Puluhan Tahun Alien-UFO Bikin Gaduh di AS, Pentagon: Itu Imajinasi Belaka
Pentagon tidak menemukan bukti keberadaan alien dan UFO. Itu imajinasi belaka. Namun, kebenaran tetap ada di luar sana.
Tidak ada bukti makhluk asing atau makhluk luar angkasa supercerdas beserta obyek terbang tak dikenalnya atau UFO pernah mengunjungi atau mendarat darurat di Bumi. Kabar dan imaji penampakan UFO, yang dilaporkan dari berbagai lokasi sejak akhir Perang Dunia II, sebenarnya hanyalah obyek atau fenomena biasa yang salah teridentifikasi.
Imajinasi publik tentang UFO, makhluk asing, dan keyakinan bahwa ”manusia tidak sendirian di alam semesta ini” kian berkembang gara-gara menjamurnya film, serial televisi, buku, dan konten internet serta media sosial bertema itu.
Begitu kesimpulan dari hasil penelitian Badan Resolusi Anomali Seluruh Domain (ARRO) Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon, Jumat (8/3/2024), setelah memeriksa semua laporan penampakan fenomena anomali tidak dikenal atau yang lebih dikenal sebagai UFO sejak tahun 1945.
Baca juga: UFO Tetap Tak Terpecahkan
Pentagon tidak menemukan bukti tanda-tanda kehidupan di luar Bumi. Mereka juga tidak menemukan bukti Pemerintah AS dan perusahaan swasta selama ini telah merekayasa balik teknologi luar angkasa dan bersekongkol untuk menyembunyikannya dari publik.
BBC News menyebutkan, laporan penampakan UFO melonjak pada era tahun 1950-an dan 1960-an karena banyaknya uji coba pesawat mata-mata AS yang canggih dan berteknologi luar angkasa. Sebagian besar dari penampakan UFO sebenarnya hanya obyek biasa dari Bumi.
Hasil studi Pentagon tersebut otomatis menghapus klaim-klaim yang pernah ada, seperti pernyataan mantan pejabat Badan Pusat Intelijen AS (CIA) yang mengaku pernah terlibat dalam operasi dan eksperimen teknologi luar angkasa.
Baca juga: Misteri Abadi UFO
Dokumen komunitas intelijen pada 1961 yang konon merupakan dokumen tentang dugaan UFO, kata Pentagon, tidak asli. Para pejabat AS selama bertahun-tahun berupaya mencari jawaban atas laporan penampakan UFO. Namun, sejauh ini belum berhasil mengidentifikasi bukti nyata adanya kehidupan di luar Bumi.
Dokumen komunitas intelijen pada 1961 yang konon merupakan dokumen tentang dugaan UFO, kata Pentagon, tidak asli.
Pada 2021, ada laporan pemerintah yang meninjau 144 penampakan obyek yang tampaknya terbang dengan kecepatan atau lintasan misterius. Tidak ditemukan kaitan obyek itu dengan makhluk luar angkasa.
Isu tersebut kembali disoroti ketika seorang pensiunan perwira intelijen Angkatan Udara AS bersaksi di depan kongres bahwa AS menyembunyikan program lama yang mengambil dan merekayasa balik UFO.
Setelah membantah klaim itu, Pentagon membentuk unit khusus untuk melacak laporan penampakan UFO pada akhir 2022. Ratusan laporan baru sudah masuk, tetapi tak ditemukan satu pun bukti.
Baca juga: Ada 143 Penampakan UFO di AS sejak 2004
Berdasarkan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional 2023, ARRO diharuskan mengeluarkan laporan yang merinci catatan sejarah pemerintah terkait apa yang mereka sebut ”fenomena anomali tak dikenal” atau UAP sejak 1945. Juru bicara Departemen Pertahanan AS Pat Rider menjelaskan pihaknya sudah mengirimkan jilid pertama laporan dari dua jilid yang ada ke kongres pada pekan lalu.
Didasarkan persepsi
Laporan itu menyebutkan, banyak orang meyakini ada UFO karena didasarkan pada persepsi tentang pengalaman masa lalu, pengalaman orang lain yang dipercaya, atau media yang dipercaya sebagai sumber informasi kredibel dan dapat diverifikasi.
Menjamurnya program televisi, buku, film, dan banyaknya konten internet dan media sosial yang berpusat pada topik terkait UAP juga kemungkinan besar memengaruhi percakapan publik mengenai topik ini, dan memperkuat keyakinan ini di beberapa bagian masyarakat.
Ada banyak narasi dalam budaya populer bahwa pemerintah atau sebuah organisasi rahasia di dalamnya telah menemukan beberapa ”pesawat luar angkasa dan sisa-sisa biologis luar bumi” serta menjalankan program untuk ”merekayasa balik” teknologi yang dipulihkan tersebut.
Militer AS telah menghabiskan waktu puluhan tahun untuk membelokkan, membantah, dan mendiskreditkan laporan pengamatan terhadap UFO dan ”piring terbang” sejak 1940-an. Misteri keberadaan UFO dan kehidupan luar angkasa ini menjadi isu yang selalu hangat dibicarakan.
Bahkan, keyakinan akan konsep ”kita tidak sendiri di alam semesta ini” melandasi munculnya film-film berlatar itu, seperti E.T The Extra-Terrestrial, Superman, Star Wars, Star Trek, Independence Day, Alien, Men In Black, dan Contact.
Baca juga: Memangnya Kita Siap Bertemu Alien?
Segala macam hal terkait isu luar angkasa ini menarik bagi warga AS. Bahkan, Museum dan Pusat Penelitian UFO Internasional di Roswell, New Mexico, juga kebanjiran pengunjung. Pada tahun lalu, museum yang dibuka pada 1992 itu jumlah pengunjungnya mencapai 5 juta orang. Setiap tahun kira-kira ada 220.000 orang dan setiap Festival UFO tahunan datang puluhan ribu orang ke Roswell.
Direktur Eksekutif Museum Karen Jaramillo menjelaskan, museum tersebut menjadi pusat bagi orang-orang yang gemar pada hal-hal berbau luar angkasa dan fenomena luar angkasa sejak Insiden Roswell pada 1947. Pada waktu itu, Angkatan Darat AS mengumumkan menemukan ”piring terbang”, tetapi kemudian diralat dengan disebutkan itu hanya sisa-sisa balon cuaca yang jatuh.
Menurut jajak pendapat Gallup pada 2021, lebih dari 40 persen warga AS meyakini ada pesawat luar angkasa milik makhluk asing yang datang ke Bumi. Jumlah ini naik dari 33 persen hanya dalam dua tahun. Namun, menurut jajak pendapat YouGov pada 9-12 September 2022 terhadap 1.000 warga dewasa AS juga menemukan skeptisisme mengenai keberadaan makhluk asing menurun sejak 1990-an.
Kini, hanya 20 persen warga AS yang percaya UFO membuktikan ada kehidupan luar angkasa. Ada 13 persen orang yang percaya akan terjadi kontak manusia-makhluk asing dalam 50 tahun ke depan.
Baca juga: Satgas Khusus dan Keseriusan AS Mengungkap Misteri UFO
Sementara hanya 17 persen yang mengira bentuk makhluk asingnya akan seperti yang sering digambarkan di film-film, berkulit hijau, dan kepala serta mata besar. Sekitar 66 persen berpendapat makhluk asing lebih maju secara teknologi dibandingkan manusia dan 44 persen yakin makhluk asing akan datang dalam damai.
Sebanyak 24 persen mengaku pernah melihat langsung UFO, tetapi 43 persen percaya yang mereka lihat itu akibat dari fenomena alam yang tidak dapat diidentifikasi. Ada 34 persen yang yakin apa yang mereka lihat itu adalah UFO, sementara 23 persen tidak yakin apa-apa.
Masalah psikologis
Jurnal Applied Cognitive Psychology pernah memublikasikan penelitian dari Guru Besar Psikologi Sosial dan Organisasi di VU University Amsterdam, Belanda, Jan-Willem van Prooijen. Jurnal yang dikutip majalah Time, 14 Agustus 2015, itu menjelaskan bahwa orang-orang yang memercayai UFO dan makhluk asing, termasuk penganut teori konspirasi. Dari semua penganut teori konspirasi itu, ada satu kesamaan, yakni mereka merasa tidak memiliki kendali atas hidup mereka.
Teori konspirasi kerap muncul pada saat ketidakpastian dan ketakutan. Jika orang merasa tidak memiliki kendali atas suatu situasi, mereka akan coba memahami situasi itu dan mencari tahu apa yang terjadi.
”Pemikiran yang masuk akal mengarahkan mereka untuk menghubungkan titik-titik yang belum tentu terhubung dalam kenyataan,” kata Van Prooijen.
Baca juga: ”Alien” di Kongres Meksiko Versus Jenglot Indonesia
Penjelasan senada diutarakan psikolog Karen Douglas dari Universitas Kent, Inggris, dalam makalah yang dipublikasikan di Psychological Science pada 2017. Hampir semua teori konspirasi memenuhi tiga kebutuhan dasar, yakni teori memberikan pemahaman dan kepastian, menciptakan rasa kendali dan keamanan, serta meningkatkan citra diri orang beriman.
Pada umumnya, manusia tidak tahan dengan ketidakpastian yang mengganggu. Jadi, jawaban apa pun terhadap suatu misteri—bahkan jawaban yang ngawursekalipun—dianggap lebih baik ketimbang tidak ada jawaban sama sekali.
Business Insider, 21 Januari 2023, mengutip hasil penelitian terkait penampakan hantu, setan, dan makhluk asing yang dilaporkan sering kali terjadi pada malam hari dalam Journal of Sleep Research. Mereka yang pernah melihatnya memiliki satu kesamaan, yakni gangguan tidur.
Betul Rauf dari Goldsmiths University Sleep Lab menjelaskan, pengalaman itu bisa sangat menakutkan dan meningkatkan kecemasan lalu mengganggu tidur.
Baca juga: Ingin Patahkan Berbagai Mitos, NASA Ikut Teliti UFO
Hasil survei terhadap 8.835 orang memperlihatkan, mereka yang mengalami gangguan tidur, seperti insomnia, lebih cenderung memercayai hal-hal paranormal, seperti jiwa yang tetap hidup setelah kematian, kemampuan orang berkomunikasi dengan orang mati, dan keberadaan hantu, setan, serta makhluk asing.
”Orang-orang coba menjelaskan sesuatu yang terjadi melalui cara-cara paranormal ketika mereka tidak bisa menemukan penjelasan atas sesuatu yang sedang terjadi. Hal-hal negatif yang sedang terjadi di sekitar mereka cenderung dikaitkan dengan aktivitas paranormal,” kata Direktur Fringe Paranormal Don Collins, kelompok penyelidik paranormal di Ohio, AS, kepada harian The New York Times.
Lalu, kembali ke pertanyaan awal, apakah makhluk asing dan UFO itu nyata ada? Atau sekadar imajinasi atau bagian dari proyek luar angkasa AS? Tidak ada yang tahu pasti karena, seperti kata agen khusus FBI, Mulder dan Scully, dalam film seri The X-Files: ”The truth is out there.” (REUTERS/AP)