Cegah Siksaan Nyeri Punggung
Nyeri punggung bawah merupakan keluhan jamak para pekerja, menghambat kegiatan sehari-hari dan mengurangi produktivitas. Hal itu bisa dihindari, tetapi kita sering kali tak menyadari.
Pernahkah Anda bangun tidur dan merasa punggung bagian bawah kaku? Saat hendak duduk atau bangkit dari duduk, punggung terasa nyeri.
Nyeri punggung bawah merupakan gangguan yang jamak terjadi. Tidak hanya pada orang lanjut usia, gangguan ini umum terjadi pada orang dewasa, bahkan pada anak usia sekolah.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2013 memperkirakan, 60-70 persen penduduk negara maju mengalami nyeri punggung bawah setidaknya sekali seumur hidup. Lembaga Gangguan Saraf dan Stroke Nasional (NINDS) Amerika Serikat (AS) menyebutkan, nyeri punggung bawah adalah penyebab paling umum dari disabilitas terkait pekerjaan. Sekitar 80 persen orang AS pernah mengalami nyeri punggung bawah.
Di Indonesia belum ada penelitian menyeluruh mengenai angka kejadian nyeri punggung bawah. Namun, data Kementerian Kesehatan 2011 menyebutkan, angka kejadian berdasarkan kunjungan pasien di sejumlah rumah sakit berkisar 3-17 persen.
Intensitas nyeri punggung berkisar dari nyeri tumpul, nyeri konstan hingga nyeri mendadak, tajam, atau menusuk. Kebanyakan nyeri punggung bawah akut terjadi akibat cedera pada otot, ligamen, persendian, atau cakram tulang rawan. Misalnya, otot terkilir atau tegang karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang salah saat mengangkat benda berat.
Sistem muskuloskeletal pada tulang belakang, demikian laman Spine Health, merupakan paduan sempurna dari tulang, sendi, saraf, ligamen, dan otot yang saling berhubungan. Seluruh komponen bersama-sama memberikan dukungan, kekuatan, dan fleksibilitas pada tubuh. Namun, struktur kompleks ini juga rentan terhadap cedera dan nyeri.
Baca juga: Waspadai Nyeri Pinggang akibat Radang
Menurut Lembaga Kesehatan Nasional (NIH) AS, ada lima ruas tulang belakang (L1-L5) di daerah pinggang. Fungsinya menopang sebagian besar berat tubuh bagian atas. Di ruang antara tulang belakang terdapat bantalan bundar dan kenyal disebut cakram tulang rawan (intervertebral disc). Cakram ini menjadi peredam kejut bagi tulang belakang dan melindungi tulang saat tubuh bergerak.
Selain itu, ada pita penghubung antartulang (ligamen) yang menahan tulang belakang tetap di posisinya, juga tendon yang melekatkan otot ke tulang belakang. Otot bertanggung jawab untuk meregangkan dan memutar pinggul saat berjalan serta menopang tulang belakang.
Ada pula 31 pasang saraf berakar ke sumsum tulang belakang yang mengontrol gerakan tubuh dan mengirimkan sinyal dari tubuh ke otak. Rasa nyeri timbul dari respons tubuh terhadap cedera, yakni peradangan sebagai proses penyembuhan.
Ada tumpang tindih saraf ke sejumlah cakram tulang rawan, otot, ligamen, dan struktur tulang belakang lain yang membuat otak sulit memilah penyebab rasa sakit secara akurat.
Tidak mudah mengetahui muasal nyeri punggung bawah dan mendiagnosis. Ada tumpang tindih saraf ke sejumlah cakram tulang rawan, otot, ligamen, dan struktur tulang belakang lain yang membuat otak sulit memilah penyebab rasa sakit secara akurat. Sebagai gambaran, hernia cakram tulang rawan atau robek bisa sama nyerinya dengan otot tertarik karena terjadi di area yang sama. Jika nyeri tidak mereda dalam beberapa minggu, perlu pemeriksaan lebih teliti, termasuk rontgen, pemindaian tulang (bone scan), MRI, ataupun CT Scan.
Nyeri punggung bawah disebut akut jika berlangsung beberapa hari hingga beberapa minggu. Adapun nyeri yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih dikategorikan kronis.
Berbagai penyebab
Selain cedera pada otot, ligamen, persendian, ataupun cakram tulang rawan, penyebab nyeri punggung bawah bisa bersifat bawaan, seperti skoliosis, lordosis, kifosis, ataupun spina bifida (sumsum tulang belakang tidak tertutup sempurna).
Ada pula yang bersifat degeneratif, seperti cakram tulang rawan aus seiring proses penuaan, spondilosis (degenerasi tulang), radang tulang belakang (osteoarthritis, artritis reumatoid, spondilitis), kompresi saraf tulang belakang, linu panggul (radikulopati), stenosis (penyempitan tulang belakang), hernia cakram tulang rawan, osteomielitis (infeksi tulang belakang), dan osteoporosis (keropos tulang).
Di luar masalah mekanik, nyeri bisa berasal dari gangguan organ lain. Misalnya, batu ginjal, endometriosis, fibromialgia, tumor pada tulang, juga karena kehamilan.
Baca juga: Nyeri yang Mengganggu Kehidupan
Laman Mayo Clinic mengingatkan, perlunya mewaspadai nyeri yang tak reda setelah beberapa minggu; menyebar ke salah satu atau ke dua kaki; lemah, mati rasa atau kesemutan pada salah satu atau kedua kaki; jika disertai demam atau berat badan turun tanpa sebab jelas.
Faktor risiko nyeri punggung bawah antara lain usia. Nyeri umumnya terasa mulai usia 30-50 tahun. Faktor lain, tubuh tidak bugar, kurang gerak, kegemukan, akibat pekerjaan (mendorong, menarik atau angkat berat) atau duduk dengan kursi dan meja kurang ergonomis, menyandang tas ransel berat, cemas, depresi, stres, dan merokok.
Latihan peregangan, kompres hangat atau dingin, membantu meredakan nyeri dan mengurangi peradangan pada nyeri akut. Obat untuk mengatasi, di antaranya pereda nyeri (analgesik) seperti asetaminofen dan aspirin; obat antiradang nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dan naproxen; obat pelemas otot; pereda nyeri topikal berbentuk krim, gel, koyo, atau semprotan yang dioleskan pada kulit untuk menumpulkan sensasi nyeri seperti capsaicin dan lidocaine.
Adapun terapi nyeri punggung kronis dilakukan lewat pendekatan bertahap, mulai dari perawatan sederhana hingga pendekatan lebih agresif. Latihan memperkuat otot perut (core) dapat membantu mempercepat pemulihan nyeri punggung bawah kronis.
Menjaga punggung
Nyeri punggung bisa dicegah dengan menghindari gerakan menyentak atau membebani punggung, menjaga postur tubuh yang benar, dan mengangkat benda berat secara tepat, yakni menggunakan kekuatan kaki dan otot perut. Saat mengangkat, pegang benda dekat tubuh.
Untuk menjaga kesehatan punggung, NIH menyarankan olahraga teratur agar otot tetap kuat dan fleksibel, terutama otot perut dan punggung bawah. Menjaga berat badan ideal, makan makanan bergizi, cukup kalsium, fosfor, dan vitamin D.
Upaya lain adalah menggunakan kursi dan meja yang ergonomis di rumah dan di tempat kerja. Sering mengganti posisi duduk dan berjalan secara berkala atau regangkan otot untuk meredakan ketegangan, juga mengenakan sepatu dengan hak rendah yang nyaman. Tidur miring dengan lutut ditarik dalam posisi janin dapat membantu persendian tulang belakang dan mengurangi tekanan pada tulang belakang.
Tak hanya soal duduk, berdiri juga perlu dilakukan secara tepat. Mayo Clinic menambahkan saran untuk mempertahankan panggul netral, tidak membungkuk. Jika harus berdiri dalam waktu lama, letakkan satu kaki di atas bangku rendah untuk menopang sebagian beban punggung bawah. Lakukan bergantian kaki kanan dan kiri. Postur tubuh yang baik bisa mengurangi tekanan pada otot punggung.
Zat beracun dari rokok menghambat aliran darah ke tulang belakang, meningkatkan degenerasi cakram tulang rawan, dan meningkatkan risiko osteoporosis. Karena itu, berhenti merokok juga menjadi bagian menjaga kesehatan punggung.
Baca juga: Perokok Membebani JKN