri, pasien harus segera mendatangi fasilitas isolasi terpusat,” kata Nadia.
Pada 2 Agustus 2021, total kasus aktif di Indonesia berjumlah 523.164 kasus. Dari jumlah itu, 14 persen dirawat di rumah sakit dan 83,2 persen berada di masyarakat atau menjalani isolasi mandiri. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat jumlah kasus baru terkonfirmasi Covid-19 pada 4 Agustus 2021 bertambah sebanyak 35.867 kasus dengan 1.747 kematian.
Secara terpisah, Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (Iakmi) Ede Surya Darmawan mengatakan, kualitas isolasi mandiri yang dijalankan oleh masyarakat perlu diperkuat. Pastikan masyarakat yang menjalankan isolasi mandiri memenuhi syarat, seperti mendapatkan pemantauan rutin dari petugas kesehatan, memiliki peralatan dasar yang diperlukan seperti oksimeter dan tensimeter, serta memiliki ketersediaan obat yang mencukupi.
Kepala Subbidang Tracing Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Koesmedi Priharto menambahkan, kewaspadaan masyarakat pada varian Delta yang merupakan varian dari virus SARS-CoV-2 memang harus ditingkatkan. Meski begitu, upaya pencegahan dari penularan virus ini tidak berbeda dengan varian virus sebelumnya.
”Protokol kesehatan dengan 3M yang ketat yang didukung dengan vaksinasi serta upaya 3T (tes, lacak, isolasi) yang masif tetap efektif untuk menghadapi penyebaran virus ini,” tuturnya.