Satu dari empat anak di Inggris hidup dalam kemiskinan. Jumlah orang miskin bertambah 600.000 orang pada 2022-2023.
Oleh
IWAN SANTOSA
·2 menit baca
LONDON, JUMAT — Setidaknya 3,6 juta anak di Inggris tinggal bersama keluarga sangat miskin. Kondisi itu terjadi di negeri yang para pemimpinnya kaya raya dan berharta setara triliunan rupiah.
Penasihat senior kebijakan Save the Children, Meghan Meek-O’Connor, menyebut, laporan Kementerian Tenaga Kerja dan Pensiun amat menyedihkan. ”Keterlaluan bahwa ada tambahan 100.000 anak lagi dalam kemiskinan,” ujarnya, Jumat (22/3/2024), di London Inggris.
Jumlah anak di keluarga miskin bertambah 100.000 orang. Sementara jumlah anak di keluarga amat miskin naik 300.000 orang. ”Tidak ada alasan membiarkan anak-anak tanpa makanan, mainan, atau tempat tidur,” kata Meek-O’Connor.
Kondisi itu terjadi di negara tempat asal keluarga kerajaan paling terkenal di dunia. Keluarga Kerajaan Inggris punya aset 28 miliar dollar AS. Aset itu belum termasuk harta pribadi para anggota keluarga kerajaan.
Di Inggris malah ada penurunan pembiayaan dukungan anak dan keluarga. Akibatnya, semakin banyak anak miskin.
Menaker Inggris Mel Stride mengatakan, pemerintah sudah berusaha meredam laju kenaikan penduduk miskin. Bantuan sosial diberikan ke 1,3 juta orang bisa menahan dampak kenaikan aneka harga.
”Inflasi berhasil ditekan dan berbagai program pajak dan bantuan telah membantu masyarakat berpenghasilan rendah. Rencana tersebut berhasil dan kita harus terus menjalankan program yang menjamin keamanan ekonomi bagi semua orang,” ujarnya.
Sorotan lama
Kemiskinan anak di Inggris sejak lama disoroti berbagai pihak. Dalam laporan pada Desember 2023, Unicef menyebut Inggris salah satu negara maju dengan angka kemiskinan anak paling buruk. Inggris menempati peringkat ke-37 di antara 39 negara Uni Eropa dan OECD.
”Kala negara lain berupaya meningkatkan dukungan, di Inggris malah ada penurunan pembiayaan dukungan anak dan keluarga. Akibatnya, semakin banyak anak miskin,” kata Kepala Unicef Inggris Jon Sparkes.
Meek-O’Connor mengatakan, London perlu membuat perubahan kebijakan. Salah satunya dengan menghapus kebijakan bantuan untuk dua anak per keluarga.
Dalam riset Yekaterina Chzhen dari Trinity College Dublin disimpulkan, kebijakan itu berkontribusi pada kenaikan jumlah anak di keluarga miskin. Sebelum kebijakan diberlakukan pada 2017, ada 27 persen anak miskin di keluarga dengan anak lebih dari dua. Pada 2020, porsinya naik 37 persen.
Lembaga Child Poverty Action Group (CPAG) di Inggris melaporkan, satu dari empat anak di Inggris hidup dalam kemiskinan. Jumlah orang miskin bertambah 600.000 orang pada 2022-2023.
Seseorang disebut miskin, absolut, atau relatif jika tidak bisa hidup dengan standar di Inggris. Miskin relatif jika penghasilannya 40 persen lebih rendah dari pendapatan rata-rata warga secara nasional. Sementara miskin absolut bila penghasilannya 60 persen lebih rendah dari pendapatan rata-rata warga secara nasional.
Anak miskin paling banyak berada di Birmingham dan Leicester. Di sana, 41 persen anak hidup dalam kemiskinan. Sementara di Nottingham, 40 persen anak hidup dalam kemiskinan.
Manajer kebijakaan Food Foundation, Shona Goudie, mengatakan, paket bansos tidak memadai. Kualitas makanannya juga dipertanyakan dan bisa memicu penyakit. (AP/REUTERS)