Atasi Kendala Distribusi Vaksin
Distribusi vaksin Covid-19 ke sejumlah daerah masih terkendala. Padahal, vaksinasi massal sebagai salah satu upaya mengatasi pandemi dijadwalkan mulai dilaksanakan Rabu ini.
JAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi massal sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan pandemi Covid-19 di Tanah Air akan dimulai pada Rabu (13/1/2021) ini. Presiden Joko Widodo akan menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin Covid-19.
Namun, kapasitas penyimpanan rantai dingin vaksin di sejumlah daerah masih terbatas. Rantai dingin vaksin ini penting untuk menjaga mutu vaksin yang akan digunakan. Jika tak segera diatasi, hal itu bisa menghambat vaksinasi Covid-19 di Tanah Air.
”Besok pagi (hari ini) penyuntikan vaksin perdana bagi Presiden. Kami mempersiapkan dan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk pengaturan tata cara vaksinasi,” kata Deputi Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey T Machmudin, melalui pesan singkat, Selasa (12/1/2021).
Baca juga: Vaksinasi Dimulai Rabu, Presiden Disuntik Pertama
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR, di Jakarta, kemarin, mengatakan, 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China, telah didistribusikan ke 34 provinsi. Jumlah ini akan ditambah 1,8 juta dosis vaksin untuk diberikan kepada 1,48 juta petugas kesehatan yang menjadi prioritas penerima vaksin periode pertama.
”Jaringan distribusi rantai dingin vaksin kita kurang lengkap. Sampai kini dua provinsi belum selesai, yakni Sumatera Utara dan Sumatera Selatan, yang kapasitas penyimpanan rantai dinginnya belum cukup sehingga baru kami kirimkan sebagian (vaksin),” tuturnya.
Jaringan distribusi rantai dingin vaksin kita kurang lengkap. Sampai kini dua provinsi belum selesai, yakni Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.
Kondisi itu bisa menghambat vaksinasi selanjutnya, terutama saat target sasaran vaksinasi lebih besar. Menurut rencana, pada periode pertama, yakni Januari-April 2021, vaksin akan diberikan kepada 1,48 juta petugas kesehatan, 17,4 juta petugas publik, dan 21,5 juta warga lansia. Pada periode kedua, April 2021-Maret 2022, vaksin akan diberikan kepada 63,9 juta penduduk yang rentan di daerah risiko penularan tinggi dan 77,2 juta orang lain berdasarkan pendekatan kluster penularan.
”Ini baru untuk 1,2 juta (dosis) sudah terkendala, apalagi kalau nanti kami kirimkan 1,8 juta (dosis) lalu 17 juta (dosis) bisa lebih besar tekanannya. Saya minta ke teman-teman agar mempersering komunikasi dengan daerah terkait kapasitas penyimpanan,” ujar Budi.
Baca juga: Izin Penggunaan Darurat Diterbitkan, Dua Daerah di Sumsel Segera Terima Vaksin
Dalam vaksinasi Covid-19, kerja sama dengan berbagai pihak juga dilakukan dalam membentuk sistem satu data vaksinasi Covid-19. Sistem ini diharapkan mengintegrasikan semua data vaksinasi secara digital, mulai dari sistem filtering prioritas penerima vaksin, sistem registrasi via Whatsapp, vaksinasi, hingga pemberian sertifikat digital vaksinasi.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir menuturkan, berbagai upaya disiapkan agar distribusi vaksin Covid-19 lancar. Bio Farma mendesain aplikasi pemantau vaksinasi Covid-19 mulai dari pabrikasi, distribusi, hingga penerimaan vaksin.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito menegaskan, pemantauan vaksinasi Covid-19 tetap dilakukan meski izin penggunaan darurat telah dikeluarkan.
Sementara itu, 15 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac, China, tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Dengan ini, total sudah 18 juta dosis vaksin Sinovac yang didatangkan ke Indonesia.
Baca juga: Menag Yakinkan Vaksin Halal
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan, umat beragama dengan kesesuaian kriteria dan syarat kesehatan yang ditentukan tidak perlu ragu untuk mengikuti vaksinasi. Itu karena vaksin Sinovac tersebut sudah mengantongi fatwa halal dan suci dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Kesiapan daerah
Di sejumlah daerah, antara lain di Provinsi Jawa Tengah, Sumatera Selatan, dan Lampung, vaksin Covid-19 siap diberikan kepada tenaga kesehatan. Sebanyak 62.560 dosis vaksin di gudang Dinas Kesehatan Jateng, Kota Semarang, untuk kebutuhan vaksinasi pada tenaga kesehatan di Kabupaten dan Kota Semarang serta Solo.
Di Sulawesi Tenggara, jumlah tenaga kesehatan penerima vaksin tahap awal masih dalam pendataan. Penerima vaksin ini harus melewati pengecekan data oleh Kemenkes. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Sultra Usnia menyampaikan, vaksin didistribusikan ke Kendari dan Konawe.
Kepala Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah Suyuti Syamsul menjelaskan, saat ini vaksin Sinovac sudah didistribusikan ke 14 kabupaten/kota di Kalteng. Jumlahnya disesuaikan dengan jumlah tenaga kesehatan prioritas penerima vaksin.
Baca juga: Tiga Daerah Jadi Prioritas Vaksinasi di Jateng, Kota Besar Diutamakan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur memprioritaskan pemberian vaksin perdana di Surabaya Raya, meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Persiapan dibahas, seperti lokasi vaksinasi, tempat penyimpanan, vaksinator, dan daftar penerima vaksin. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya akan tancap gas mengeksekusi pemberian vaksin dan mengedukasi penerima vaksin.
Surveilans kesehatan
Budi menuturkan, intervensi cepat perlu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus baru Covid-19 sebagai dampak libur Natal dan Tahun Baru. Penambahan kasus tertinggi diperkirakan terjadi pekan akhir Januari 2021. Selain penambahan tempat tidur di rumah sakit, surveilans kesehatan masyarakat juga akan diperkuat demi mengendalikan penularan.
Perbaikan surveilans kesehatan masyarakat akan dilakukan dengan memperkuat pemeriksaan dan pelacakan kasus, isolasi, serta manajemen data Covid-19. Upaya yang akan dilakukan meliputi meningkatkan akses kabupaten/kota dalam pengadaan mesin PCR, melengkapi semua puskesmas dengan alat tes cepat antigen, melakukan tes pada semua kontak erat, meningkatkan jumlah pelacak hingga 80.500 orang, dan mengintegrasikan sistem informasi surveilans.
Cara paling cepat menaikkan ruangan rumah sakit yakni mengonversikan tempat tidur yang ada. ”Kami minta rumah sakit vertikal di bawah Kemenkes untuk meningkatkan kapasitasnya dari sekitar 20 persen kapasitas bagi pasien Covid-19 menjadi 30-40 persen. Jadi, kami bisa menambah 1.400 tempat tidur,” ujarnya. (NTA/LAS/MTKTAN/NIK/RAM/VIO/JAL/JUM/FRN/DIT/IDO)