Kasus Putri Kate, Bola Salju Spekulasi, dan Pesan Ratu Elizabeth II yang Dilupakan
Tak cukup berpegang "jangan mengeluh, jangan menjelaskan”, Kerajaan Inggris harus kembali pada pesan Ratu Elizabeth II.
Semasa hidupnya, mendiang Ratu Elizabeth II pernah berpesan: anggota keluarga Kerajaan Inggris harus betul-betul tampil di tengah publik untuk dapat dipercaya. Artinya, mereka harus hadir langsung di tengah masyarakat, bukan dengan cara lain, termasuk merilis foto—apalagi hasil editan—atau video.
Nasihat Sang Ratu tersebut terasa sangat relevan di tengah kontroversi dan polemik seputar keberadaan Putri Kate, Princess of Wales, istri Putra Mahkota Kerajaan Inggris Pangeran William. Kaburnya kabar soal kondisi Kate belakangan memunculkan berbagai spekulasi, teka-teki, skeptisisme, hingga beragam versi teori konspirasi.
Hari Senin (18/3/2024) lalu, koran Inggris, The Sun, merilis melalui situsnya video tayangan Kate (42) berjalan sambil menenteng tas-tas belanjaan bersama suaminya, William, di sebuah kompleks pertokoan di dekat kediaman mereka di Windsor. Ia tampak semringah dan tersenyum lebar.
Video tersebut diambil oleh seorang warga, dua hari sebelumnya. Ini video tayangan Kate untuk pertama kali setelah Natal. The Sun mengutip Nelson Silva, yang mengaku merekam video tersebut. ”Kate tampak bahagia dan santai. Mereka terlihat bahagia hanya karena bisa pergi ke toko dan bergaul,” katanya.
Baca juga: Foto Rekayasa Putri Kate, Bencana Kehumasan, dan Teori Konspirasi di Inggris
Istana Kensington, kediaman Kate dan William serta keluarga mereka, tidak membantah keaslian video tersebut. Namun, mereka tak mengeluarkan komentar apa-apa mengenai video itu.
Sejak Kate menjalani operasi abdomen, Januari 2024, kondisi dan keberadaan Kate menimbulkan spekulasi di kalangan publik. ”Senang bisa melihatmu lagi, Kate!”, begitu judul berita utama di halaman muka The Sun, hari Senin itu. Redaksi koran tersebut mengatakan, mereka memutuskan menayangkan video itu ”dalam upaya mengakhiri apa yang disebut oleh Istana sebagai ’kegilaan media sosial’”.
Akan tetapi, kemungkinan tayangan video itu pun belum akan menghentikan gelombang spekulasi mengenai kondisi dan keberadaan Kate. ”Potensi dan legitimasi monarki akan muncul dari visibilitas (kehadiran anggota kerajaan yang bisa dilihat langsung oleh publik),” kata Anna Whitelock, profesor sejarah monarki di City University London. ”Visibilitas itu merupakan ‘kontrak’ antara raja dan rakyatnya.”
Upaya Raja Charles III
Kate dan Istana Kensington perlu belajar dari mertuanya, Raja Charles III. Dalam upaya memastikan prinsip visibilitas—dan juga pesan Ratu Elizabeth II, Istana Buckingham—kediaman sekaligus kantor Raja atau Ratu Inggris—merilis foto-foto pertemuan Charles dengan para pejabat tinggi dan petugas setelah Charles diumumkan menjalani perawatan kanker.
Selain itu, Charles juga relatif terbuka mengenai diagnosis kankernya meski tidak diungkap detailnya. Pendekatan ini dipandang sebagai langkah awal kerajaan untuk meninggalkan ciri kerahasiaan yang selama ini menyelimuti keluarga Kerajaan Inggris.
Kate tidak terbuka dan mampu mengontrol narasi tentang kerajaan. Kensington tidak banyak mengungkap kondisi Kate, kecuali hanya menyebut diagnosis penyakit Kate tidak terkait kanker, operasinya berjalan lancar, dan pemulihannya akan membuat Kate tidak bisa menjalankan tugas-tugas publik sampai Paskah.
Dari keterangan itu, Kate diperkirakan tidak akan tampil di depan publik sampai anak-anaknya masuk sekolah lagi pada 17 April mendatang. Dalam ketidakpastian itu, blunder demi blunder pun dilakukan baik oleh Kensington maupun Kate sendiri.
Foto lama diperiksa
Pengakuan Kate mengedit foto dirinya bersama tiga anaknya, yang dirilis pada Hari Ibu, 10 Maret 2024, membuat sejumlah pihak jadi meragukan otentisitas foto-foto yang pernah dikeluarkan Kensington di masa lalu. Kini beberapa kalangan mulai memeriksa foto-foto lain yang pernah dirilis Kensington.
Salah satu hasil pemeriksaan itu adalah ditemukannya hasil editan kedua pada foto yang menggambarkan mendiang Ratu Elizabeth II dikelilingi cucu dan cicitnya. Foto ini disebut diambil oleh Kate dan dikeluarkan oleh Kensington dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-97 Ratu Elizabeth pada April 2023.
Pengakuan Kate mengedit foto dirinya bersama tiga anaknya, yang dirilis pada Hari Ibu, 10 Maret 2024, membuat sebagian pihak jadi meragukan otentisitas foto-foto yang pernah dikeluarkan Kensington di masa lalu.
Kensingtpn mengatakan, foto tersebut diambil di Kastel Balmoral, Skotlandia, pada musim panas sebelumnya. Kantor berita Reuters, Rabu (20/3/2024), menyatakan, foto itu telah diedit secara digital di delapan tempat.
Beberapa jam sebelumnya, The New York Times menurunkan laporan bahwa kantor berita Getty Images juga menyatakan foto Ratu Elizabeth II yang diambil oleh Kate tersebut telah diolah secara digital.
Baik Getty, Reuters, maupun organisasi media lain memang tak menyebutkan adanya perubahan esensial pada foto-foto yang diedit tersebut. Juga tak ada pernyataan bahwa foto-foto itu sepenuhnya dipalsukan sampai maknanya berubah.
Pemeriksaan oleh editor foto Reuters menemukan bahwa ada delapan tempat di mana gambar tersebut jelas-jelas telah diubah melalui kloning digital. Kloning digital yang dimaksudkan adalah penyalinan piksel untuk memindahkan atau menutupi obyek atau area dalam foto. Istana Kensington menolak mengomentari foto kedua tersebut.
”Getty Images sedang memeriksa foto-foto yang dibagikan dan sesuai dengan kebijakan editorialnya. Mereka menempatkan catatan editor pada foto-foto yang menurut sumbernya telah disempurnakan secara digital," kata juru bicara Getty Images.
Baca juga: Konspirasi doal Kate Middleton hingga UFO Banjiri Tiktok
Seorang juru bicara Reuters mengatakan, Reuters memperbarui prosedurnya dalam pemeriksaan foto-foto dari Istana Kensington setelah mengonfirmasi adanya foto kedua yang diedit. Pemeriksaan ini sesuai prinsip yang dianut Reuters, yaitu Reuters mewajibkan foto tersebut memenuhi standar editorialnya dalam hal kualitas, keakuratan, dan keandalan gambar.
Temuan foto kedua yang diedit ini menambah sorotan publik terhadap Kate. Beragam spekulasi dan teori konspirasi berkembang liar sejak ia menghilang dari publik setelah menjalani operasi abdomen yang tak disebutkan penyebabnya. Situasi bergulir semakin parah ketika fotonya bersama ketiga anaknya yang dirilis pada 10 Maret 2024 diketahui telah diedit.
Spekulasi liar
Foto yang awalnya diharapkan dapat meredakan spekulasi soal Kate yang menghilang itu justru menjadi bencana spekulasi baru. Berbagai gosip beredar, mulai dari kabar bahwa ia sudah meninggal, demikian juga isu kedekatan William, suaminya, dengan sahabat Kate, Lady Rose Hanbury. Gosip-gosip itu mencuat kembali kendati telah berulang kali disangkal semua pihak.
Baca juga: Kasus Foto Putri Kate, Pelajaran Berharga ”Efek Streisand” yang Kembali Berulang
Kate telah memohon maaf pada publik atas tindakannya mengedit foto 10 Maret yang telah menimbulkan kegaduhan itu. "Seperti banyak fotografer amatir, saya kadang-kadang bereksperimen dengan pengeditan. Saya ingin menyampaikan permintaan maaf saya atas kebingungan yang disebabkan oleh foto keluarga yang kami bagikan kemarin," kata Kate melalui X.
Saat berkunjung ke Inggris Utara, Selasa (19/3/2024), William mengatakan bahwa seharusnya istrinya juga ada di sana bersamanya. ”Kate perlu duduk di sini,” katanya. Ia tak memberi komentar langsung soal spekulasi yang beredar ataupun video terbarunya bersama sang istri.
Menghadapi gonjang-ganjing seperti ini, baik Istana maupun Pemerintah Inggris biasa berupaya berpegang pada prinsip ”jangan pernah mengeluh, jangan pernah menjelaskan”. Namun, kadang-kadang muncul pula respons.
Pada Senin (18/3/3034), misalnya, Kedutaan Besar Inggris di Kyiv dan Moskwa mengeluarkan pernyataan di X bahwa ”berita tentang kematian Raja Charles III adalah palsu”. Komentar ini dikeluarkan setelah media Rusia secara keliru memberitakan kematian Charles.
Baca juga: Siapa Mengurus Kerajaan Inggris Saat Raja Charles III dan Kate Middleton Sakit?
Mengapa semua ini terjadi? Simeon Yates, profesor budaya digital di Universitas Liverpool, mengatakan bahwa ”Kategate” memicu kegaduhan masif karena isu Kerajaan Inggris menarik perhatian begitu banyak warga di Inggris, Amerika Serikat, dan berbagai penjuru dunia.
Daniel Allington, yang mempelajari studi teori konspirasi di King’s College London, sepakat bahwa spekulasi tentang Kate berakar pada hubungan emosional dengan keluarga Kerajaan Inggris. ”Karena itu, orang ingin terus membicarakan tentang mereka (kerajaan), orang ingin tahu tentang mereka, dan ketika sangat sedikit yang diungkap, orang akhirnya berspekulasi,” katanya.
Allington memprediksi, tidak mudah menyelesaikan hiruk-pikuk itu. "Begitu orang mulai meragukan, mereka akan meragukan semuanya. Begitu orang mulai berspekulasi tentang kebenaran yang disembunyikan, sangat sulit untuk memulihkan kembali seperti semula," ujarnya.
Salah satu upaya untuk memulihkan kepercayaan publik, keluarga kerajaan perlu kembali ke pesan khitah yang pernah digariskan Ratu Elizabeth II: anggota keluarga Kerajaan Inggris harus betul-betul tampil dan hadir di tengah masyarakat. (AP/REUTERS)