Korban penipuan berkedok cinta mengalami trauma mendalam setelah ditinggal pergi pelaku. Mereka juga harus menanggung kerugian hingg puluhan juta akibat penipuan ini.
Oleh
DHANANG DAVID, ANDY RIZA HIDAYAT, IRENE SARWINDANINGRUM, INSAN ALFAJRI
·5 menit baca
Impian LL (25) membuka usaha selepas kuliah runtuh. Tabungannya sejak SMP habis. Kini ia malah terjerat pinjaman daring dengan bunga mencekik.
Tadinya, LL menduga pria itu santun meski ternyata menipunya. Saat uangnya habis, Ahmad Faris Faza (31) masih menekan LL berutang ke beberapa pinjaman daring.
Faza dikenalnya pada 7 Desember 2021 lewat aplikasi Line. Faza mengaku anak kiai pemilik pondok pesantren. LL terpesona citra alim Faza. Sebulan menikmati hubungan manis, Faza mulai mengeksploitasi LL. "Tolong download uangme (aplikasi pinjaman daring) dulu. Aku nanti yang bayar. Terakhir merepotkanmu," bujuk Faza.
Awalnya, utang itu dicicil Faza. Namun, permintaan uang tak pernah berhenti, bahkan tabungan LL habis. Faza masih mendesaknya berutang ke pinjaman daring. Sampai akhirnya LL menanggung utang di tujuh aplikasi pinjaman daring yang terdaftar atas namanya. Faza lalu menghilang sejak 25 Februari 2022. Ketika itu, LL sudah menyerahkan uang ke Faza total Rp 87 juta.
Emosinya memuncak saat menyadari telah ditipu. Ia patah hati, marah, malu luar biasa. LL takut kepada orangtuanya jika tahu cerita sebenarnya. Saat masih terluka, ia harus menghadapi teror tagihan pinjaman daring. LL sudah tak punya uang lagi. Untuk mengurangi tekanan, dia mengganti gawai dan nomor telepon.
Dia takut pihak pinjaman daring menagih ke orangtuanya. "Saking takutnya, setiap hari, saya cek diam-diam HP ayah dan ibu buat memeriksa apakah ada pinjaman daring kirim pesan. Rasanya hidup saya benar-benar tidak ada ketenangan lagi," katanya di Kediri, Jawa Timur, Maret 2022.
Siang itu dia terlihat lesu, matanya basah, sesekali ia menyandarkan badan di bahu temannya saat melaporkan Faza ke Polres Kediri Kota.
Sampai sekarang, dia belum berani membuka rahasia itu kepada keluarga. LL khawatir orangtuanya yang lanjut usia jatuh sakit jika tahu ceritanya.
Pada ibunya, dia berbohong meminjam uang untuk usaha bersama teman-temannya. Demikian juga saat ia meminjam uang adiknya. Mahasiswi fakultas hukum itu tak berani mengatakan apa yang terjadi.
Sebelum mengeksploitasi LL, Faza lebih dulu menjadikan ZL (28) sebagai korban. ZL tak mampu mendengar lagi cerita soal Faza. Kesehatan mentalnya terganggu karena pria yang dianggapnya kekasih ternyata penipu. Perempuan asal Nganjuk ini empat bulan berhubungan dengan Faza. "Mulutnya manis banget. Saat keinginannya tidak dipenuhi, pasti mengancam minta putus," ucapnya.
Faza pernah mendesaknya menggadaikan rumah dan menjual ponselnya sebagai modal usaha. Setelah Faza menghilang, kini dia terjerat pinjaman daring Rp 15 juta. "Hampir saja saya menggadaikan sertifikat rumah untuk membayar pinjaman daring," ucapnya.
LL dan ZL adalah dua dari sembilan korban Faza di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kepada para korbannya, Faza mengaku anak orang kaya. Ia membual aset orangtuanya, seperti hotel dan pondok pesantren, tersebar di mana-mana.
Untuk menutupi jejak aksinya, Faza berpindah-pindah lokasi, mulai dari Yogyakarta, Kediri, Purwokerto, Tulungagung, Nganjuk, hingga Cilacap. Ia memiliki nama panggilan Areza, Putra, Tegar, Fafa, Fajar, dan Gizly. Nama Faza viral di Twitter pada 23 Februari 2022 dengan julukan Tinder Swindler versi Indonesia. Kami melacak keberadaannya di apartemen, bekas tempat indekos, dan alamat yang tertera di KTP. Namun, ia tidak ditemukan.
Ditinggal pergi
Senasib dengan LL, AM (26), perempuan asal Riau, juga diperas hartanya oleh Mohammad Iqbal Pangestu (29). Iqbal mengenalkan diri sebagai Benandra, anak orang kaya dari salah satu bank BUMN. Perkenalan AM dengan Iqbal terjadi di aplikasi Bigo, awal Maret 2022.
Untuk menutupi jejaknya, Iqbal berpindah-pindah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Ia menyewa apartemen dengan KTP palsu. Ia sering menggunakan nama samaran Ananda Resya, Benandra, dan Aldi ke korban. "Saya sering live di Bigo. Iqbal rutin berkomentar ketika saya sedang siaran langsung, dari situ kedekatan kami," kata AM.
Iqbal agresif mendekati AM. Baru beberapa hari kenal, ia menyatakan cinta meski AM belum yakin. "Akhirnya saya luluh juga karena Iqbal pernah membawakan air mineral ke kosan saya ketika pukul 01.00. Ia juga sering membelikan makanan lewat aplikasi," ucapnya.
Iqbal mengajak AM ke Yogyakarta, 19 Maret 2022. Dia berdalih ingin mempertemukan orangtuanya dengan AM. Iqbal akan memperkenalkan AM sebagai calon istrinya sekaligus mencarikan pekerjaan baru di sana. Saat itu AM masih berstatus pegawai perusahaan swasta di Jakarta. AM menerima tawaran itu dan mundur dari pekerjaannya.
Setibanya di Yogyakarta dengan bus, Iqbal meminta AM membuka pinjaman di aplikasi pinjaman daring. Setelah uangnya cair, ia pergi dari hotel malam hari dengan alasan menjenguk ibunya. AM diminta menunggu di hotel.
"Kamu enggak bisa nginap (di rumah) hari ini enggak papa. Ramai banget. Masih banyak saudara, bagaimana?" pesan Iqbal membohongi AM.
AM masih percaya hingga esoknya Iqbal tak kembali ke hotel. Ia mulai geram dan marah saat nomor telepon Iqbal tidak bisa dihubungi. Iqbal tak pernah kembali lagi setelah membawa uang dan barangnya senilai Rp 15 juta. Kena tipu saya, kata AM.
Saat itu, uang di rekeningnya tersisa Rp 100.000. Ia minta bantuan kerabatnya agar bisa kembali ke Jakarta. Sebelum menipu AM, Iqbal memperdaya WT (25), pekerja BUMN di Semarang. WT masih marah karena yang ditipu Iqbal tidak hanya dia, tetapi juga seluruh keluarganya, 19 Januari lalu, di Cilacap. Saat itu, di depan keluarga besar, Iqbal berjanji menikahi WT bulan April ini.
Setelah mendapat restu orangtua WT, Iqbal makin berani meminjam uang ke WT. Iqbal bahkan meminta ATM WT. "Alasannya untuk membuka pinjaman daring," ucapnya.
WT kesal, semakin lama urusan Iqbal hanya uang, bukan lagi cinta dan kemesraan. Dia meminta uangnya kembali. Iqbal kemudian menghilang akhir Januari 2022 dan kembali membohongi WT sedang di RSUD Salatiga untuk mengurus adiknya yang magang. "Iqbal malah mengirimkan gambar foto RSUD Salatiga dari Google," katanya.
Setelah itu, Iqbal menghilang, meninggalkan WT yang kecewa dan sakit hati. Kami mendatangi rumah Iqbal di Tangerang, Banten. Ayahnya, Aj, tidak tahu keberadaannya. Kondisi keluarga Aj berbeda jauh dengan klaimnya kepada para korban.