Jepang Habiskan 35 Miliar Dollar AS, Yen Tetap Tidak Berdaya
Jepang menghabiskan 9 triliun yen pada 2022 dan kini 5,5 triliun yen untuk intervensi pasar. Kurs yen tetap lemah.
Oleh
KRIS MADA
·2 menit baca
TOKYO, RABU — Jepang diduga menghabiskan 35 miliar dollar AS untuk menjaga nilai tukar yen. Meski demikian, tetap saja kurs yen terhadap dollar AS jauh lebih tinggi dari asumsi belanja pemerintah.
Data aset Bank of Japan (BoJ) pada Selasa (30/4/2024) mengindikasikan, otoritas moneter Jepang mungkin menghabiskan 5,5 triliun yen atau 35,05 miliar dollar AS sepanjang Senin. Uang itu dipakai untuk intervensi pasar kala nilai tukar menembus 160,1 yen per dollar AS.
Dalam laporan pada Selasa malam, Kyodonews mengutip sejumlah sumber di pasar untuk menyimpulkan ada intervensi besar-besaran di pasar valas. Memang, baik pemerintah maupun dewan gubernur BoJ tidak mengonfirmasi dugaan pasar soal intervensi tersebut.
Dalam data aset BoJ pada Selasa terlihat pengurangan hingga 7,5 triliun yen dibandingkan aset Senin. Padahal, pasar memperkirakan aset BoJ pada Senin hanya berkurang paling banyak 2,5 triliun yen. Dengan demikian, ada selisih setidaknya 5 triliun yen.
Pada Senin pagi, nilai tukar per 1 dollar AS menembus 160 yen. Nilai tukar itu terendah dalam 34 tahun terakhir. Pada Senin siang, nilai tukarnya membaik ke 154 yen per dollar AS. Meski demikian, pada Rabu (1/5/2024), nilai tukar kembali ke 157,9 yen per dollar AS.
Nilai itu jauh di atas asumsi kurs yen dalam APBN Jepang 2024. Jepang menargetkan kurs pada 141,42 yen per dollar AS.
Wakil Menteri Keuangan Jepang Masato Kanda hanya menyebut, ada dampak negatif dari pelemahan drastis yen. Tokyo tidak menoleransi nilai tukar yen yang terlampau cepat melemah.
Sebagai importir aneka bahan mentah, pelemahan yen bisa membuat biaya produksi di Jepang naik. ”Manuvernya berlebihan dan dipicu para spekulan,” ujar Kanda soal penjualan yen besar-besaran pada beberapa hari terakhir.
Yen mungkin tidak akan jatuh bebas, sekaligus juga sulit mengharapkan ada pembalikan dari tren pelemahan.
Pasar melepaskan yen secara masif pada Jumat pekan lalu. Pelepasan itu reaksi atas keputusan BoJ yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan. ”Faktor penting pelemahan yen adalah pemerintah dan BoJ terlalu lama menunggu,” kata Koji Fukaya, analis pada lembaga konsultansi Advisory.co.
Intervensi besar-besaran terakhir Jepang pada nilai tukar yen terjadi pada 2022. Kala itu, Tokyo menghabiskan 9,2 triliun yen untuk intervensi pasar. Waktu itu, nilai tukar mendekati 152 yen per dollar AS.
Fukaya menyebut, otoritas Jepang telah mengeluarkan peringatan keras soal kurs. Tokyo tidak akan membiarkan yen terjun bebas. Sayangnya, sulit mengharapkan nilai tukar yen akan kembali menguat. ”Yen mungkin tidak akan jatuh bebas, sekaligus juga sulit mengharapkan ada pembalikan dari tren pelemahan,” kata Fukaya.
Di satu sisi, pelemahan yen memang bisa menguntungkan para eksportir di Jepang. D sisi lain, harga aneka komoditas impor melonjak. ”Yen yang lemah lebih berbahaya dan sulit dikendalikan dibandingkan yen yang kuat,” kata Fukaya.
Fenomena pada Senin, menurut Fukaya, pemerintah dapat saja bertindak jika diperlukan. Walakin, belum tentu waktu bertindaknya tepat. (AFP/REUTERS)