Putin Gelar Konser untuk Peringati Pendudukan Crimea dan Kemenangan Pemilu
Rusia akan membuat zona peyangga antara wilayah yang didudukinya dan wilayah yang dikendalikan Ukraina.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
MOSKWA, SENIN — Presiden Rusia Vladimir Putin memakai konser untuk berterima kasih kepada pendukungnya. Konser juga digunakan untuk memperingati pendudukan Semenanjung Crimea.
Putin naik panggung setelah sejumlah band dan penyanyi tampil. ”Bersama, kita akan terus maju dan membuat kita lebih kuat. Panjang umur Rusia,” ujarnya dalam konser di Lapangan Merah Moskwa pada Senin (18/3/2024) malam.
Putin memuji pencaplokan Crimea dan empat provinsi lain di Ukraina. ”Mengembalikan ke tanah air ternyata susah, tragis. Meski demikian, kita bisa melakukannya,” ujarnya.
Selain Crimea, Rusia menduduki sebagian Donetsk, Luhansk, Zaporizhia, dan Kherson. Crimea dicaplok sejak 2014, sementara empat provinsi lain diduduki sejak 2022. Bahkan, sebagian suara Putin di pemilu 2024 didapat dari pemungutan suara di lima wilayah itu.
Baginya, orang-orang di lima provinsi itu mau bergabung lagi dengan Rusia. Hanya saja, menurut Putin dan sebagian orang Rusia, Kyiv merintangi keinginan itu. Orang-orang Rusia memandang perlawanan penduduk Ukraina di lima wilayah itu sebagai rekayasa.
Di lima wilayah itu, memang ada orang-orang keturunan Rusia. Sebagian besar mereka merupakan keturunan orang-orang yang dipindahkan Joseph Stalin di era Uni Soviet. Adapun di masa Nikita Khrushchev, Uni Soviet memindahkan pengendalian Crimea dari Rusia ke Ukraina.
Setelah beberapa tahun menduduki sebagian Ukraina, Rusia belum sepenuhnya mengendalikan wilayah itu. Karena itu, Putin menegaskan serangan ke Ukraina akan diteruskan.
Moskwa tidak takut kepada siapa pun. Rusia akan membuat zona penyangga antara wilayah yang didudukinya dengan wilayah yang dikendalikan Ukraina. Zona itu untuk perlindungan dari serangan-serangan Ukraina.
Sambutan penonton
Dalam konser di Lapangan Merah, Putin disambut ribuan orang yang melambaikan bendera Rusia dan bersorak-sorak. ”Kami keluarga besar, berpandangan sama, berpendapat sama,” kata salah seorang penonton, Anastasia Kim (20).
Ia menyanggah anggapan Rusia mencaplok Ukraina. ”Anda tidak tahu Rusia, tidak paham apa pun. Di Rusia, kami hanya membawa kedamaian,” katanya.
Penonton lain, Viktoria (23), optimistis pada masa depan Rusia di bawah Putin. ”Putin dasar negara. Saya percaya dia. Keadaan terus membaik,” ujarnya.
Penonton lalin, Elena, menyebut wajar apabila Putin menang pemilu. ”Setiap warga yang menghormati negeri ini akan memilih Putin,” ucapnya.
Mayoritas negara Eropa Barat dan Amerika menganggap pemilu Rusia curang. Karena itu, hasilnya tidak bisa diterima.
Penolakan berbagai negara juga ditunjukkan terkait pendudukan Rusia atas lima wilayah Ukraina. Rusia berkeras penggabungan itu memenuhi kehendak warga. Buktinya, ada referendum yang menjadi dasar penggabungan.
Ukraina dan berbagai negara menganggap referendum tidak sah. Alasannya, pertanyaan yang diajukan hanya dua, bergabung dengan Rusia atau tidak. Ukraina meminta ada pertanyaan ketiga, yakni menjadikan wilayah Ukraina sebagai status quo.
Alasan lain, referendum digelar saat Crimea ada di bawah pendudukan pasukan Rusia. Kyiv mengklaim masyarakat Crimea di bawah tekanan mental sehingga tidak bisa memilih secara jernih. (AFP/AP/REUTERS)