Riset menunjukkan, waktu tidur yang cukup dan berkualitas mengurangi risiko gagal jantung. Karena itu, jika ingin memiliki jantung sehat, bisa didapat di antaranya dengan memiliki waktu tidur yang sehat.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
NEW ORLEANS, SENIN — Orang dewasa dengan pola tidur yang sehat memiliki risiko gagal jantung 42 persen lebih rendah dibandingkan dengan lainnya. Kriteria pola tidur sehat ini di antaranya tidur lebih awal dan bangun pagi, tidur selama 7-8 jam sehari, tidak sering insomnia, tidak mendengkur, serta tidak mengantuk berlebihan di siang hari.
Kajian ini dipublikasikan Xiang Li, peneliti dari School of Public Health and Tropical Medicine, Tulane University, New Orleans, dan tim di jurnal American Heart AssociationCirculation pada Senin (16/11/2020).
Dalam studi observasi ini, peneliti mengkaji hubungan antara pola tidur yang sehat dan gagal jantung dengan memasukkan data pada 408.802 peserta Biobank Inggris berusia 37 hingga 73 tahun pada saat perekrutan (2006-2010). Insiden gagal jantung dikumpulkan hingga 1 April 2019. Peneliti mencatat 5.221 kasus gagal jantung selama 10 tahun.
Peneliti menganalisis kualitas tidur dan pola tidur secara keseluruhan. Ukuran kualitas tidur, termasuk durasi tidur, insomnia, serta mendengkur dan fitur terkait tidur lainnya, seperti apakah partisipan tidur lebih awal atau terlambat tidur, termasuk apakah mereka mengalami kantuk di siang hari sehingga cenderung tertidur atau tertidur secara tidak sengaja di siang hari.
”Skor tidur sehat yang kami buat didasarkan pada penilaian dari lima perilaku tidur ini. Temuan kami menyoroti pentingnya meningkatkan pola tidur secara keseluruhan untuk membantu mencegah gagal jantung,” kata Lu Qi, profesor epidemiologi dan Direktur Pusat Penelitian Obesitas di Universitas Tulane di New Orleans, yang terlibat dalam kajian ini dalam keterangan tertulis.
Perilaku tidur dikumpulkan melalui kuesioner layar sentuh. Durasi tidur dibagi menjadi tiga kelompok: pendek atau kurang dari 7 jam sehari; yang disarankan yaitu 7 hingga 8 jam sehari; dan berkepanjangan atau 9 jam atau lebih dalam sehari.
Setelah faktor lain dikeluarkan, meliputi diabetes, hipertensi, penggunaan obat, variasi genetik, dan kovariat lainnya, ditemukan perbedaan risiko gagal jantung berdasarkan pola tidur. Mereka dengan pola tidur paling sehat mengalami penurunan risiko gagal jantung 42 persen dibandingkan dengan orang dengan pola tidur yang tidak sehat.
Mereka juga menemukan risiko gagal jantung lebih rendah 8 persen pada orang yang bangun pagi, 12 persen lebih rendah pada mereka yang tidur 7 sampai 8 jam setiap hari, 17 persen lebih rendah pada mereka yang tidak sering mengalami insomnia, dan 34 persen lebih rendah pada mereka yang melaporkan tidak ada kantuk pada siang hari.
Selama ini diketahui gagal jantung memengaruhi lebih dari 26 juta orang dan bukti yang muncul menunjukkan bahwa masalah tidur berperan dalam perkembangan gagal jantung. Jadi, untuk menurunkan risiko gagal jantung, mulailah tidur sehat.
Penyakit jantung di Indonesia
Data Riskesdas 2018 menunjukkan, prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5 persen, dengan peringkat prevalensi tertinggi Provinsi Kalimantan Utara 2,2 persen, Yogyakarta 2 persen, dan Gorontalo 2 persen. Selain ketiga provinsi tersebut, terdapat pula 8 provinsi lainnya dengan prevalensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi nasional, yaitu Aceh, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah.
Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi penyakit jantung di Indonesia lebih tinggi pada perempuan (1,6 persen) daripada laki-laki (1,3 persen). Sedangkan jika dilihat dari sisi pekerjaan, penderitanya tertinggi terdapat pada aparat pemerintahan, yaitu PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD dengan prevalensi 2,7 persen. Begitu pula jika dilihat dari tempat tinggal, penduduk perkotaan lebih banyak menderita penyakit jantung dengan prevalensi 1,6 persen dibandingkan dengan penduduk perdesaan yang hanya 1,3 persen.