Rusia dan Ukraina sama-sama menggunakan tentara bayaran selama perang. Rusia antara lain menggunakan Wagner.
Oleh
KRIS MADA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia kembali terseret ke dalam perangUkraina. Kali ini, Rusia menuding 10 warga Indonesia menjadi tentara bayaran di Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia mengungkap daftar itu pada Kamis (14/3/2024) malam waktu Moskwa atau Jumat (15/3/2024) dini hari WIB. Kedutaan Besar Rusia di Jakarta menyebarkan ulang daftar itu pada Jumat pagi.
Menurut Moskwa, 13.387 orang menjadi tentara bayaran Ukraina dalam dua tahun terakhir. Rusia mengklaim, 5.962 tentara bayaran Ukraina tewas dalam perang selama ini.
Dari daftar itu, menurut Moskwa, ada empat orang Indonesia tewas dan enam lainnya belum diketahui nasibnya. Total ada 10 warga Indonesia diklaim Rusia menjadi tentara bayaran di Ukraina.
Duta Besar Ukraina di Jakarta Vasyl Hamianin mengingatkan, Rusia konsisten berbohong selama perang. Justru selama ini, terbukti Rusia menggunakan warga asing dan tentara bayaran untuk menyerbu Ukraina. ”Minta mereka tunjukkan bukti dan fakta,” ujarnya.
Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Lalu M Iqbal, mengatakan, informasi itu perlu didalami lebih lanjut. ”Silakan bertanya kepada Rusia mengenai data yang mereka miliki,” ujarnya.
Tentara bayaran
Fakta menunjukkan, Rusia dan Ukraina sama-sama menggunakan tentara bayaran selama perang. Rusia antara lain menggunakan Wagner, perusahaan pengerah tentara bayaran.
Pendiri dan pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, tewas dalam kecelakaan pesawat di Moskwa beberapa bulan lalu. Kematian terjadi beberapa waktu setelah Wagner memberontak pada Juni 2023.
Sementara di Ukraina ada Legiun Internasional. Legiun itu terdiri atas warga asing yang membantu Ukraina dalam perang menghadapi Rusia. Pada Februari 2022, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut ada 20.000 orang dari 52 negara bergabung di legiun itu.
Kyiv membantah orang-orang asing itu menjadi tentara bayaran. Menurut Kyiv, orang-orang itu bagian dari militer Ukraina.
Latar belakang orang-orang di Legiun Internasional Ukraina amat beragam. Sebagian pernah menjadi tentara di Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Inggris, hingga Australia.
Bahkan, sebagian pernah ditugaskan dalam perang di Afrika dan Asia. Selain mengangkat senjata, sebagian warga asing itu juga ada yang menjadi mekanik tempur, kesehatan, hingga telekomunikasi.
Petinggi militer Jerman, Bundeswehr, malah menuding ada tentara Inggris di Ukraina. Tudingan itu dibahas dalam rekaman pembicaraan yang dibocorkan Rusia beberapa pekan lalu. (AFP/REUTERS)