Provinsi dengan Surplus Gaji Paling Tinggi bagi Anak Muda
Gaji surplus menandakan anak muda calon kelas menengah dan kelas menengah punya sumber dana untuk menabung dan investasi
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J, MARGARETHA PUTERI ROSALINA, MELATI MEWANGI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Provinsi-provinsi di luar Jawa tercatat menjadi wilayah dengan surplus gaji tertinggi bagi kelas menengah dan calon kelas menengah pada kelompok usia 17-40 tahun. Bahkan, surplus gaji di Kepulauan Riau konsisten berada di tiga teratas kelompok kelas menengah ataupun calon kelas menengah.
Simpulan ini didapatkan dari pengolahan data Tim Jurnalisme Data Harian Kompas terhadap pengeluaran di 34 provinsi dari data mikro Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan data pendapatan dari data mikro Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021. Data pengeluaran dan pendapatan berasal dari responden penduduk usia 17-40 tahun.
Penentuan batas pengeluaran calon kelas menengah dan kelas menengah setiap provinsi menggunakan definisi Bank Dunia pada dokumen Aspiring Indonesia-Expanding the Middle Class (2019) yang mengacu pada perhitungan produk domestik bruto Indonesia hingga 2016. Batas itu dikalikan dengan garis kemiskinan di setiap provinsi pada 2021.
Adapun surplus gaji diperoleh dari rata-rata pendapatan dikurangi rata-rata pengeluaran. Di kelompok calon kelas menengah, surplus gaji anak muda tertinggi berada di Kepulauan Bangka Belitung dengan nilai Rp 340.594 per orang per bulan.
Di peringkat kedua hingga kelima, terdapat Jambi dengan surplus Rp 266.998 per orang per bulan, Kepulauan Riau (Rp 217.535 per orang per bulan), Jawa Timur (Rp 209.525 per orang per bulan), dan Jakarta (Rp 166.016 per orang per bulan).
Rentang pengeluaran anak muda calon kelas menengah di kelima provinsi itu berkisar Rp 981.685–Rp 1.596.000 per orang per bulan. Pengeluaran bulanan tertinggi ada di Jakarta, sedangkan terendah di Jawa Timur. Adapun rentang pendapatannya berkisar Rp 1,19 juta-Rp 1,9 juta per orang per bulan dengan nilai terbesar dipegang oleh Kepulauan Bangka Belitung dan terendah Jawa Timur.
Harus ada spending self control dalam menghabiskan uang, jangan sampai melebihi kemampuan. Masyarakat juga harus punya kemampuan menabung.
Tak hanya menonjol di kelompok calon kelas menengah, surplus gaji di Kepulauan Riau juga tercatat paling besar untuk kelompok kelas menengah. Surplus gaji Provinsi Kepulauan Riau tercatat paling besar di seluruh Indonesia, yaitu Rp 965.467 per orang per bulan. Posisi kedua hingga kelima diduduki oleh Sumatera Selatan dengan surplus Rp 682.499 per orang per bulan, Maluku Utara (Rp 651.254 per orang per bulan), Sulawesi Tengah (Rp 594.733 per orang per bulan), dan Jawa Timur (Rp 562.813 per orang per bulan).
Di kelompok kelas menengah, pengeluaran di lima provinsi dengan surplus gaji tertinggi itu berada dalam rentang Rp 2,28 juta-Rp 3,43 juta per bulan per orang. Angka terendah ada di Sumatera Selatan, sedangkan tertinggi di Kepulauan Riau.
Rentang penghasilan bulanan senilai Rp 2,96 juta-Rp 4,4 juta per orang per bulan. Di antara kelima provinsi itu, penghasilan anak muda di Sumatera Selatan paling rendah, sedangkan yang tertinggi ada di Kepulauan Riau.
Menurut dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Marhaeni, perbedaan pendapatan antarprovinsi dipengaruhi oleh penetapan upah minimum yang berbeda antardaerah. Besaran upah minimum di daerah, salah satunya, dipengaruhi oleh nilai inflasi yang berbeda-beda di setiap daerah.
Inflasi harga barang dan jasa juga memengaruhi perbedaan pengeluaran antarprovinsi. Marhaeni menyarankan agar inflasi di daerah dikendalikan untuk mengurangi beban konsumsi masyarakat kelas menengah dan calon kelas menengah. ”Inflasi memengaruhi kenaikan harga yang berdampak pada meningkatnya pengeluaran,” sebutnya.
Agar mampu mengatasi dampak inflasi terhadap keuangan anak muda, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangkaraya, Fitria Husnatarina, menyarankan untuk berinvestasi. Anak muda dari kelompok calon kelas menengah dan kelas menengah penting untuk mempelajari instrumen investasi yang nilai pertumbuhannya di atas laju inflasi.
Sumber dana lebih
Gaji surplus menandakan anak muda calon kelas menengah dan kelas menengah punya sumber dana untuk menabung dan berinvestasi. Angka penghasilannya berada di atas pengeluaran. Semakin rendah nilai surplus, bahkan defisit, ruang untuk menabung dan berinvestasi makin sempit hingga tidak ada sama sekali.
Sebagai ilustrasi, pendapatan anak muda kelompok menengah di Kepulauan Riau tertinggi dibandingkan dengan 33 provinsi lainnya, yakni Rp 4,4 juta per orang per bulan. Adapun pengeluarannya lebih rendah, yakni Rp 3,43 juta per orang per bulan. Gaji kelompok calon kelas menengah Kepulauan Riau Rp 1,72 juta per orang per bulan, sedangkan pengeluarannya sekitar Rp 1,5 juta per orang per bulan. Artinya, anak muda di dua kelompok tersebut punya sumber dana untuk menabung dan investasi.
Perencana keuangan Nadia Harsya menyebutkan, ada dua hal yang berperan untuk menentukan besaran gaji dan pengeluaran masyarakat di daerah, yakni peran negara dan literasi keuangan masyarakat. Negara berperan untuk mengendalikan inflasi dan membuat kebijakan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun, menurut dia, peran negara ini tidak bisa dikendalikan oleh masyarakat. Setiap anak muda sebaiknya memahami literasi keuangan supaya bisa mengatur pemasukan, pengeluaran, dan uang yang ditabung atau diinvestasikan setiap bulan. ”Harus ada spending self control dalam menghabiskan uang, jangan sampai melebihi kemampuan. Masyarakat juga harus punya kemampuan menabung,” katanya.