Jumlah Pasien Covid-10 Melebihi Kapasitas Tenaga dan Fasilitas Kesehatan
Melihat kecenderungan kenaikan kasus Covid-19 di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur, muncul kekhawatiran jumlah pasien akan melebihi kapasitas tenaga dan fasilitas kesehatan.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Melihat kecenderungan kenaikan kasus Covid-19 di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur, muncul kekhawatiran jumlah pasien akan melebihi kapasitas tenaga dan fasilitas kesehatan. Kekhawatiran ini bisa terjadi karena saat ini masyarakat mulai abai untuk menjalankan protokol kesehatan.
Demikian dikemukakan Ketua Ikatan Dokter Indonesia Surabaya Brahmana Askandar di Surabaya, Selasa (29/12/2020). Ia mengatakan, secara epidemiologi, Kota Surabaya mulai ada peningkatan kasus Covid-19. Bahkan, hampir semua rumah sakit di Surabaya sudah penuh dan banyak pasien Covid-19 dari luar Surabaya membutuhkan ventilator.
Menurut Brahmana, kapasitas layanan rumah sakit yang penuh otomatis berdampak pada kinerja tenaga kesehatan. Jadi, persoalan kapasitas layanan kesehatan tidak cukup hanya menambahkan tempat tidur atau alat bantu ventilator. Justru paling penting lagi menambah tenaga kesehatan.
”Dari sisi medis, kami sangat khawatir tidak bisa memberikan layanan yang terbaik untuk masyarakat kalau melebihi kapasitas. Para dokter sudah menginformasikan kalau seluruh rumah sakit di Surabaya itu penuh dan rata-rata butuh ventilator,” ujarnya.
Lagi pula ventilator, penanganan intensive care, itu tidak semudah kurang alat ditambah, tetapi perlu tenaga yang mengoperasikan. Untuk itu, dia berharap potensi ledakan kasus Covid-19 tidak terjadi di Surabaya. Caranya mengimbau masyarakat pada masa libur panjang ini tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Dari sisi medis, kami sangat khawatir tidak bisa memberikan layanan yang terbaik untuk masyarakat kalau melebihi kapasitas. Para dokter sudah menginformasikan kalau seluruh rumah sakit di Surabaya itu penuh dan rata-rata butuh ventilator.
Bukan sekadar berbekal masker, melainkan juga menjaga jarak, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan. Keluarga, menurut dia, mempunyai peran besar dalam mencegah penyebaran Covid-19. Sebab, berdasarkan data, akhir-akhir ini kluster keluarga paling banyak ditemukan.
Sementara itu, Wali Kota Mojokerto Ika Puspita Sari dan Bupati Gresik Sambari Halim Radianto terkonfirmasi positif Covid-19, Senin (28/12/2020). Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Gresik telah melakukan tracing terhadap sejumlah orang yang diduga kontak erat dengan bupati.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Gresik Saifudin Gozali, instansinya telah melakukan tes usap (swab) terhadap 20 orang. Mereka adalah keluarga serta beberapa orang dekat, seperti ajudan, sekretaris pribadi, dan sopir.
Terus meningkatnya kasus positif Covid-19, Pemerintah Kota Surabaya bersama instansi terkait menggelar rapat koordinasi di Balai Kota Surabaya, Selasa (29/12/2020). Rapat koordinasi ini terkait persiapan pengamanan menjelang malam perayaan Tahun Baru dan pascalibur panjang. Ini dilakukan sebagai upaya mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Surabaya.
Pelaksana Tugas Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan, rapat koordinasi bersama TNI dan Polri ini dalam rangka persiapan pengamanan menjelang malam perayaan Tahun Baru 2021. Pihaknya berharap, perayaan malam Tahun Baru dan pascalibur panjang nanti tidak ada peningkatan kasus Covid-19.
”Jadi, ketika malam Tahun Baru, akan dilakukan filterisasi di 8 titik batas kota dan 10 lokasi swab hunter,” kata Whisnu. Delapan titik pos pengawasan itu tersebar di beberapa wilayah perbatasan Kota Surabaya, yakni Pakal, Terminal Benowo, Wiyung, Lakarsantri, Karang Pilang, Bundaran Waru (Cito), Gunung Anyar (MERR), dan Jembatan Suramadu.
Menurut dia, filterisasi di pos perbatasan pintu masuk Kota Surabaya pada 31 Desember 2020 berlaku pukul 17.00 WIB. Nanti warga dari luar kota diimbau tidak masuk ke Surabaya. Pada hari itu seluruh aktivitas kegiatan di Surabaya juga harus selesai pukul 20.00.