Peningkatan kasus Covid-19 belakangan ini dikhawatirkan melebihi lonjakan kasus yang terjadi pada Januari 2021. Penanganan penyakit ini perlu diperkuat dan lebih spesifik.
Oleh
Ahmad Arif
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Penularan Covid-19 di Indonesia terus meningkat dan dikhawatirkan bakal melebihi puncak gelombang pertama bulan Januari 2021 lalu. Bahkan, di DKI Jakarta, angka peningkatan kasus mencapai 302 persen dalam 10 hari terakhir. Tanpa adanya pengetatan pembatasan sosial, lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia bakal melumpuhkan layanan kesehatan.
Kasus Covid-19 di Indonesia bertambah 8.083 kasus pada Jumat (11/6/2021), sehingga secara akumulatif menjadi 1.894.025 kasus. Sementara korban jiwa bertambah 193 orang dan secara akumulatif menjadi 52.566 orang.
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers, mengatakan kasus Covid-19 di Indonesia cenderung terus meningkat. "Kemarin pertama kali menyentuh kasus harian lebih dari 8.000 setelah bulan Februari 2021," kata dia.
Menurut Wiku, Pulau Jawa masih menjadi penyumbang kasus harian Covid-19 tertinggi. Dalam 10 hari terakhir, kasus Covid-19 di DKI Jakarta naik lebih dari 300 persen, Daerah Istimewa Yogyakarta naik 107 persen, dan Jawa Timur naik 89 persen. Jawa Tengah naik 80 persen, Banten 57 persen, dan Jawa Barat 49 persen.
Namun sejumlah daerah di luar Jawa juga menunjukkan tingginya penambahan kasus harian dan korban jiwa. Daerah di luar Jawa dengan penambahan kasus terbanyak adalah Riau yaitu 387 kasus dan 12 korban jiwa. Kepulauan Riau bertambah 300 kasus dan 4 korban jiwa, Aceh 284 kasus dan 7 korban jiwa, Sumatera Barat 214 kasus dan 10 korban Jiwa, serta Kalimantan Barat 144 kasus dan 11 korban jiwa.
Menurut Wiku, tren kenaikan kasus harian dalam dua pekan terakhir ini disebabkan tingginya mobilitas dan kerumunan warga selama libur Idul Fitri. "Tahun lalu juga seperti itu," tuturnya.
Wiku menambahkan, sampai saat ini belum ada bukti bahwa kenaikan kasus Covid-18 terkait dengan kemunculan varian baru di berbagai daerah. "Sampai saat ini penelitiannya belum bisa buktikan bahwa ada hubungan langsung peningkatan kasus disebabkan varian baru," kata dia.
Situasi di daerah
Di Jawa Barat, jumlah kasus baru mencapai 1.000 pasien per hari. Lonjakan kasus juga masih terjadi di Bangkalan, Jatim.
Jumat, Presiden Joko Widodo meninjau vaksinasi Covid-19 terhadap 1.000 orang di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jateng. Dalam sepekan, Presiden menargetkan 4.000 orang dapat divaksin demi melindungi petugas, pelayan publik, dan pekerja di Tanjung Emas. Penambahan kasus Covid-19 terus terjadi di Jateng, bahkan kasus aktif per Jumat (11/6) melampaui Januari 2021.
Adapun Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan positif Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri. Berdasarkan catatan Kompas, 61 kepala daerah terpapar Covid-19, 11 orang di antaranya meninggal.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjelaskan, lonjakan kasus Covid-19 di DKI Jakarta terjadi, antara lain, karena mudik Lebaran, interaksi makin tinggi, dan kedatangan orang dari luar negeri beberapa pekan terakhir. Sebagian warga juga mengabaikan protokol kesehatan.
Perketat pembatasan
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam mengatakan, Indonesia jangan sampai terlambat mengantisipasi sinyal lonjakan kasus kali ini. "Saat ini sudah sangat terasa penambahan pasien ke rumah sakit. Kalau sampai penambahan kasus harian lebih dari 15 ribu, layanan kesehatan kita akan kembali kolaps. Ini harus diantisipasi, jangan dibiarkan terus meluas," kata dia.
Penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia saat ini lebih luas dibandingkan sebelumnya. Beberapa kota di luar Jawa yang minim layanan kesehatan dan kapasitas tes juga mengalami krisis.
Belajar dari lonjakan kasus pada Januari 2021 lalu, banyak warga tidak terlayani di rumah sakit. "Saat itu, dengan penambahan kasus harian 15 ribu orang, layanan kesehatan kita sudah lumpuh. Pasien menumpuk, bahkan meninggal di UGD karena ICU penuh. Ini bisa terjadi lagi, bahkan bisa lebih hebat karena saat ini ada penularan varian baru yang lebih menular," kata dia.
Kekhawatiran juga disampaikan epidemiolog Indonesia di Griffith University Dicky Budiman. "Penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia saat ini lebih luas dibandingkan sebelumnya. Beberapa kota di luar Jawa yang minim layanan kesehatan dan kapasitas tes juga mengalami krisis," kata dia.
Oleh karena itu, Dicky menyarankan agar dilakukan pemberlakuan pembatasan yang lebih ketat lagi, terutama di Jawa dan Bali, dan beberapa daerah yang menunjukkan tren peningkatan kasus dan kematian. "Jangan hanya berpatokan pada penambahan kasus harian, karena banyak daerah di luar Jawa seolah kasusnya kecil karena jumlah tesnya terbatas," kata dia.
Pemodelan yang dibuat oleh Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) dari University of Washington menunjukkan, penambahan kasus Covid-19 di Indonesia saat ini diestimasi mencapai 154.000 dalam sehari. Jumlah ini sudah menyamai saat puncak penularan pada 10 Januari 2021.
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 9 Juni 2021 menunjukkan, sebagian besar daerah di Indonesia belum memenuhi jumlah tes minimal dan rasio tes positif yang sangat tinggi. Daerah yang memenuhi standar tes minimal 1:1000 per minggu dalam sepekan terakhir meliputi DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumatera Barat, dan Riau. Tidak ada satu pun daerah yang memenuhi ambang maksimal rasio tes positif 5 persen.
"Harus ada lagi PSBB yang ketat. Bahkan, beberapa kota seperti Kudus dan Bangkalan harus dilakukan penguncian. Jika pasien terus bertambah, warga akhirnya dikorbankan, karena harus ada pemilihan pasien yang bisa diselamatkan," kata Ari. (RTG/BRO/DIT/WKM/NCA/FLO/DAN/HLN/TAN)