Penambahan Kasus Tak Kunjung Turun, Komunikasi Publik Gunakan Pendekatan Lokal
Menghentikan penularan Covid-19 membutuhkan kesadaran dan ketertiban masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan. Pelaksanaan 3M yang disertai konsep iman, aman, dan imun menjadi kombinasi pertahanan yang terbaik.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selama tujuh bulan wabah Covid-19 melanda Indonesia, angka penambahan kasus belum menunjukkan tren penurunan. Ini menunjukkan penularan masih terus terjadi sehingga upaya penyadaran masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan agar terus ditingkatkan.
Penambahan jumlah penularan Covid-19 pada Sabtu (17/10/2020) mencapai 4.301 kasus dengan total 357.762 kasus. Penambahan terus-menerus selain disebabkan peningkatan tes juga bisa disebabkan penularan yang belum terputus.
Minimnya kesadaran dalam menjalankan protokol kesehatan bisa disebabkan karena informasi yang disampaikan kurang diterima masyarakat. Berbagai pendekatan komunikasi pun perlu lebih masif dilakukan, termasuk pada pendekatan lokal dengan memberdayakan tokoh masyarakat di setiap daerah.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia yang juga Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (17/10/2020), mengatakan, upaya preventif melalui promosi kesehatan dan pencegahan penularan penyakit menjadi fokus utama dalam pengendalian Covid-19. Karena itu, komunikasi publik terkait perubahan perilaku akan semakin gencar dilakukan agar kesadaran masyarakat bisa semakin meningkat.
”Kita jangan hanya berfokus pada penanganan di hilir pada penambahan kapasitas layanan kesehatan ataupun peningkatan SDM tenaga kesehatan. Jika hanya fokus pada hilir, kapasitas yang disediakan tidak akan mencukupi karena kasus penularan terus bertambah. Yang lebih penting adalah pencegahan,” tuturnya.
Menurut dia, pencegahan yang dilakukan di masyarakat dengan 3M (memakai masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak) yang disertai dengan konsep iman, aman, dan imun menjadi kombinasi pertahanan yang terbaik dalam melawan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Kekebalan komunitas bisa didapatkan dari kedisiplinan masyarakat menjalankan protokol kesehatan. Itu tetap penting dilakukan sekalipun vaksin telah ditemukan.
Oleh karena itu, Satgas Penangan Covid-19 akan semakin gencar melakukan komunikasi publik ke masyarakat untuk memperkuat upaya pencegahan di tingkat individu. Pesan-pesan yang disampaikan akan lebih melibatkan ahli sosial juga pakar linguistik. Dalam pesan tersebut akan disampaikan dalam berbagai bahasa dengan pendekatan budaya lokal.
Wiku mengatakan, Satgas juga telah bekerja sama dengan setidaknya 5.800 jurnalis di seluruh Indonesia, baik jurnalis nasional maupun lokal. Harapannya, penyampaikan pesan terkait perubahan perilaku bisa lebih masif dan menyeluruh sampai tingkat masyarakat. Selain itu, tokoh masyarakat, seperti tokoh adat, tokoh budaya, serta tokoh pimpinan masyarakat juga dilibatkan dalam penyampaikan pesan tersebut.
”Komunikasi yang disampaikan dengan pendekatan lokal diharapkan bisa lebih sesuai dengan konteks dan kebutuhan masyarakat lokaL. Indonesia memiliki budaya yang beragam sehingga butuh pendekatan yang berbeda-beda pula,” katanya.
Peta tingkat kepatuhan
Ia menambahkan, Satgas juga berencana untuk meluncurkan peta tingkat kepatuhan masyarakat dalam disiplin menjalankan protokol kesehatan. Zonasi terkait tingkat risiko penularan Covid-19 pun tidak lagi hanya dilihat dari jumlah kasus yang ditemukan, tetapi juga dari tingkat kepatuhan masyarakat. Semakin patuh masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan, risiko penularan yang terjadi akan semakin berkurang.
Pemahaman akan pentingnya upaya penanganan dari hulu, dengan pencegahan perlu lebih ditingkatkan di masyarakat dan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Penularan Covid-19 yang terjadi karena adanya paparan dari satu orang ke orang lain bisa dicegah melalui protokol kesehatan. Dengan begitu, angka penularan bisa ditekan sekaligus dengan angka kematian akibat penyakit tersebut.
Daerah terpencil
Selain upaya pencegahan dari hulu terus ditingkatkan, Staf Khusus Menteri Kesehatan yang juga Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Alexander K Ginting menuturkan, peningkatan kapasitas layanan kesehatan untuk proses pelacakan, pemeriksaan, dan perawatan kasus Covid-19 juga semakin diperkuat. Ini terutama dilakukan di daerah-daerah terpencil dan terluar di wilaya Indonesia.
”Untuk sementara, kita akan memberdayakan daerah satelit yang ada di sekitar. Misalnya, untuk wilayah Asmat, kita bisa memanfaatkan Merauke ataupun Timika sebagai tempat rujukan. Pemerintah daerah pun harus siap dengan fasilitas ruang isolasi bagi masyarakatnya yang terdampak,” katanya.
Alexander mengatakan, pemerintah pun sedang mengupayakan agar setiap kabupaten/kota memiliki laboratorium pemeriksaan untuk Covid-19. Namun, persiapan yang matang harus dipastikan terlebih dahulu, seperti kesiapan sumber daya manusia, pemenuhan standar laboratorium biosafety dan biosecurity minimal dengan level 2, serta kemampuan untuk perawatan. Hal ini penting agar laboratorium juga tenaga yang bertugas bisa aman dan tidak membahayakan lingkungan sekitar.
”Seluruh sistem pelayanan kesehatan akan dikerahkan. Petugas di kantor kesehatan pelabuhan, baik di bandara maupun pelabuhan, selalu bersiap untuk menyaring kasus yang ada agar tidak menularkan ke masyarakat setempat. Peran puskesmas juga diperkuat untuk upaya promotif dan preventif, serta pelacakan kasus. Ini juga termasuk rumah sakit yang merawat pasien,” tuturnya.
Ketua Tim Pedoman dan Protokol Kesehatan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Eka Ginanjar dalam keterangan resmi mengatakan, kewaspadaan juga harus ditingkatkan pada penularan dari orang tanpa gejala. Kelompok penularan ini sering kali tidak terdeteksi di pintu masuk suatu daerah.
Jika tidak dilakukan pemeriksaan, orang tersebut tidak akan tahu status kesehatannya. Jika sampai terinfeksi virus penyebab Covid-19, ia pun akan berisiko menularkan penyakit ke masyarakat luas. Karena itu, masyarakat diharapkan untuk menghindari keluar rumah ataupun berkumpul dengan banyak orang. Jika memang berisiko, seperti baru pergi dari tempat dengan kasus penularan tinggi, pemeriksaan Covid-19 perlu dilakukan segera.
”Tidak ada pencegahan yang lebih baik daripada protokol kesehatan. Bukan hanya untuk keselamatan diri sendiri, melainkan juga orang yang berada di dekat kita sampai masyarakat luas,” katanya.