Mengaku Tak Tahu, Lalu Menghilang
(Tulisan 13 dari 19). Pemilik rekening deposit mengaku tak tahu soal rekening mereka yang digunakan menampung uang deposit dari para pemain judi daring. Setelah dihubungi, mereka kemudian menghindar dan menghilang.
Gang-gang di perkampungan padat Dwiwarna, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Sabtu siang (11/11/2023), itu diwarnai aktivitas warga. Beberapa pemuda tampak nongkrong di ujung gang, juga anak-anak kecil yang asyik bermain-main. Di salah satu gang, yang hanya bisa dilewati sepeda motor, berdiri sebuah rumah sederhana dua lantai di tikungan. Bangunannya tampak lebih besar dibandingkan dengan rumah-rumah di sekitarnya.
Dari balik pagar besi, yang berjarak dekat dengan pintu rumah, seorang laki-laki paruh baya menyapa. Kepadanya kami menyebut nama Gebriele Desiree, perempuan muda yang beralamat di rumah tersebut. Gebriele rupanya anak dari laki-laki bernama Yance (70) itu.
”Saya juga enggak tahu dia (Gebriele) keluar (rumah). Saya tahu (tadi) dia masih ada. Namanya anak muda kan?” kata Yance.
Setelah dipersilakan masuk ke rumah, kami bercerita kepada Yance soal alasan mencari Gebriele yang di rumahnya biasa dipanggil Gebi. Nama Gebrile Desiree kami temukan dalam situs judi Big777. Nama Gebriele dan nomor rekeningnya di bank BNI itu tercantum sebagai rekening deposit. Pemain judi online sebelum bermain harus mentransfer sejumlah uang deposit ke rekening tersebut.
Baca juga: WNI Kendalikan Judi "Online" dari Kamboja
Laman judi daring bertajuk Big777 tampak terang-terangan menggaet pejudi dengan situs berbahasa Indonesia. Laman ini mendukung beragam kanal pembayaran lewat berbagai bank di Indonesia. Akun rekening bank seperti BCA, Mandiri, BNI, hingga BSI, disediakan di kanal pembayaran. Begitu pula aneka dompet digital, seperti Gopay, Dana, dan OVO. Pemilik rekening BNI bernama Gebriele Desiree, misalnya, tercantum dalam situs itu saat diakses terakhir, Sabtu (18/11/2023).
Kami pun melacak nama "Gebriele Desiree" di mesin pencari Google dengan fungsi ”intext:” untuk membatasi pencarian hanya fokus pada isi teks di dalam situs. Google menampilkan dua situs berisi teks ”Gebriele Desiree” yang namanya sangat spesifik. Salah satu situs itu menampilkan nama Gebriele Desiree dalam buku tahunan digital SMK Strada II tahun 2018. Dari buku digital itu, Gebriele diketahui beralamat di bilangan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Kami memastikan informasi itu dengan mendatangi alamat Gebriele. Di rumah tadi, Gebi tinggal bersama kedua orang tua, kakak, dan keponakannya. Nama Gabriele Desiree pun tercatat dalam tanda bukti pencocokan data pemilih pemilu tahun 2024 yang tertempel di dinding depan rumah. Yance mengatakan, Gebi kini seorang pekerja kantoran di Jakarta Pusat. Yance tak tahu anaknya itu persisnya bekerja di bidang apa.
Sambil menunggu Gebi pulang, Yance (70) membenarkan adanya rekening BNI milik anaknya itu. Namun, dia tidak mengetahui tentang rekeningnya yang digunakan untuk situs judi. Dia mengarahkan kami agar menanyakan langsung kepada Gebi melalui telepon.
Baca juga: Situs Judi Populer Masih Aktif
Yance bercerita, mereka sekeluarga tinggal di rumah tersebut sejak Gebi lahir tahun 2000. Menurut dia, kawasan itu sejak lama merupakan kawasan perjudian. Yance bahkan mengenang masa gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin ketika perjudian masih legal.
”Belum lama di situ ada (rumah judi) yang digerebek setelah kasus Sambo (Irjen Polisi Ferdy Sambo). Padahal, sebelum Sambo, sudah lama ada, aman,” kata Yance.
Gebi menolak bertemu Kompas dan hanya menerima pembicaraan lewat telepon. Ia mengaku sedang ada pekerjaan sebagai pembawa acara di sebuah resepsi perkawinan. Dalam sambungan telepon susulan di malam harinya, Gebi membenarkan nama rekening BNI di situs judi adalah miliknya. Namun, rekening tersebut telah diberikan ke seorang temannya yang kini tinggal di luar kota. Dia juga enggan menyebutkan nama temannya itu dan menolak memberi tahu nomor telepon sang teman.
Gebi mengaku memberikan kartu ATM dan PIN-nya untuk membantu temannya tersebut, pertengahan tahun 2022. Temannya yang perantau itu berdalih tak bisa membuat rekening bank di Jakarta lantaran butuh surat keterangan domisili. Gebi mengaku kasihan, lalu memberikan rekeningnya yang kini sudah jarang dipakai.
”Saya pikir enggak mungkin dipakai macam-macam. Karena, yang saya kasih ke dia hanya kartu dan pin ATM. Saya juga bingung kenapa bisa ada nama saya di situs judi online ini,” ungkapnya.
Baca juga: Kisah Mereka dari Balik Situs Judi
Selain keterangan itu, Gebi terus menolak memberitahukan identitas teman yang menyalahgunakan rekeningnya. Kami mendatangi kembali rumah Gebi pada Minggu (12/11/2023), tetapi ibunya menyampaikan Gebi telah pergi sejak pagi hari di Kalimantan. Sekitar satu jam berselang, Gebi menghubungi kami sambil marah-marah, ”Tolong pengertiannya, saya sangat terganggu, jangan datang-datang lagi ke rumah saya,” bentaknya.
Nomor Gebi kemudian tak lagi dapat dihubungi sejak hari itu. Di sela pembicaraan yang marah-marah melalui telepon tersebut, Gebi mengatakan sudah meminta pihak Bank BNI untuk menutup rekeningnya. Namun, selang beberapa hari ketika tim Kompas mengecek dengan menjajal mentransfer uang senilai Rp 10.000, rekening tersebut masih aktif bisa menerima transfer. Namun, selang beberapa hari kemudian, rekening BNI miliknya yang terpampang di situs Big777 kini berganti dengan nama M Syukron, seperti terlihat di laman judi daring itu pada Minggu (19/11/2023).
Raisati
Dari situs judi daring lainnya, kami juga menelusuri Raisati Azharifka, pemilik suatu rekening BRI yang digunakan sebagai rekening deposit di situs judi daring Wishlot. Wishlot adalah salah satu dari 15 situs judi daring yang ditelusuri tim Kompas dengan membuat akun sebagai pemain terlebih dahulu. Dibandingkan nama-nama yang lain, nama Raisati Azharifka termasuk spesifik.
Tim Kompas lalu mencari identitas Raisati melalui mesin pencari Google. Ia ternyata memiliki akun LinkedIn. Di platform itu, Raisati menaruh daftar riwayat hidup (CV). CV itu memuat cukup banyak informasi dari alamat surat elektronik (surel), alamat tempat tinggal, pendidikan, hingga riwayat bekerja. Termasuk nomor kontak yang ternyata sudah tidak aktif lagi.
Baca juga: Ekosistem Judi Daring Menggempur Kita
Raisati kemudian dihubungi melalui surel di Yahoo. Tim menanyakan kepada Raisati bagaimana rekeningnya bisa muncul di situs judi daring tersebut. Untuk memperkuat pertanyaan itu, tim melampirkan foto nama dan rekening BRI Raisati di situs Wishlot.
”Soal dijadikan rekening judi online saya tidak tahu karena sudah lama tidak pernah menggunakan rekening itu,” jawab Raisati via surel.
Namun, Raisati masih belum memberikan jawaban mengapa sudah lama tidak menggunakan rekening itu. Apakah karena hilang, digunakan teman, atau alasan lainnya. Oleh karena itu, pada Minggu (12/11/2023) siang, tim Kompas mencari Raisati langsung ke alamat tempat tinggalnya di kawasan Cimanggis, Kota Depok, seperti dicantumkan Raisa di daftar riwayat hidupnya.
Di lokasi itu, terdapat rumah besar berlantai dua. Bangunan besar itu dibagi dua. Satu bagian adalah rumah tinggal. Sementara bangunan sebelah yang menyatu dengan bangunan utama, seperti kontrakan dengan empat kamar. Dua kamar di bawah dan dua kamar di atas.
Saat tiba di sana, tidak ada satu pun yang bisa ditemui. Termasuk Raisati. Sehingga tim harus bertemu dengan Sugiyanto, Ketua RT setempat. Dari penuturan Sugiyanto, alamat tersebut memang tidak hanya rumah, tetapi juga dikontrakkan.
Kami lalu kembali ke alamat Raisati. Pada kunjungan kedua, kami bertemu dengan salah satu penghuni kontrakan di lantai dua. Dari obrolan singkat, penghuni kontrakan itu membenarkan jika Raisati masih tinggal di sana. Sayangnya, Raisati sedang tidak berada di tempat. ”Raisa (Raisati) lagi tidak di sini. Dia sedang keluar. Di sini hanya temannya,” katanya.
Kami semula berencana menghubungi Raisati kembali via surel. Akan tetapi, Raisati kemudian menelepon. Sebelumnya, lewat surel, kami telah mencantumkan nomor yang bisa dia hubungi. Kesempatan itu kemudian kami gunakan untuk menjelaskan pelacakan ini. ”Iya, saya cuma ngasih rekening ke teman saya. Setelah itu, saya enggak tahu lagi dia ngapain rekening saya enggak tahu. Makanya kaget, kok tiba-tiba ada di situs judi online,” kata Raisati.
Raisati tidak menjelaskan tentang teman yang menggunakan rekeningnya. Termasuk keberadaannya. ”Aduh enggak tahu, Mas. Sudah enggak pernah hubungan lagi. Soalnya sudah lama itu,” kata Raisati.
Setelah hubungan telepon itu, Raisati sempat membalas tim via Whatsapp. Setelah itu, sudah tidak merespons lagi. Termasuk undangan untuk bertemu langsung di tempat yang bisa ditentukan olehnya. Kami juga kembali menghubungi Raisati via surel, tetapi tidak lagi direspons. Saat kami menghubungi Raisati lewat panggilan telepon biasa, nomor itu tidak aktif.
Untuk mendapatkan nama-nama rekening deposit seperti Raisati dan Gebriele di atas, kami mendaftar dan membuat akun pada 15 situs judi daring. Ini harus dilakukan karena daftar rekening deposit di sebuah situs judi hanya bisa dibuka ketika kita sudah punya akun di situs-situs judi.
Baca juga: WNI di Kamboja: Tidak Semua dari Kami Pekerja "Judol"
Dari belasan situs judi itu, kami mendapatkan sekitar 100 rekening deposit berikut nama bank plus nama pemiliknya. Dari data itu, kami memilih nama-nama yang cukup unik untuk memudahkan pencarian di internet dan mengurangi kemungkinan kesamaan nama antara orang-orang yang berbeda.
Nika
Salah satu nama lain yang kami dapatkan dari pelacakan di internet adalah Epry Shaer Nicha Watik. Nama ini tertera sebagai pemilik rekening Jenius yang ada di daftar rekening deposit situs judi Wishslot.
Dari rimba raya internet, ditemukan sebuah dokumen yang menyebutkan Epry Shaer Nicha Watik beralamat di Desa Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Nomor rumah serta RT/RW juga tertera di dokumen itu. Minggu (12/11/2023) kami mengunjungi alamat itu.
Lokasinya berada di sebuah kompleks perumahan dengan gang yang hanya muat untuk satu mobil. Sebagian gang itu buntu. Nomor rumah di sana pun tidak urut sehingga butuh waktu sekitar satu jam untuk tiba di alamat persis Epry Shaer Nicha Watik.
Beberapa kali kami panggil namanya, tetapi tak ada yang menyahut. Lalu kami mampir ke warung yang berada di seberang rumah yang tercatat sebagai alamat Epry Shaer Nicha Watik. Dari pemilik warung diketahui bahwa perempuan itu biasa dipanggil Nika.
Setelah kami ceritakan tujuan mencari Nika, pemilik warung memanggil orangtuanya yang bernama Suwarti. Sepintas, tampak raut bingung dari wajahnya saat kami bertanya tentang anak gadisnya. Dia bertanya apakah ini masalah utang. Kami katakan ini terkait judi daring.
Ketika mengetahui nama anaknya muncul dalam rekening deposit situs judi, dia menjawab bahwa hal itu mungkin karena rekening Nika dipakai mantan pacarnya, Prana Siregar.
”Prana Siregar lagi tak di sini sekarang karena kemarin itu dia kalah banyak. Jadi si Prana pinjam uang temannya, lalu kabur. Kalau anak saya tak mungkin main judi online,” ujarnya.
Setelah berbincang 30 menit, kami pamit dan meminta nomor ponsel Suwarti. Ibu ini juga berjanji akan menyampaikan kedatangan kami ke Nika yang bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta.
Pada malam seusai pertemuan di Ciracas, Nika diperantarai ibunya menyampaikan, rekening Jenius miliknya pernah dipakai seseorang pada 2021. Namun, pemakainya bukan Prana Siregar seperti yang sebelumnya disampaikan ibunya, melainkan seorang teman yang Nika mengaku sudah lupa namanya. ”Anak saya sudah lupa (namanya). Besok mau ditutup (rekeningnya),” kata Suwarti.
Zikra
Selain Gebi, Raisati, dan Nika, dari 15 situs judi daring yang kami telusuri, juga muncul nama Zikra Damar Prayubi sebagai pemilik rekening Bank Panin. Situs yang mencatut nama Zikra adalah OLXTOTO. Dari situ, nama Zikra yang cukup spesifik kami lacak secara digital melalui mesin pencari di internet.
Dengan mengetikkan nama "Zikra Damar Prayubi", lalu mengaplikasikan kata kunci "intext:", agar fungsi pencarian terbatas dan fokus, kami menemukan sejumlah media sosial milik Zikra. Kami mencocokkan akun Zikra di tiga media sosial, antara lain Linkedin, Instagram, dan Twitter. Akun-akun tersebut memang mewakili identitas Zikra, mulai dari kecocokan foto dirinya serta domisilinya di Jakarta.
Kami mengakses Zikra lewat akun X-nya, Selasa (7/11/2023). Dia membenarkan rekening Bank Panin itu menggunakan nama dirinya. Namun, dia tidak pernah mendaftarkan dirinya untuk rekening itu.
Laki-laki pengojek daring ini mengingat, pernah ada teman sesama pengojek yang ingin menggunakan identitasnya untuk rekening bank. Tawaran kepada Zikra ini dihargai Rp 1 juta setiap rekening yang berhasil dibuat. ”Nah, di situ saya kebetulan saya lagi butuh duit dan dia cuma minta foto KTP saya aja,” ungkap Zikra.
Menurut Zikra, pengojek lainnya pun ditawari hal tersebut. Belakangan, dia baru tahu jika tawaran itu untuk pembukaan rekening deposit judi daring.
”Itu juga yang saya takutkan. Enggak sangka aja sampai disalahgunakan separah itu untuk judi online,” ujar Zikra.
Uang bulanan
Para pemilik rekening yang berhasil tim Kompas hubungi, memiliki pola respons yang hampir sama. Dari semula mudah dihubungi dan mau mengobrol, kemudian menghindar dan akhirnya menghilang. Nomor kontak mereka sudah tidak bisa dihubungi lagi.
Hafid (30), mantan pekerja perusahaan judi daring di Jakarta, bercerita seluk beluk perjudian, termasuk soal perburuan rekening bank yang dilakukan operator judi daring. Hafid kami temui di kantor salah satu lembaga swadaya masyarakat di Jakarta Selatan pada Kamis (16/11/2023) lalu.
Menurut Hafid, tidak hanya membeli, operator judi daring juga ada yang memberi komisi bulanan ke pemilik rekening yang mereka juga ketahui identitas dan alamat tempat tingganya.
”Jadi gini, kita tuh (berusaha) gimana biar orang ini (pemilik rekening yang dibeli) enggak bakal kabur. Kita manjain. Soalnya bisa jadi gini, Bang. Itu banyak kasusnya gini, aku beli rekening sama Abang. Sudah seminggu, Abang ke BCA bilang ATM hilang, buat baru dong. Atas nama Abang semuanya. Dibawa kabur uangnya, ratusan juta,” kata Hafid.
Menurut Hafid, besar komisi itu bisa dinegosiasikan. ”Biar (pemilik rekening) enggak aneh-aneh. Untuk komisi per bulan, bisa nego. Kisarannya, ya, ratusan ribu,” ujar Hafid.
Baca juga: Perjalanan Mendebarkan ke Pusat Judi "Online" di Kamboja
Keterangan Hafid ini dibantah Suwarti, ibunda Nika. Dia mengaku anaknya tak mendapat komisi tiap bulan. Selain itu, anaknya juga tak dikasih uang saat menyerahkan rekening ke temannya.
Untuk membuktikan Nika tak terhubung atau mendapat untung dari bandar judi, kami mendesak ibunya untuk menanyakan siapa nama teman anaknya yang pernah memegang rekening itu. Lalu, Suwarti meneruskan pesan Nika, yaitu ”Bilang aja temannya namanya Sharleen.”
Saat kami menanyakan lagi identitas Sharleen, apakah teman kerja atau teman kuliah Nicha, Suwarti menjawab singkat. ”Saya belum tahu, Mas,” lanjutnya.
Sekitar empat minggu berlalu setelah kontak pertama kami dengan mereka, nama-nama Gebriele Desiree, Epry Shaer Nicha Watik, dan Zikra Damar Prayubi sudah lenyap dari situs judi daring yang sebelumnya kami temukan. Nama mereka sudah diganti dengan nama dan pemilik rekening lain dari bank yang sama. Satu-satunya yang tersisa hanya Raisati Azharifka.