Arab Saudi Keluarkan Seruan Melihat Hilal untuk Tetapkan Idul Fitri
Arab Saudi melibatkan warganya agar melihat hilal akhir Ramadhan. Jika hilal tak terlihat pada Senin, Lebaran hari Rabu.
RIYADH, MINGGU — Bagi siapa saja yang berhasil melihat bulan sabit muda atau hilal dengan mata telanjang atau memakai bantuan teleskop pada hari Senin (8/4/2024) sore hingga petang, diminta segera melapor ke pengadilan terdekat. Jika tidak bisa ke kantor pengadilan, dapat segera lapor ke pejabat pemerintah terdekat yang akan membantu menyampaikan informasinya ke pengadilan.
Demikian pengumuman Mahkamah Agung Arab Saudi yang disampaikan melalui kantor berita Arab Saudi, SPA, yang juga dikutip media-media di negara itu, Sabtu (6/4/2024). Melihat bulan sabit muda atau hilal menjadi salah satu cara untuk menetapkan akhir bulan Ramadhan sekaligus menandai awal bulan Syawal atau Hari Raya Idul Fitri.
Arab Saudi menetapkan awal Ramadhan pada 11 Maret 2024. Dengan perhitungan itu, pada hari Senin (8/4/2024), wilayah negara tersebut sudah masuk tanggal 29 Ramadhan. Pada hari itu, otoritas keagamaan Arab Saudi harus memutuskan, apakah lama puasa tahun ini 29 hari atau 30 hari.
Jika bulan sabit muda atau hilal sudah terlihat pada hari itu, hari Selasa (9/4/2024) sudah masuk bulan Syawal atau Idul Fitri di Arab Saudi. Bulan sabit muda ini menjadi tanda akhir dari bulan Ramadhan sekaligus awal bulan Syawal. Namun, jika pada hari Senin hilal tidak terlihat di Arab Saudi, puasa Ramadhan digenapkan menjadi 30 hari sehingga awal bulan Syawal di negara itu akan jatuh pada Rabu (10/4/2024).
”Mahkamah Agung menyerukan kepada siapa pun yang melihat hilal dengan mata telanjang atau dengan menggunakan teleskop (pada hari Senin) agar melapor ke pengadilan terdekat dan memberikan kesaksian,” demikian seperti dilansir SPA.
Baca juga: Hilal Belum Terlihat, Awal Ramadhan 1445 H Ditetapkan 12 Maret 2024
Harian Arab News, Sabtu (6/4/2024), menyebutkan. Arab Saudi dan sebagian besar negara-negara Arab memulai bulan Ramadhan pada 11 Maret lalu. Jika pada hari Senin hilal tidak terlihat, awal bulan Syawal di negara-negara tersebut jatuh pada Rabu (10/4/2024).
Di Arab Saudi, setiap wilayah mempunyai tradisi masing-masing dalam merayakan Idul Fitri. Namun, secara garis besar tetap ada kesamaannya, yakni shalat Idul Fitri, beramal, saling mengunjungi dan berkumpul dengan keluarga, makan makanan yang enak-enak, berpakaian terbaik, dan dekorasi yang meriah.
Baca juga: Ramadhan dalam Suka dan Duka
Harian Al Arabiya menyebutkan, Pemerintah Arab Saudi sudah mengumumkan hari libur bagi PNS dan pegawai swasta untuk memperingati Idul Fitri. Semua pekerja di negara itu mendapatkan libur selama lima hari, mulai tanggal 9 April.
Jika hari Senin hilal tidak terlihat di Arab Saudi, puasa Ramadhan digenapkan menjadi 30 hari sehingga awal Syawal di negara itu akan jatuh pada Rabu (10/4/2024).
Menurut rencana, Pemerintah Arab Saudi akan mengadakan berbagai acara, konser, pertunjukan cahaya, dan kembang api di seluruh wilayah kerajaan.
Ajakan mencari hilal juga dikeluarkan Komite Pengamatan Bulan di Uni Emirat Arab (UEA). Mereka mengajak seluruh umat Islam di UEA untuk mencari hilal pada Senin malam atau tanggal 29 Ramadhan 1445 H.
Harian The Nationalmenyebutkan, informasi dari masyarakat itu akan diverifikasi terlebih dahulu oleh komite yang beranggotakan para astronom, pejabat pengadilan, dan penasihat dari Otoritas Islam UEA.
Sama seperti Arab Saudi, UEA juga memberi libur bagi karyawan selama empat hari kerja mulai 8 April mendatang. Semua karyawan harus kembali bekerja pada 14 April mendatang.
Sekitar 2,5 juta umat Islam di Mekkah
Pada hari-hari akhir Ramadhan, jutaan jemaah berkumpul di Masjidil Haram, Mekkah, untuk melaksanakan shalat Jumat terakhir di bulan Ramadhan sekaligus menghabiskan waktu malam hari dengan beribadah pada malam ke-27. Malam ke-27 Ramadhan diyakini oleh kebanyakan umat Islam sebagai momen peluang terbesar turunnya malam kemuliaan (lailatul qadar).
Malam lailatul qadar sampai sekarang tidak bisa diketahui secara pasti karena menjadi salah satu rahasia Tuhan. Merujuk pada beberapa keterangan yang diriwayatkan merujuk pada Nabi Muhammad SAW, malam lailatul qadar terjadi pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan, khususnya pada malam ganjil.
Banyak yang percaya bahwa lailatur qadr terjadi pada malam 27 Ramadhan. Di kalangan umat Islam diyakini bahwa beribadah pada malam lailatul qadar lebih baik daripada beribadah selama 1.000 bulan.
Harian The National, Sabtu (6/4/2024), menyebutkan, Pemerintah Arab Saudi kedatangan 2,5 juta umat Islam di Masjidil Haram, Mekkah, untuk beribadah menyambut lailatul qadr. ”Kami sudah mempersiapkan untuk menyambut banyak jemaah dari dalam dan luar negeri yang datang ke masjid suci ini,” kata Direktur Jenderal Direktorat Lalu Lintas Arab Saudi Mohammed Al Bassami, Sabtu.
”Kami bisa mengonfirmasi, lebih dari 2,5 juta jemaah shalat di sini tadi (Jumat) malam,” ujarnya kepada wartawan di Mekkah.
Di Madinah, lebih dari 20 juta anggota jemaah tercatat mendatangi Masjid Nabawi di Madinah selama 20 hari pertama bulan Ramadhan.
Baca juga: Arab Saudi-Mesir Umumkan Idul Fitri Jatuh pada Hari Senin
Otoritas Umum untuk Urusan Masjid Nabawi mengatakan, pihaknya telah mengintensifkan layanan bagi pengunjung masjid selama Ramadhan dan jumlahnya mencapai 19.899.991 orang. Ada tambahan 1.643.288 orang yang mengunjungi makam Nabi Muhammad SAW yang berada di area masjid tersebut.
Untuk memfasilitasi kelancaran mengendalikan lalu lintas jemaah yang hendak shalat di masjid, Pemerintah Arab Saudi sudah menggandakan pasukan keamanan di seluruh lokasi.
Media lokal Arab Saudi menyebutkan jemaah yang datang untuk iktikaf tahun ini memecahkan rekor. Masjidil Haram dan halamannya mencapai kapasitas penuh dengan jemaah umrah dan jemaah yang datang untuk shalat Isya, Tarawih, dan shalat malam (qiyam al-lail).
Baca juga: Mayoritas Asia Tenggara Idul Fitri Besok, Kawasan Lain Merayakannya Hari Ini
Shalat qiyam al-lail diakhiri dengan permohonan khusus yang dipimpin Abdulrahman Al Sudais, Presiden Takmir Dua Masjid Suci Arab Saudi.