Protokol kesehatan yang telah disiapkan oleh TNI antara lain tempat isolasi yang jauh dari penduduk. Yang terbaik dan terpilih adalah wilayah Natuna.
Oleh
Deonisia Arlinta
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Sebanyak 42 kru telah berangkat dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten, untuk menjemput 245 warga negara Indonesia di Bandara Internasional Tianhe Wuhan, China. Menurut rencana, begitu tiba di Tanah Air, mereka langsung menjalani proses observasi sementara di Natuna, Kepulauan Riau.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi saat melepas tim evakuasi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (1/2/2020), menuturkan, komunikasi terus dilakukan dengan tim di Wuhan. Dari laporan yang didapatkan, seluruh WNI yang akan dijemput dalam kondisi sehat.
”Serangkaian pemeriksaan kesehatan sudah dilakukan untuk memastikan bahwa mereka (WNI) dalam kondisi sehat. Mengingat ini bukan situasi normal, kedisiplinan pengamanan protokol kesehatan akan terus diberlakukan,” katanya.
Ia mengatakan, jumlah WNI yang akan dijemput di Provinsi Hubei, China, sebanyak 245 orang. Ada juga lima orang tim pendahulu (advance) Kementerian Luar Negeri yang sudah sampai di Wuhan akan ikut kembali ke Tanah Air.
”Jadi, yang ikut pulang dari Wuhan ke Indonesia untuk menjalankan protokol adalah 250 orang,” lanjutnya.
Retno menambahkan, selain 42 kru yang berangkat ke Wuhan, sejumlah peralatan yang diperlukan pihak China juga turut dibawa dalam penerbangan kali ini. Peralatan tersebut adalah masker dan perlengkapan bedah yang akan langsung diterima oleh Pemerintah China melalui Hubei Charity Foundation.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyampaikan, WNI yang akan dijemput berada dalam keadaan sehat. Sebelumnya sudah dilakukan pemeriksaan (screening) dan pembersihan (clearing) kesehatan terhadap mereka. Pemantauan pun akan terus dilakukan ketika mereka tiba di Indonesia.
”Nanti (setelah tiba di Indonesia) kita akan lakukan transit observation sesuai protokol WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Kami akan pantau terus mereka sehingga harus dilakukan secara disiplin agar ketika kembali ke tempat tinggalnya tetap dalam keadaan sehat,” ucapnya.
Natuna
Dalam kesempatan yang sama, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan, protokol kesehatan yang telah disiapkan oleh TNI antara lain tempat isolasi yang jauh dari penduduk. ”Yang terbaik dan terpilih adalah wilayah Natuna,” ujarnya.
Ia mengatakan, Natuna merupakan pangkalan militer yang telah difasilitasi dengan rumah sakit dan memiliki landasan pacu yang dekat dengan wilayah tempat singgah WNI dilakukan. Setidaknya, lokasi ini bisa menampung sekitar 300 orang serta dilengkapi dengan sarana dan prasarana, seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dan dapur lapangan.
Dalam penjelasannya, Hadi tidak menyebutkan secara detail terkait lokasi tersebut. Ia hanya mengatakan, jarak dari gedung tempat tinggal sementara WNI dengan wilayah penduduk berkisar 5 kilometer hingga 6 kilometer.
”Dari hasil penilaian, lokasi ini memenuhi syarat dari protokol kesehatan. Jadi, Natuna dipilih menjadi tempat transit sementara sampai dengan bisa bebas untuk bisa berkumpul dengan keluarga,” ucapnya.