Putin Undang Negara-negara untuk Jalin Kerja Sama Pertahanan dengan Rusia
Presiden Vladimir Putin mengajak negara-negara untuk bekerja sama di bidang pertahanan, termasuk kerja sama teknologi persenjataan. Ini merupakan salah satu upaya Kremin membangun aliansi global di luar skema Barat.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·5 menit baca
MOSKWA, SELASA — Presiden Rusia Vladimir Putin mengajak sejumlah negara untuk menjalin kerja sama di bidang pertahanan dengan Rusia. Putin, antara lain, menawarkan kepada mitra-mitranya berbagai senjata mutakhir dari hampir semua jenis dan tipe, termasuk sistem kendali mutakhir, sistem intelijen, senjata-senjata berpresisi tinggi, dan robot.
”Rusia terbuka untuk memperdalam kemitraan teknologi dan kerja sama teknis militer dengan negara-negara lain atas prinsip kesetaraan, sekaligus membuka diri untuk bekerja sama dengan semua pihak yang ingin menegaskan kepentingan nasional dan jalan pembangunan mandiri masing-masing negara,” kata Putin pada pembukaan Forum Teknis-Militer Internasional, ”Army 2023”, di Moskwa, Senin (14/8/2023).
Moskwa menggelar Forum Teknis-Militer Internasional, ”Army 2023”, selama 14-20 Agustus 2023. Acara tahunan edisi ke-11 itu digelar di tiga lokasi, yakni Kongres Patriot dan Pusat Pameran di Moskwa, lapangan tembak Alabino, dan lapangan udara Kubinka.
Nilai kontrak kerja sama yang akan ditandatangani di sela-sela forum itu mencapai 433 miliar rubel atau setara dengan 4,34 miliar dollar AS.
Selama 15-17 Agustus, forum dibuka untuk spesialis, delegasi asing, ilmuwan, dan kegiatan bisnis. Sementara masyarakat bisa menikmati pameran selama 18-20 Agustus.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, sekitar 28.500 contoh produk dipamerkan di stan-stan, paviliun-paviliun, dan lapangan. Total luas area pamer mencapai 300.000 meter persegi.
Produk militer mutakhir tersebut dipasok oleh 1.500 perusahaan industri pertahanan Rusia. Sebanyak 85 perusahaan dan organisasi asing dari tujuh negara ikut ambil bagian. Adapun nilai kontrak kerja sama yang akan ditandatangani di sela-sela forum itu mencapai 433 miliar rubel atau setara dengan 4,34 miliar dollar AS.
”Kami bermaksud melanjutkan kerja sama yang sudah terjalin sekaligus membangun kerja sama baru berdasarkan pengalaman sukses bertahun-tahun dari kemitraan yang saling menguntungkan," kata Putin dikutip dari laman Kremlin, situs resmi Istana Kepresidenan Rusia.
Skema kerja sama yang ditawarkan Putin meliputi pengembangan di berbagai area, termasuk pelatihan sumber daya manusia, pelatihan dan peningkatan kualifikasi tentara asing, serta penyelenggaraan pos komando bersama dan latihan militer gabungan lainnya.
”Dan kami berharap, seperti sebelumnya, perjanjian-perjanjian penting dan kontrak-kontrak ekspor akan ditandatangani di sela-sela forum,” kata Putin.
Dalam pidato bagian awal, Putin menyebut, Forum Teknis-Militer Internasional yang telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir itu telah mendapatkan pengakuan internasional dan prestis yang tinggi. Forum itu menjadi salah satu pergelaran terbesar dunia untuk memamerkan produk-produk modern dan inovasi-inovasi militer.
Forum itu telah memberikan sumbangsih besar bagi pengembangan kerja sama teknologi militer. ”Dan secara luas, (memberi sumbangsih besar) untuk pengembangan kerja sama multifaset Rusia dengan negara-negara di dunia,” kata Putin.
Pesawat nirawak
Adapun diskusi-disuksi dalam forum, Putin menambahkan, secara khusus akan mengangkat tema pesawat nirawak alias drone. Industri bidang ini tengah berkembang pesat, baik untuk segmen militer maupun segmen sipil.
Putin juga mengajak peserta untuk memberi perhatian kepada produk-produk inovatif, termasuk untuk kebutuhan sipil, dari perusahaan-perusahaan pertahanan Rusia. Di antaranya adalah kapal, helikopter, kendaraan amfibi, dan pesawat nirawak untuk aplikasi yang beragam.
”Saya juga menggarisbawahi bahwa program bisnis di forum tahun ini, yang mencakup 250 event, fokus pada diverisikasi industri pertahanan dan pembangunan teknologi kecerdasan buatan. Rusia memiliki sesuatu yang ditawarkan di bidang yang menjanjikan ini. Setiap tahun, kita menyaksikan pasar yang terus tumbuh untuk produk-produk kecerdasan buatan,” kata Putin.
Sistem ini dikembangkan dengan telah memperhitungkan pengalaman operasi khusus dan karakteristik peralatan NATO yang ditangkap.
Merujuk kantor berita Rusia, TASS, Kementerian Dalam Negeri Rusia menyebutkan, sebanyak 60 negara telah mengonfirmasi akan hadir dalam forum itu. Sejumlah pertemuan bilateral antara para pemimpin militer Rusia dan mitra sudah diagendakan.
Perusahaan negara Rostec mengatakan kepada TASS bahwa forum tersebut akan memamerkan sistem artileri Rusia terbaru. Sistem ini dikembangkan dengan telah memperhitungkan pengalaman operasi khusus dan karakteristik peralatan NATO yang ditangkap.
Pesawat tempur MiG-35 terbaru dipamerkan di dekat pintu masuk utama paviliun pameran. Selain itu, bagian dari rangkaian pesawat seri dan modern juga akan dipajang di lapangan terbang Kubinka.
Sementara itu, Konferensi Moskwa tentang Keamanan Internasional digelar di Moskwa pada Selasa (15/8/2023). Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, pembukaan konferensi akan menampilkan pidato Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. Laporan tentang masalah utama keamanan global di dunia multipolar akan disampaikan oleh Menteri Pertahanan Shoigu, Direktur Badan Intelijen Luar Negeri (SVR) Sergey Naryshkin, dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.
Kementerian Luar Negeri Rusia menyebutkan, pidato diplomat top Rusia akan dikhususkan untuk tema mencari cara pembangunan di luar mekanisme Barat. Ini termasuk Upaya penguatan asosiasi multilateral jenis baru, seperti Shanghai Cooperation Organization (SCO), BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), Persatuan Ekonomi Eurasia (EAEU), dan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) beranggotakan negara-negara Eropa Timur.
Pidato diplomat top Rusia akan dikhususkan untuk tema mencari cara pembangunan di luar mekanisme Barat.
Menteri Pertahanan China Li Shangfu, yang tiba di Moskwa pada Senin, akan tinggal di Rusia hingga 19 Agustus. Li akan berbicara di forum tersebut.
”Pandangan dan penilaian situasi saat ini akan disampaikan dalam pidato menteri pertahanan China, Belarusia, wakil kepala staf umum Iran, serta kepala departemen pertahanan dari sekitar 20 negara sahabat lainnya,” kata Kementerian Pertahanan Rusia.
Para tamu petinggi yang hadir, antara lain, Menteri Pertahanan dan Veteran Militer Afrika Selatan Thandi Modise, Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Myanmar Tin Aung San, serta Wakil Menteri Pertahanan Pertama Pakistan Jenderal Hamood uz Zaman Khan. Mantan Menteri Luar Negeri Austria Karin Kneissl juga akan berpartisipasi dalam konferensi tersebut.
Program ini akan mencakup tiga sesi pleno: ”Aspek Keamanan Militer di Timur Tengah dan Benua Afrika”, ”Keamanan di Kawasan Asia-Pasifik”, serta ”Interaksi Badan Militer: Kenyataan dan Harapan”.
Secara total, menurut Kementerian Pertahanan Rusia, lebih dari 800 delegasi dari 76 negara akan ambil bagian dalam konferensi tersebut. Negara yang diundang, antara lain, China, India, Afrika Selatan, Israel, Turki, Meksiko, UEA, Arab Saudi, dan Korea Utara.
Perwakilan dari delapan organisasi internasional, termasuk PBB, CSTO, SCO, ASEAN, Liga Arab, dan Uni Afrika, juga dijadwalkan untuk ambil bagian dalam konferensi tersebut. Namun, negara-negara Barat tidak ada dalam daftar undangan.
Acara akan dibuka dengan diskusi tentang ”Realitas Keamanan Global di Dunia yang Multipolar”. Program ini akan mencakup tiga sesi pleno: ”Aspek Keamanan Militer di Timur Tengah dan Benua Afrika”, ”Keamanan di Kawasan Asia-Pasifik”, serta ”Interaksi Badan Militer: Kenyataan dan Harapan”.