Israel Tembaki Warga Gaza yang Menanti Bantuan, 104 Orang Tewas
Insiden itu bisa menggagalkan pembicaraan untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
GAZA, KAMIS — Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan, setidaknya 104 orang tewas dan lebih dari 750 orang terluka saat tentara Israel melepaskan tembakan terhadap warga yang berkumpul di titik pembagian bantuan. Militer Israel menyebut, tentara itu menembak ”beberapa orang” di antara kerumunan yang mengancam mereka.
Juru bicara kementerian, Ashraf al-Qudra, mengatakan, insiden itu terjadi di Nabulsi, sebelah barat Kota Gaza pada Kamis (29/2/2024) pagi waktu setempat. Menurut dia, tim medis kewalahan karena banyaknya orang yang terluka dan dibawa ke Rumah Sakit Al-Shifa.
Hussam Abu Safieyah, Kepala Rumah Sakit Kamal Adwan, menyatakan telah menerima 10 jenazah dan puluhan korban luka. Ia tidak tahu berapa banyak korban yang dibawa ke rumah sakit lain. Rumah sakit menyebut jumlah ambulans tidak cukup untuk mengumpulkan semua korban tewas dan terluka.
Kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebutkan, Abbas ”mengecam keras pembantaian oleh militer Israel terhadap orang-orang yang menunggu datangnya truk-truk bantuan di Nabulsi”. Adapun Hamas menyatakan, insiden tersebut bisa mengakibatkan gagalnya pembicaraan di masa mendatang untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera.
”Negosiasi oleh para pemimpin kelompok perlawanan bukan proses terbuka yang dilakukan di atas darah rakyat kami,” sebut Hamas.
Kantor berita Reuters menerima sejumlah video tentang penembakan itu, tetapi tidak bisa memverifikasi kebenarannya. Salah satu video yang diunggah di media sosial memperlihatkan truk-truk yang mengangkut banyak jenazah. Hanya bisa dipastikan lokasi video itu di Nabulsi.
Negosiasi oleh para pemimpin kelompok perlawanan bukan proses terbuka yang dilakukan di atas darah rakyat kami.
Militer Israel menyatakan tengah memeriksa laporan tentang penembakan tersebut. Sumber di Israel mengatakan, tentara menembaki warga Palestina yang buru-buru menuju ke truk-truk bantuan dan seorang tentara berpikir orang-orang itu ”mengancam”.
”Kerumunan itu mendekati pasukan dengan cara yang mengancam, lalu merespons dengan melepaskan tembakan,” kata sumber tersebut kepada kantor berita AFP dengan syarat dikutip anonim karena tidak punya kewenangan berbicara tentang insiden itu.
Wilayah Gaza didera ancaman kelaparan dan terisolasi akibat perang yang pecah antara Hamas dan Israel sejak 7 Oktober 2023. Truk-truk pembawa bantuan kemanusiaan bisa mencapai bagian utara Gaza pada pekan ini.
Lembaga-lembaga kemanusiaan mengungkap, saat ini hampir mustahil mengirimkan bantuan kemanusiaan di sebagian besar wilayah Gaza karena sulitnya berkoordinasi dengan militer Israel. Mereka juga harus berhadapan dengan kekerasan yang masih berlanjut dan orang-orang yang sudah putus asa menanti bantuan.
Pada awal Februari, Program Pangan Dunia menghentikan pengiriman bantuan ke wilayah utara Gaza karena banyaknya kekacauan. Konvoi bantuan mereka dihentikan di tengah jalan oleh warga yang ingin mendapatkan bantuan tersebut.
PBB menyebut, setidaknya seperempat dari 2,2 juta penduduk Gaza kelaparan. Sekitar 80 persen warga juga telah meninggalkan rumah mereka. Masyarakat internasional semakin gencar menyerukan gencatan senjata. Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar tengah mengupayakan kesepakatan antara Hamas dan Israel untuk jeda kemanusiaan dan pembebasan sandera.
Para mediator berharap kesepakatan itu bisa dicapai sebelum bulan suci Ramadhan yang kemungkinan dimulai pada 10 Maret 2024. Namun, sejauh ini baik Israel maupun Hamas masih bersikukuh pada tuntutan masing-masing. (AP/AFP/REUTERS)