Motif Ekonomi Landasi Undangan China-Jepang ke Prabowo
Undangan tidak lazim China-Jepang ke Prabowo wujud upaya menjaga kepentingan ekonomi.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lawatan Prabowo Subianto ke Jepang dan China menunjukkan penerimaan komunitas internasional. Beijing dan Tokyo juga ingin hubungan dengan Jakarta lancar di era kepemimpinan Prabowo.
Pendapat itu disampaikan Dewi Fortuna Anwar, Selasa (2/4/2024), di Jakarta. ”Kedua negara tampaknya tidak terlalu memperhatikan proses yang tengah berjalan di Mahkamah Konstitusi,” kata Profesor Riset Politik pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan bukanlah kunjungan Prabowo ke China-Jepang. Justru perlu diperhatikan siapa yang mengundang Prabowo datang.
Bagi Pemerintah China, menurut Dewi, setidaknya ada dua pertimbangan untuk mengundang Prabowo. Pertama, China ingin memastikan keberlanjutan hubungan bilateral dengan Indonesia. Ada kebutuhan memastikan kepentingan ekonomi China di Indonesia tetap berjalan baik.
Kini, ada banyak proyek dan investasi China di Indonesia. Pertambangan dan pengolahan nikel, kereta cepat, hingga investasi di berbagai sektor ditanamkan China di Indonesia. ”China ingin memastikan keberlanjutan proyek-proyek itu di Indonesia di pemerintahan baru nanti,” ujar Dewi.
Alasan kedua undangan ke Prabowo, menurut Dewi, Beijing ingin kebijakan luar negeri Indonesia di era pemerintahan baru tetap lunak ke China. Selama ini, Prabowo dikenal berpandangan cukup keras pada China.
Dewi mencatat, setidaknya pada Pemilu 2014 dan 2019, Prabowo sangat kritis pada kedekatan pemerintahan Joko Widodo dengan China. Doktrin keamanan Indonesia, yang dijalankan kementerian pimpinan Prabowo, juga menganggap China sebagai ancaman.
Anggapan itu terkait kedaulatan Indonesia di Laut China Selatan. China, menurut Dewi, tidak mau Indonesia seperti Filipina. Kini, Filipina amat keras pada China soal Laut China Selatan. Bahkan, Filipina menggandeng Amerika Serikat dan sekutunya untuk menghadapi China.
Kelancaran hubungan
Dengan alasan nyaris sama dengan China, Jepang juga mengundang Prabowo. Jepang ingin hubungan bilateral, termasuk ekonomi, dengan Indonesia tetap lancar.
Jepang tidak mau ketinggalan mengundang Prabowo. Padahal, Prabowo masih berstatus calon presiden dari hasil pemilu yang sedang disengketakan. Mahkamah Konstitusi akan memutus sengketa itu paling lambat pada 22 April 2024.
Sementara itu, Direktur Kajian Asia Tenggara pada Chinese Academy of Social Sciences Xu Liping menyebut lawatan Prabowo amat penting bagi hubungan Indonesia-China. Lawatan itu wujud saling percaya Indonesia-China. ”Kondisi yang sangat penting di tengah ketidakstabilan dan ketidakpastian global sekarang,” ujarnya kepada media China, Global Times
Xu mengingatkan, Indonesia merupakan pemimpin tradisional ASEAN. Suara Indonesia amat penting di kawasan. Keputusan Prabowo mendatangi China berpeluang semakin meningkatkan relasi ASEAN-China.
Xu tidak heran jika nanti kerja sama infrastruktur dan industri pengolahan Indonesia-China meningkat di era Prabowo. Kini, hubungan Indonesia-China pada kedua sektor itu sudah kuat. China mengucurkan miliaran dollar AS untuk aneka proyek infrastruktur dan investasi di Indonesia.
Tidak lumrah
Dewi menyebut, undangan ke Prabowo oleh China dan Jepang tidak lumrah. Biasanya, pemimpin terpilih datang ke negara sahabat setelah dilantik. Pilihan negara tujuan kunjungan didasarkan pada kepentingan nasional dan kawasan.
Karena itu, China dan Jepang mengambil risiko besar kala mengundang Prabowo. Apalagi, Prabowo diterima oleh para pemimpin tertinggi di Jepang dan China.
Di China, Prabowo diterima presiden dan perdana menteri. Adapun di Jepang, Prabowo dijadwalkan bertemu PM.
Di sisi lain, Prabowo juga berkepentingan besar dalam kunjungan tersebut. China dan Jepang berpotensi membantu program kerja ekonomi dan pembangunan di era Prabowo.
Pada masa pemerintahannya, Prabowo butuh membuka lapangan kerja. Investasi China dan Jepang, juga negara lain, bisa membantu pembukaan lapangan kerja itu.