Waspada Potensi Penularan DBD Bersamaan dengan Covid-19
Di tengah pandemi Covid-19, ancaman penularan demam berdarah dengue pun tinggi. Kesadaran individu untuk mencegah penularan demam berdarah ini harus terus digalakkan dalam hal kebersihan lingkungan.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah pandemi Covid-19, ancaman penularan demam berdarah dengue masih tinggi. Kesadaran individu untuk mencegah penularan demam berdarah ini harus terus digalakkan, terutama untuk memastikan kebersihan di lingkungan tempat tinggal.
Mengutip data Kementerian Kesehatan, Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro, mengatakan, total kasus demam berdarah dengue di Indonesia sepanjang 2020 ini telah mencapai lebih dari 70.000 kasus. Seluruh kasus ini tersebar di 34 provinsi di 465 kabupaten/kota. Sementara kasus kematian akibat DBD tercatat mencapai hampir 500 jiwa.
Penularan DBD perlu semakin diwaspadai di tengah pandemi Covid-19
”Penularan DBD perlu semakin diwaspadai di tengah pandemi Covid-19. Wilayah yang ditemukan banyak kasus DBD merupakan wilayah dengan kasus Covid-19 yang juga tinggi, seperti Jawa Barat, Lampung, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan,” tuturnya di Jakarta, Jumat (3/7/2020).
Menurut Reisa, kondisi ini memungkinkan terjadinya infeksi ganda pada satu orang. Artinya, satu orang berpotensi tertular DBD sekaligus Covid-19. Dengan begitu, risiko perburukan kondisi kesehatannya pun menjadi semakin besar.
Pastikan pula tidak ada baju yang digantungkan di dalam rumah. Selain untuk mencegah sarang nyamuk, baju yang telah dipakai juga rentan menjadi sumber penularan infeksi Covid-19. Virus Sars-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 dapat bertahan di permukaan kain selama beberapa waktu. Untuk itu, setelah bepergian sebaiknya baju yang dipakai langsung dicuci bersih.
Kasus baru
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan, penularan Covid-19 masih banyak ditemukan di lingkungan masyarakat. Kasus baru yang dilaporkan dari sejumlah daerah juga cukup tinggi.
Per 3 Juli 2020 tercatat ada penambahan 1.301 kasus baru yang terkonfirmasi positif Covid-19. Laporan tertinggi terjadi di Jawa Timur (353 kasus), Sulawesi Selatan (180 kasus), DKI Jakarta (140 kasus), Jawa Tengah (134 kasus), dan Kalimantan Selatan (110 kasus).
Seluruh penambahan kasus ini didapatkan dari hasil pemeriksaan 22.281 spesimen dari 16.838 orang. Dengan demikian, total spesimen yang diperiksa hingga saat ini sebanyak 871.436 spesimen dari 519.970 orang.
Sementara total kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi 60.695 kasus. Total kasus sembuh menjadi 27.568 kasus dengan penambahan sebanyak 901 kasus. Adapun total kasus kematian kini menjadi 3.036 kasus dengan penambahan sebanyak 49 orang.
Yurianto menyampaikan, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) ada 38.787 orang dan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 13.609 orang. Kasus ini dilaporkan dari 453 kabupaten/kota yang terdampak di seluruh wilayah Indonesia.
”Kami berharap apabila memang aktivitas yang dilakukan masyarakat tidak terkait dengan produktivitas, sebaiknya ditunda. Itu karena kita tidak pernah tahu bahwa kemungkinan ada kasus positif yang berada di lingkungan di luar rumah kita,” tuturnya.