Jepang - AS Ingin Pererat Hubungan Keamanan dan Ekonomi
Jepang ingin memastikan relasi dengan AS tetap solid. Kerja sama bidang pertahanan keamanan dan ekonomi perlu diperkuat
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
WASHINGTON, RABU - Isu di kawasan Indo-Pasifik diprakirakan akan menjadi perhatian serius pertemuan trilateral antara Presiden Joe Biden, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dan Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr di Washington. Sejumlah pihak menyebutkan, selain isu ekonomi, situasi keamanan yang sulit di Pasifik dan perhatian atas isu kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan menjadi materi yang akan dibahas.
“Tujuan utama dari perjanjian trilateral ini adalah agar kita dapat terus berkembang, dapat saling membantu satu sama lain, dan tentunya menjaga perdamaian di Laut Cina Selatan dan kebebasan navigasi,” kata Marcos Jr menjelang keberangkatannya ke Washington. Marcos Jr menuju Washington pada Rabu (10/4/2024) petang.
Namun ia menekankan, pertemuan puncak AS-Filipina-Jepang itu terutama akan membahas upaya-upaya untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara ketiga negara. Marcos mengatakan dia mengemban misi untuk mencari cara memajukan kerja sama di bidang infrastruktur, semikonduktor, keamanan siber, mineral penting, energi terbarukan, serta kerja sama pertahanan dan maritim.
Saat ini, di era Marcos Jr, Filipina terus memperkuat kerja sama keamanan denganAS dan Jepang seiring meningkatnya kehadiran China di Laut China Selatan, khususnya di wilayah yang diklaim sebagai wilayah teritorial Filipina.
Senada dengan Manila, Tokyo pun ingin memastikan dengan AS dan Filipina kian solid. Sebagaimana Manila, Tokyo pun inign memperkuat kerja sama di beragam bidang, termasuk mendukung Filipina menghadapi permasalahan Laut China Selatan.
Sejumlah agenda dijadwalkan pada kunjungan resmi itu Kishida dan Marcos di AS. Kishida pun dijadwalkan akan berpidato di Kongres AS.
AS-Jepang
Sebelum berangkat ke AS pada Senin (8/4/2024) waktu Jepang, Kishida sempat memberikan penjelasan kepada media. Ia mengatakan, akan menjadikan kunjungan tersebut sebagai kesempatan untuk memastikan hubungan Jepang-AS.
“Saya ingin mengonfirmasi, Jepang dan AS membangun hubungan yang solid. Kunjungan ini akan menjadi kesempatan penting untuk menyampaikan pesan ini ke seluruh dunia,” kata Kishida.
Menurut keterangan resmi Pemerintah Jepang yang dikutip Kantor Berita Kyodo News, dalam pembicaraan dengan Presiden Biden, Kishida akan menegaskan kembali pentingnya kerja sama Jepang-AS di berbagai bidang. Di antaranya mulai dari keamanan dan teknologi canggih, hingga penguatan rantai pasokan.
Sementara menurut sumber kantor berita Reuters, Presiden Joe Biden akan membahas rencana pembangunan kereta api berkecepatan tinggi pertama di AS menggunakan teknologi Jepang bersama Kishida.
Biden dan Kishida diperkirakan secara terbuka mendukung proyek kereta cepat bernilai miliaran dollar AS itu. Pembicaraan itu dibayangi penolakan AS terhadap investasi Jepang lainnya yaitu rencana pembelian US Steel oleh Nippon Steel.
Adapun rencananya kereta cepat itu akan melayani rute Dallas - Houston di Texas sejauh 380 km. Pembangunan kereta cepat akan menjawab kekurangan angkutan umum di AS dan akan memangkas waktu perjalanan menjadi 90 menit dari 3,5 jam dengan bermobil.
Kashida juga menegaskan, kunjungan kenegaraannya ke AS akan memperkuat aliansi bilateral kedua negara. Menurut pejabat Pemerintah Jepang, pada 2015 Perdana Menteri Shinzo Abe dan Presiden Barack Obama bersepakat meningkatkan aliansi Jepang-AS.
Indo-Pasifik
Kedua negara bersepakat untuk mendorong perdamaian dan kemakmuran di kawasan Asia-Pasifik dan mengatasi tantangan keamanan. Kedua negara kemudian memperbarui pedoman kerja sama pertahanan mereka untuk pertama kalinya dalam 18 tahun.
Tantangan keamanan yang dimaksud di antaranya adalah China yang terus membangun kekuatan militer. Juga Korea Utara yang aktif mengembangkan dan mengujicoba persenjataan nuklir. Dalam pertemuan Kishida dan Biden ini keduanya akan membahas upaya memperkuat kerja sama pertahanan di Asia Timur.
Pertemuan tripartit antara Jepang, AS, dan Filipina akan digelar pada Kamis (11/4/2024) waktu AS. Terkait kerja sama keamanan dengan AS dan Jepang, Filipina telah mengambil langkah aktif. Marcos telah mengizinkan sejumlah pangkalan militer Filipina diakses tentara Amerika berdasarkan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang Ditingkatkan. Saat ini, Manila pun tengah membahas sejumlah isu serupa dengan Jepang, terutama terkait perjanjian akses timbal balik yang akan memungkinkan kehadiran pasukan Jepang di wilayah Filipina.
Marcos Jr pun membantah adalah “gentleman agrement” antara Filipina dan China tentang status Second Thomas Shoal yang dibuat pada era Presiden Rodrigo Duterte. “Saya ngeri dengan gagasan bahwa kita telah berkompromi melalui perjanjian rahasia mengenai wilayah, kedaulatan, dan hak kedaulatan Filipina,” kata Marcos.
Keagresifan China di Laut China Selatan menimbulkan konflik dengan Filipina. Dalam konferensi pers, Asisten Khusus Presiden AS Joe Biden, Dokter Mira Rapp-Hooper memaparkan, “pertemuan trilateral ini terjadi pada saat Filipina berada di bawah tekanan yang semakin besar dari China di Laut Cina Selatan.
Hal ini tentu saja harus dianggap sebagai tanda, bukan hanya Presiden Biden yang akan melakukan hal yang sama. PM Kishida pun disebut ingin menunjukkan dukungan dan tekad mereka untuk menyokong Filipina.
“Saya pikir apa yang akan Anda lihat adalah dukungan dan solidaritas yang kuat di antara ketiga pemimpin terhadap visi bersama mengenai Laut Cina Selatan yang diatur oleh hukum internasional,” jelas Rapp-Hooper.
Kishida sebelum berangkat ke AS mengatakan bahwa kerja sama antara ketiga negara sangat penting untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik serta mempertahankan tatanan internasional yang bebas dan terbuka berdasarkan aturan hukum.