Seperti prediksi, Putin memenangi pilpres Rusia. Ia terpilih dengan suara mayoritas dan berkuasa kelima kalinya.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
MOSKWA, SENIN — Seperti diperkirakan, Presiden RusiaVladimir Putin menang telak dalam pemilihan presiden dengan meraup 87,8 persen suara. Kemenangan itu mengantarkan Putin kembali memimpin Rusia untuk kelima kalinya. Kemenangan itu mendapat kritikan dari sejumlah negara Barat.
Kremlin, Senin (18/3/2024), memuji proses dan hasil pemilihan presiden Rusia. Pemungutan suara berlangsung pada 15-17 Maret 2024. ”Hampir 76 juta orang memilih Putin,” kata Ketua Komisi Pemilihan Rusia Ella Pamfilova.
Hasil itu merupakan hasil tertinggi dalam sejarah pasca-Soviet, menurut lembaga penghitungan cepat Public Opinion Foundation (FOM). Putin menyisakan sedikit saja suara bagi para pesaingnya.
Kandidat dari Partai Komunis/CPRF, Nikolai Kharitonov, menempati posisi kedua dengan perolehan suara kurang dari 4 persen. Kandidat dari Partai Rakyat Baru, Vladislav Davankov, berada di posisi ketiga, dan Leonid Slutsky dari Partai Demokrat Liberal menempati posisi keempat.
Dalam pidato kemenangan di Moskwa, Putin mengatakan kepada para pendukungnya, ia akan memprioritaskan penyelesaian ”operasi militer khusus” Rusia di Ukraina. Ia juga akan memperkuat militer Rusia.
Putin berjanji, Moskwa akan mempertahankan diri dari tekanan pihak luar. ”Tidak peduli siapa atau seberapa besar mereka ingin mengintimidasi, tidak peduli siapa atau seberapa besar mereka ingin menekan kemauan kita, kesadaran kita, tidak ada seorang pun yang pernah berhasil melakukan hal seperti itu dalam sejarah,” kata Putin.
”(Upaya menekan) itu tidak berhasil sekarang dan tidak akan berhasil di masa depan. Tidak akan pernah,” kata Putin, yang pernah menjadi pejabat intelijen KGB. Kemenangan Putin juga memberikan pesan bahwa para pemimpin negara-negara Barat harus memperhitungkan keberanian Rusia, baik dalam perang maupun damai, pada tahun-tahun yang akan datang.
Ucapan selamat
Atas kemenangan Putin itu, sejumlah pemimpin negara mengirimkan ucapan selamat. Kantor berita China, Xinhua, melaporkan, Presiden China Xi Jinping mengucapkan ucapan selamat kepada Putin yang berhasil meraih kemenangan kelima sebagai presiden Rusia.
Xi juga mengatakan, China tetap menjaga hubungan erat dengan Rusia untuk mendukung kemitraan kedua negara. ”Terpilihnya kembali Anda menunjukkan dukungan penuh rakyat Rusia kepada Anda. Saya yakin di bawah kepemimpinan Anda, Rusia pasti akan mampu mencapai prestasi yang lebih besar dalam pembangunan dan konstruksi nasional,” kata Xi.
Selain Xi, Presiden Iran Ebrahim Raisi juga mengucapkan selamat kepada Putin. Begitu pula Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengirimkan ucapan selamat kepada Putin.
Kritikan Barat
Namun, kemenangan Putin tidak disambut hangat para pemimpin Barat. Mereka justru mengkritik kemenangan Putin. ”Ini bukan pemilu yang bebas dan adil,” kata Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron.
Ia menyoroti ”penindasan yang dalam” di Rusia di bawah kepemimpinan Putin. ”Putin menyingkirkan lawan-lawan politiknya, mengontrol media dan kemudian menobatkan dirinya sebagai pemenang. Ini bukan demokrasi,” kata Cameron.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalea Baerbock menolak terpilihnya kembali Putin. Ia menyatakan, pemilihan presiden di Rusia merupakan pemilihan tanpa pilihan, terutama setelah tidak adanya oposisi. (AP/AFP/REUTERS)