Pria Berseragam Angkatan Udara AS Bakar Diri di Kedutaan Israel
Sudah dua orang membakar diri untuk memprotes kebrutalan Israel di Palestina. Israel akan serbu Rafah saat Ramadhan.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·3 menit baca
WASHINGTON DC, SENIN — Seorang pria berseragam Angkatan Udara Amerika Serikat membakar diri. Tindakan di depan Kedutaan Besar Israel di Washington DC itu untuk memprotes ulah Israel terhadap Palestina.
Bakar diri terjadi pada Minggu (25/2/2024) siang waktu Washington DC atau Senin dini hari WIB. Di media sosial beredar video dan foto detik-detik pria itu membakar diri. ”Saya tidak akan lagi terlibat dalam genosida,” teriak pria itu sebelum mulai menyulut api.
Ia juga mengaku sebagai prajurit AU AS. Walakin, tidak diketahui siapa pria itu sebenarnya. Juru bicara Layanan Darurat Washington DC, Vito Maggiolo, mengatakan, luka bakar pria itu bisa mengancam jiwanya. Pria itu sedang dirawat di salah satu rumah sakit di Washington DC.
Petugas menyemprotkan pemadam api dari tiga tabung ke tubuh pria itu. Sebagian lagi menodongkan pistolnya ke arah pria tersebut.
Jurnalis lepas di Washington DC, Andrew Leyden, melihat lokasi kejadian. Menurut Leyden, pria itu membakar diri di lokasi untuk menyimbolkan jumlah sandera yang ditawan Hamas.
Adapun AU AS belum bisa memastikan apakah pria itu benar-benar tentara atau bukan. Departemen Pertahanan AS juga menyatakan hal senada.
Bakar diri untuk memprotes kebrutalan Israel bukan kali ini saja terjadi di AS. Pada Desember 2023, di Atlanta, seorang pria membakar diri di depan konsulat Israel.
Jeda pertempuran
Sementara itu, pembicaraan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza masih terus berlangsung. Pembicaraan yang telah berbulan-bulan gagal ini sekarang difokuskan untuk jeda selama Ramadhan.
Perundingan lanjutan digelar di Doha, Qatar, pada Minggu. Delegasi AS dan Mesir hadir, demikian juga perwakilan Hamas dan Israel. Sampai sekarang, pengganjal utama perundingan adalah penolakan Israel menghentikan gempuran ke Gaza. Bahkan, Israel sedang bersiap menyerbu Rafah yang kini dihuni 1,4 juta pengungsi.
Israel memberi Hamas waktu sampai 11 Maret 2024 atau awal Ramadhan untuk membebaskan semua sandera. Jika tidak, Israel akan menyerbu Rafah habis-habisan di bulan puasa.
Perundingan Doha melanjutkan perundingan beberapa hari sebelumnya di Paris, Perancis. Hamas tidak mengirim wakil ke Paris. ”Pembicaraan itu mencapai pemahaman di antara empat perwakilan tentang kesepakatan penyanderaan untuk gencatan senjata sementara,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan kepada CNN.
Ia menyebut, perlu diskusi tidak langsung Qatar dan Mesir dengan Hamas. Selama ini, Kairo dan Doha praktis menjadi penghubung ke Hamas. Adapun AS menjadi pendukung Israel.
Saat wakilnya berunding, pasukan Israel terus menyerbu Gaza. Israel menegaskan, serangan darat akan diperluas. Adapun Hamas menolak pembahasan jeda tempur. Hamas mau gencatan senjata yang lebih lama. Secara hukum, gencatan senjata memang berlangsung lebih lama dan bagian dari persiapan penghentian perang secara permanen.
Adapun Kantor Perdana Menteri Israel malah mengumumkan rencana pengusiran orang dari Rafah. Rencana itu diungkap dalam rapat kabinet perang Israel pada Minggu. Cara pemindahan 1,4 juta orang dari Rafah tidak dirinci.
Presiden AS Joe Biden pernah menyebut, Israel tidak bisa menyerbu Rafah tanpa rencana rinci memindahkan 1,4 juta orang dari sana. Dengan kata lain, AS tidak sepenuhnya menolak serangan darat ke Rafah.
Sampai sekarang, tidak ada kejelasan ke mana 1,4 juta penghuni Rafah harus mengungsi lagi. Sebelum ini, mereka mengungsi dari sisi utara Gaza. Dalam upaya mencapai Rafah, ribuan orang tewas dan cedera akibat serangan Israel. Rombongan pengungsi berulang kali jadi sasaran serangan Israel.
PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, serangan darat ke Rafah hanya soal waktu. Israel menolak usulan apa pun untuk membatalkan serangan itu. ”Harus dilakukan karena kemenangan total adalah tujuan kami,” ujarnya.
Ia juga menolak usulan soal penarikan tentara Israel dari Gaza. Ia malah kembali menyatakan, Israel akan mengendalikan Gaza jika perang berakhir. Ia mengabaikan desakan AS dan sejumlah negara lain soal pendudukan di Gaza.
Serangan Israel ke Gaza telah menewaskan 29.692 warga Gaza dalam lima bulan terakhir. Aparat dan warga Israel juga merintangi pengiriman pangan dan obat-obatan ke Gaza. (AP/AFP/REUTERS)