Olahraga dan aktivitas fisik sangat penting dilakukan sepanjang hayat. Selain tubuh menjadi bugar, berat badan juga bisa terkontrol dan terhindar dari penyakit degeneratif.
Oleh
ATIKA WALUJANI MOEDJIONO
·4 menit baca
KOMPAS/RIZA FATHONI
Warga berolahraga di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (8/11/2020). Aktivitas fisik penting untuk mempertahankan kebugaran dan menangkal penyakit degeneratif.
Aktivitas fisik dan olahraga sejak muda dinilai penting untuk mempertahankan kebugaran dan kesehatan. Hal itu akan sangat menguntungkan saat beranjak usia lanjut, terutama perempuan setelah menopause.
Penelitian Ylva Hellsten, Guru Besar Department of Nutrition, Exercise and Sports Universitas Copenhagen, dan kolega yang dimuat di The Journal of Physiology, 22 September 2020, menunjukkan terhentinya pembentukan pembuluh darah kapiler baru di jaringan otot perempuan setelah menopause.
Mereka membandingkan dua kelompok perempuan, yakni 12 perempuan berusia 59-70 tahun (telah menopause) dan lima perempuan berusia 21-28 tahun. Kedua kelompok menjalani biopsi otot paha. Kelompok menopause mendapat porsi latihan tiga kali seminggu dengan sepeda statis intensitas sedang hingga tinggi selama delapan minggu.
Kompas/Priyombodo
Anak-anak bermain dan beraktivitas fisik di taman Menteng Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (14/11/2020). Aktivitas fisik sebaiknya dimulai sejak usia dini agar memiliki kesehatan prima saat lanjut usia.
Setelah delapan minggu latihan aerobik, kebugaran perempuan menopause meningkat 15 persen. Meski kebugaran meningkat, ternyata olahraga tidak meningkatkan jumlah pembuluh kapiler di jaringan otot rangka pada perempuan yang telah menopause. Sementara pada perempuan yang lebih muda, pembentukan pembuluh kapiler baru tetap berlangsung.
Menurut mahasiswa doktoral yang menjadi salah satu peneliti, Line Nørregaard Olsen, di laman Universitas Copenhagen, kemungkinan besar hal itu akibat hilangnya hormon estrogen setelah menopause.
Pembentukan pembuluh kapiler baru disebut angiogenesis. Pembuluh darah kapiler penting bagi kesehatan karena diperlukan untuk menyerap gula dan lemak ke otot untuk diubah menjadi energi. Berkurangnya pembuluh kapiler menyebabkan terjadinya resistensi insulin yang memicu diabetes tipe 2.
Penelitian ini menunjukkan pentingnya perempuan rutin beraktivitas fisik jauh sebelum menopause, yakni saat tingkat estrogen mereka masih tinggi. Dengan demikian, kondisi fisiknya bagus saat memasuki masa menopause.
”Penelitian ini menunjukkan pentingnya perempuan rutin beraktivitas fisik jauh sebelum menopause, yakni saat tingkat estrogen mereka masih tinggi. Dengan demikian, kondisi fisiknya bagus saat memasuki masa menopause. Jumlah pembuluh kapiler yang cukup di otot penting untuk fungsi otot dan mengurangi risiko timbulnya diabetes tipe 2,” papar Olsen.
Gangguan metabolisme yang dialami perempuan setelah menopause bisa memicu kenaikan berat badan dan timbulnya diabetes tipe 2. Namun, tidak perlu latihan berat untuk mengatur insulin. Olahraga ringan sudah cukup untuk mempertahankan fungsi metabolisme. Demikian laporan Victoria Vieira-Potter, Guru Besar Gizi dan Fisiologi Olahraga di Universitas Missouri, Amerika Serikat, dan kolega di jurnal Medicine & Science in Sports & Exercise, Oktober 2016.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Warga berolahraga dengan fasilitas latihan kebugaran luar ruang di Gelanggang Sunter, Jakarta Utara, Jumat (19/6/2020). Olahraga ringan sudah cukup untuk mempertahankan fungsi metabolisme dan tingkat insulin normal agar terhindar dari penyakit diabetes.
Hal itu didasarkan pada penelitian terhadap tikus yang aktif dan tikus yang tidak banyak bergerak. Kandang tikus dipasangi roda putar yang boleh dipakai sesukanya. Tikus yang tidak banyak bergerak hanya berlari di roda sebanyak 20 persen dari yang dilakukan tikus yang aktif. Ternyata, aktivitas ringan itu masih mampu mempertahankan fungsi metabolisme dan tingkat insulin normal. Olahraga ringan juga mampu mengurangi 50 persen jumlah lemak di tubuh tikus yang kurang gerak.
Pentingnya kebugaran
Kebugaran fisik menjadi penting. Perempuan yang fisiknya tidak bugar menunjukkan aktivasi trombosit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan dengan tingkat kebugaran rata-rata hingga sangat baik.
Aktivasi trombosit bisa memicu pembentukan gumpalan darah. Deposit gumpalan darah yang makin besar dapat menyumbat pembuluh darah sehingga memutus pasokan darah ke organ terkait. Aktivasi trombosit yang berlebihan juga memicu inflamasi. Hal ini bisa memperburuk kondisi orang dengan penyakit kardiovaskular.
Stefan Heber dan kolega dari Institut Fisiologi Universitas Kedokteran Wina bersama Rochus Pokan dari Institut Ilmu Olahraga Universitas Wina, Austria, meneliti kondisi kesehatan 62 perempuan muda dengan berbagai tingkat aktivitas. Kemudian mereka diberi porsi latihan lari selama 40 menit sebanyak tiga kali seminggu selama dua bulan. Setelah itu kesehatan mereka diperiksa kembali.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Sejumlah warga berolahraga di kawasan taman Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (13/ 6/2020). Pandemi bukan hambatan untuk beraktivitas fisik bagi orang lanjut usia. Olahraga bisa meningkatkan kekebalan tubuh dan memperbaiki suasana hati.
Penelitian yang dipublikasi di Medicine & Science in Sports & Exercise, Mei 2016, itu menunjukkan, olahraga dapat memperbaiki fungsi trombosit. Hal ini sejalan dengan data epidemiologi, di mana risiko gangguan kardiovaskular orang yang bugar sekitar 40 persen lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak aktif.
Jadi, kalau ingin sehat, langsing, serta terhindar dari penyakit kardiovaskular dan diabetes, jangan malas. Bergeraklah.
Kurangi naik mobil atau angkutan umum agar lebih banyak kesempatan jalan kaki, pilih naik tangga daripada naik lift. Temukan kegiatan olahraga yang menarik, seperti latihan senam, tari, berenang, ikut kegiatan lari gembira, atau sekadar jalan pagi bersama pasangan ataupun teman.