Vaksinasi Covid-19 terhadap petugas pelayanan publik dan warga lanjut usia masih belum dilakukan secara masif. Persoalan pendataan sasaran vaksin dan keterbatasan pasokan menjadi kendala.
Oleh
Tim Kompas
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Kelengkapan data petugas pelayanan publik dan warga lanjut usia menjadi persoalan yang mesti segera diatasi agar vaksinasi Covid-19 tahap kedua berjalan optimal. Vaksin juga belum semuanya didistribusikan.
Juru bicara vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, di Jakarta, Kamis (18/2/2021), menuturkan, 1.161.088 orang divaksinasi dalam vaksinasi tahap pertama atau 79 persen cakupan. Adapun 613.646 orang mendapat suntikan kedua atau 41,7 persen target cakupan.
Vaksinasi untuk petugas pelayanan publik baru berjalan untuk pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta, dan sejumlah pejabat di kementerian/lembaga. Adapun vaksinasi pada kelompok lain menanti kelengkapan data yang diserahkan setiap institusi terkait.
”Vaksinasi untuk petugas layanan publik dan warga lansia belum masif karena datanya masih proses finalisasi. Vaksinnya juga belum didistribusikan. Diperkirakan baru Sabtu (20/2),” ucapnya.
Pemerintah memperkirakan, 16,9 juta petugas pelayanan publik akan divaksinasi dalam vaksinasi tahap kedua. Mereka, antara lain, pedagang pasar, tenaga pendidik, tokoh agama dan penyuluh agama, wakil rakyat dan pejabat pemerintahan, petugas keamanan, pemadam kebakaran dan kepala desa, pekerja transportasi umum, atlet, serta wartawan.
Vaksinasi untuk petugas layanan publik dan warga lansia belum masif karena datanya masih proses finalisasi. Vaksinnya juga belum didistribusikan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur Messerassi B V Ataupah menyampaikan, vaksinasi Covid-19 di NTT terkendala pendataan dan ketersediaan vaksin. Jumlah petugas kesehatan yang divaksinasi melebihi yang didata. Lokasi geografis yang sulit juga menjadi kendala.
Vaksin mandiri
Menurut Nadia, 7 juta dosis vaksin Covid-19 siap didistribusikan PT Bio Farma ke sejumlah daerah prioritas penanganan Covid-19.
Terkait order pengadaan vaksin untuk 122.504.000 dosis dari Sinovac yang dijadwalkan tersedia pada Januari 2022 dipercepat pada Desember 2021. Untuk 50 juta vaksin Novavax baru bisa diterima pada Juni 2021.
Sementara itu, vaksin dari skema multilateral Covax semula akan tiba pada April 2021. Menurut informasi terbaru, vaksin dari Covax bisa diterima akhir Februari atau Maret 2021. ”Dengan jumlah dosis 2,5 juta sampai 5 juta dosis saat ini masih proses negosiasi pengiriman tahap pertama,” ujarnya.
Vaksin buatan AstraZeneca akan dikirim Juli 2021. Sesuai ketersediaan vaksin, ada dua periode pemberian vaksin, tahap pertama bagi tenaga kesehatan bersama warga lansia serta petugas pelayanan publik dan masyarakat umum. Ada 81 juta dosis vaksin yang dijadwalkan tiba di Indonesia pada trimester kedua 2022.
Terkait rencana vaksin mandiri atau vaksin gotong royong, Nadia mengatakan, jenis vaksinnya harus beda dari alokasi pemerintah. Teknis pelaksanaan vaksinasi mandiri tak akan mengganggu program vaksinasi. Dari 12.000 klinik yang ada, 4.000 klinik di antaranya menjadi tempat vaksinasi pemerintah. Vaksin gotong royong dialokasikan bagi sekitar 2 juta pekerja.
Koordinator Penilaian Uji Klinik Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan Siti Asfijah mengatakan, vaksin gotong royong harus mengikuti prosedur yang sama sebelum mendapatkan izin penggunaan darurat.
Sosiolog bencana Indonesia yang mengajar di Nanyang Technological University, Singapura, Sulfikar Amir, khawatir rencana vaksinasi mandiri akan mengganggu program vaksinasi gratis untuk masyarakat.
”Meski pemerintah mengatakan vaksin mandiri tidak akan mengganggu vaksin gratis program pemerintah, secara infrastruktur, itu akan mengacaukan. Belum lagi soal pendataannya,” ujar Sulfikar.
Semua sumber daya vaksinasi di Indonesia seharusnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi kelompok prioritas sesegera mungkin.
Sementara itu, tim riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran akan menguji klinis fase ketiga vaksin Covid-19 produksi Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical, China, melibatkan 4.000 sukarelawan di DKI Jakarta dan Kota Bandung, Jawa Barat. (TAM/RAM/DIT/TAN/AIK)